BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Kemampuan
menulis surat merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap lulusan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan
memiliki kemampuan tersebut, banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa.
Manfaat-manfaat tersebut diantaranya siswa dapat menyampaikan gagasan, pikiran,
isi hati, informasi, pernyataan, serta maksud atau kehendak kepada orang lain
melalui bahasa tulis. Selain itu, siswa juga dapat menggunakan surat sebagai
bukti historis sebagai alat pengingat.
Dalam
KTSP, pelajaran bahasa Indonesia
mencakup komponen berbahasa, yang meliputi aspek-aspek menulis, menyimak,
berbicara, dan membaca. Dalam hal ini,. menulis surat termasuk dalam
ruang lingkup keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menulis. Surat
merupakan sarana untuk menyampaikan pikiran, isi hati, maksud atau kehendak,
kepada orang lain melalui bahasa tulis. Surat juga bermacam-macam bentuk dan
jenisnya, bergantung pada sifat, wujud, keamanan isinya, dan proses penyelesaiannya.
Bentuk
surat berdasarkan sifatnya ialah surat dinas. Surat dinas itu sendiri merupakan
surat resmi yang di dalamnya menyangkut berbagai hal tentang kedinasan,
Triharjanto (dalam Dalman 2012:274). Penulisan surat dinas memiliki
aturan-aturan, baik menyngkut bahasa, bentuk, maupun juga susunannya. Susunan
surat tersebut, secara keseluruhan terdiri atas bagian-bagian surat. Jika
bagian-bagian surat tersebut ditulis
secara benar dan disusun berdasarkan aturan yang baik, tentu surat yang dibuat
itupun akan menjadi surat yang baik pula. Hal ini sejalan dengan pendapat
Subagyo (dalam Dalman,2012:274) yang mengatakan bahwa penulisan surat yang
baik, tentunya mengandung bagian-bagian yang memenuhi persyaratan surat yang
baik. Sebuah surat yang baik tentu disusun secara baik pula. Susuna-susunan
surat itu terdiri dari: kop surat, nomor surat, tanggal surat, lampiran,hal,
alamat surat, salam pembuka, isi, salam penutup, tembusan, dan inisial. Dalam
hal ini, Rozana (1994:13) juga mengungkapkan bahwa bagian besar bagian surat
tersebut adalah kepala surat, nomor surat, tanggal surat, lampiran, perihal,
alamat surat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tembusan, dan inisial.
Fungsi
utama surat adalah sebagai alat komunikasi tertulis. Dalam melakukan komunikasi,
terutama komunikasi tulisan tentu dibutuhkan bahasa yang komunikatif. Artinya,
bahsa yang digunakan mudah dipahami dan dimengerti. Oleh karena itu seorang
penulis surat harus memiliki pengetahuan sekaligus kemampuan dalam menggunakan
bahasa. Dengan demikian, akan terjadi komunikasi yang baik. Tentu saja hal ini
sangat penting dipelajari oleh siswa dan dikuasai, sehingga siswa mampu
mengomunikasikan maksudnya secara tepat dan benar.
Berbicara
mengenai bahasa yang digunakan dalam surat, maka harus diperhatikan penggunaan
ejaannya. Pada dasarnya, bahasa surat merupakan kunci utama dalam menulis
surat. Seseorang yang keliru dan kurang teliti dalam menggunakan bahasa di
dalam suratnya, maka surat tersebut tidak akan dipahami oleh si pembacanya.
Bahkan, surat tersebut bisa jadi tidak akan dibaca oleh si penerima surat. Oleh
sebab itu, bahasa surat yang digunakan dalam menulis surat resmi, haruslah
ditulis dengan menggunakan bahasa yang baku, yaitu bahasa yang mengikuti kaidah
bahasa yang dibakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Kosasih (dalam Dalman,
2012:291), yang menyatakan bahwa kebakuan surat resmi meliputi: penyusunan
kalimat, pemilihan kata, serta penggunaan ejaan. Ejaan mengatur keseluruhan
cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai
sasarannya (Dalman, 2012: 292). Pendapat tersebut menegaskan bahwa hal penting
dalam menulis surat adalah penggunaan ejaan. Oleh sebab itu, dengan menggunakan
ejaan, tulisan akan menjadi teratur dan tertib.
Surat
yang baik adalah surat yang ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baku dan memperhatikan ejaan, pilihan kata, dan kalimat yang digunakan. Namun,
dalam kenyataannya masih banyak siswa yang belum bisa membuat surat resmi
dengan baik. Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan ejaan siswa dalam membuat surat. Misalnya penggunaan kalimat yang
kurang efektif dalam bagian penutup surat, yang menimbulkan ketidakjelasan
makna.
Contoh:
Atas perhatian dan kerja
samanya,diucapkan terima kasih.
Akhiran
–nya dalam frasa kerja samanya yang bermakna sebagai kata ganti orang ketiga
menyebabkan ketidakjelasan kalimat, dan kata diucapkan pada kalimat tersebut
juga tidak jelas siapa yang mengucapkan.
Seharusnya
kalimat tersebut diperbaikai menjadi “Atas perhatian dan kerja sama Saudara,
saya mengucapkan terima kasih”.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul, “Hubungan
Penguasaan Ejaan dengan Kemampuan Membuat Surat Dinas Siswa Kelas XII SMAN 1
Talang Padang Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.2
Identifikasi
Masalah
Bardasarkan
latar belakang masalah, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1. Hubungan
pengetahuan ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas.
2. Hubungan
penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas.
3. Hubungan
penggunaan teknik pembelajaran dengan kemampuan membuat surat dinas.
4. Hubungan
motivasi belajar dengan kemampuan membuat surat dinas.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah, penulis membatasi masalah sebagai berikut,” Hubungan
Pengetahuan Ejaan dengan Kemampuan Membuat Surat Dinas Siswa Kelas XII SMAN 1
Talang Padang Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.4 Perumusan Masalah
1. Bagaimana
tingkat penguasaan ejaan siswa kelas XII SMA X?
2. Bagaimana
tingkat kemampuan membuat surat dinas siswa kelas XII SMA X?
3. Adakah hubungan penguasaann ejaan dengan kemampuan
membuat surat dinas siswa kelas XII SMA X?
4. Apakah
hubungan penguassan ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas linear?
1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Tingkat
penguasaan ejaan siswa kelas XII SMAN 1 Talang Padang.
2. Tingkat
kemampuan membuat surat dinas siswa kelas XII SMAN 1 Talang Padang.
3. Hubungan
penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas siswa kelas XII SMAN 1
Talang Padang.
4. Linearitas
hubungan penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas.
1.5.2 Kegunaan Penelitian
Hasil
penelitian ini berguna bagi guru bidang studi bahasa Indonesia pada umumnya,
khususnya berguna bagi guru yang mengajarkan bahasa Indonesia di SMAN 1 Talang
Padang, dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, yakni membuat surat.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang
lingkup penelitian ini mencangkup:
1.6.1
Materi Penelitian
1.6.1.1
Penguasaan ejaan meliputi:
a. Pengertian
ejaan.
b. Penggunaan
huruf kapital.
c. Penggunaan
tanda baca.
d. Penggunaan
kalimat.
e. Pilihan
kata.
1.6.1.2
kemampuan membuat surat meliputi:
a. Pengertian
surat dinas
b. Jenis-jenis
surat dinas
c. Bagian-bagian
surat dinas.
d. Fungsi
surat dinas
e. Ciri-ciri
surat dinas.
6.1.2
Populasi Penelitian
Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas XII SMAN 1 Talang Padang Tahun Ajaran
2013/2014.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
2.1 KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian Surat
Surat
dinas adalah surat yang berisi masalah-masalah kedinasan (Kosasih, 2009:9).
Menurut Suprapto (2004:18), Surat dinas, yaitu surat
yang ditulis untuk kepentingan atau menyangkut masalah lembaga, organisasi,
instansi, dan sebagainya.
Surat
adalah suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi
tertulis oleh suatu pihak ke pihak lain. Surat merupakan lembaran kertas yang
ditulis atas nama pribadi penulis atau atas nama kedudukannya dalam organisasi
untuk berbagai kepentingan. Surat adalah alat komunikasi yang berupa tulisan yang
mempunyai isi dan maksud surat tersebut.
Surat adalah sarana komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak
lain. Informasi itu dapat berupa :
- pemberitahuan
- pernyataan
- perintah
- permintaan / permohonan
- laporan
Menurut Suprapto (2004:13) ditinjau dari sifat isinya,
surat adalah jenis karangan paparan karena di dalamnya si pengirim mengemukakan
maksud dan tujuan atau menjelaskan apa yang yang dipikirkan dan dirasakan.
Ditinjau dari wujud penuturannya, surat merupakan percakapn atau dialog yang
tertulis dari suatu pihak (komunikator) kepada pihak penerima (komunikan).
Sedangkan ditinjau dari fungsinya, surat adalah komunikasi atau informasi
antara si pengirim dan si penerima yang berwujud tulisan dalam kertas atau yang
lainya.
Sejalan dengan pendapat di atas, Lamuddin Finoza
(2006:3) mengemukakan, secara umum dapat dikatan bahwa surat adalah alat untuk
menyampaikan suatu maksud secara tertulis.
Adlan dan Tanzili (2006:1) mengatakan bahwa surat
adalah sehelai kertas atau lebih yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan pernyataan maupun informasi secara tertulis dari pihak satu
kepihak yang lain.
Adapun
pengertian surat menurut beberapa ahli lain yakni.
1.
J. Wajong
Surat adalah
pernyataan / ucapan tertulis terhadap satu atau beberapa orang yang tidak
hadir.
2.
S. Hidajat
Surat adalah
sehelai kertas atau lebih di mana dituliskan suatu pernyataan atau berita atau
sesuatu yang hendak orang nyatakan, beritakan, atau tanyakan pada orang lain.
3.
Prajudi Atmosudirdjo
Surat adalah
helai kertas yang ditulis atas nama pribadi penulis atau atas naam kedudukannya
dalam organsasi yang ditujukan pada alamat tertentu dan memuat bahan
komunikasi.
4.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional
Surat adalah
suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis
oleh suatu pihak kepada pihak lain.
5.
Enung Nuraeni
Surat adalah
jenis komunikasi tulisan antara seseorang atau lembaga dengan orang atau
lembaga lainnya.
6.
Diana Nababab
Surat
merupakan alat komunikasi yang disajikan secara tertulis. Surat harus disajikan
dengan baik karena surat secara tidak langsung memberikan gambaran tentang
pribadi pengirimnya.
7.
Djoko Purwanto
Surat adalah
sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh
suatu pihak kepada pihak lain baik yang berkaitan dengan kegiatan bisnis maupun
non bisnis.
8.
Ernawati Waridah
Surat merupakan alat
komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya.
Tujuan utama seseorang
menulis surat, tidak lain adalah untuk mengkomunikasi atau menginformasikan
suatu gagasan dan pikirannya kepada pihak lain, baik atas nama pribadi atau
lainnya (Suprapto, 1996:1). Subagyo(2006:l) berpendapat bahwa surat adalah alat
komunikasi yang mempergunakan bahasa tulisan di atas selembar kertas yang
sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Sedangkan menurut Kosasih
(2003:11) surat adalah media komunikasi tertulis antara seseorang atau lembaga
lainnya. Berbagai maksud dan kepentingan dapat disampaikan melalui surat. Pendapat
lain dikemukakan oleh Marjo (1985:15) menyatakan bahwa surat adalah salah satu
alat komunikasi tulis, berasal dari salah satu pihak lain untuk menyampaikan
pesan dan warta. Sebagai alat komunikasi tulis surat sangat berperan aktif
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa surat adalah alat komunikasi antara
dua pihak yang berupa tulisan untuk menyampaikan pernyataan-pernyataan atau
informasi secara tulis di atas selembar kertas antara seseorang atau lembaga
dan sangat berperan aktif dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Sedangkan
surat dinas adalah surat yang dibuat seseorang untuk disampaikan kepada orang
lain demi kepentingan atau masalah kedinasan.
2.1.2 Jenis-jenis Surat Dinas
Menurut Kosasih (2009:133) berdasarkan tujuan atau maksudnya, surat dinas meliputi bermacam-macam jenis diantaranya
dapat berupa:
1)
Surat pengumuman
Pengumuman berarti
menyampaikan informasi atau memberitahukan sesuatu kepada orang banyak. Isinya
bersifat terbuka, siapapun boleh mengetahuinya. Oleh karena itu, jenis surat
ini selalu disampaikan di tempat terbuka.
Surat pengumuman ditandai
oleh kata-kata seperti:
a.
Dengan ini kami umumkan,
b.
Denganini kami
beritahukan,
c.
Diberitahukan dengan
hormat.
Adapun kalimat penutup
yang sering digunakan adalah seperti berikut.
1.
Atas perhatian Saudara,
kami ucapkan terima kasih.
2.
Atas perhatia dan bantuan
Saudara, kami ucapkan terima kasih.
3.
Pengumuman ini harap
diperhatikan dan dilaksanakan dengan semestinya.
Contoh surat pengumuman:
PANITIA HARI ULANG TAHUN RI
KE-60
Kelurahan Mulyasari,
Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya
Nomor : 09/PAN.HUTRI/VII/2005 1 Agustus 2005
Lampiran : dua lembar
Hal : pengumuman lomba qosidah
Yth. Pimpinan
Grup Qosidah
Se-Kecamatan
Tamansari
Assalamualaikum
wr. wb.,
Dalam
rangka menyambut peringatan Hari Ulang Tahun ke-60 Republik Indonesia, kami
akan menyelenggarakan lomba qosidah. Perlombaan akan dilaksanakan pada17- 18
Agustus 2005.
Untuk
itu kami menyambut Saudara untuk mengirimkan utusan pada acara tersebut.
Pendaftaran dibuka 2 – 16 Agustus 2005, bertempat di jalan Sukamaju 14A,
Kecamatan Tamansari, pukul 08.00 – 16.00. kami tidak memungut biaya apapun
dalam melaksanakan kegiatan ini.
Total
hadiah untuk para pemenang Rp 10 juta. Para pemenang juga akan menerima tropi
dari Wali kota Tasikmalaya.
Atas perhatian Saudara, kami mengucapkan terima
kasih.
Ketua
panitia,
Ttd.
El-Islam
Purnama
Tembusan:
1.
Kepala Kelurahan Mulyasari,
2.
Camat Tamansari.
|
2)
Surat peberitahuan
Surat pemberitahuan
adalah surat yan isinya memberitahukan tau mengabarkan sesuatau kepada
seseorang atau pihak tertentu.
Surat pemberitahuan
biasanya diawali dengan kata-kata seperti berikut.
a.
Denagn ini kami beri
tahukan,
b.
Dengan ini kami
memberitahukan,
c.
Dengan hormat kami beri
tahukan,
d.
Dengan surat ini saya
sampaikan.
Adapun kalimat penutupnya
sebagai berikut.
1.
Atas perhatian Saudara,
saya sampaikan terima kasih.
2.
Atas kerja sama dan
bantuan Bapak, kami mengucapkan terima kasih.
3.
Semoga Bapak maklum.
4.
Semoga Ibu dapat
memakluminya.
Contoh surat
pemberitahuan.
PEMERINTAK KOTA BENDUNG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NEGERI 4
Jalan Kliningan 6
Bandung 40124
Telepon (022) 7300066
Nomor : 227/SMKN.4 /2004
4 Juni 2004
Lampiran : satu lembar
Hal : pemberitahuan jadwal ujian
PPL mahasiswa UPI
Bandung
Yth. Kepala UPT UPI
Jalan
Dr. Setiabudhihi 229 Bandung
Sehubungan dengan akan berakhirnya pelaksaan PPL semester
genap tahun ajaran 2003/2004, dengan
ini kami beritahukan bahwa ujian PPL bagi mahasiswa UPI akan dilaksanakan
pada 14 Juni 2004 s.d 19 Juni 2004.
Jadwal ujian secara rinci kami lampirkan bersama
surat ini.
Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami
mengucapkan terima kasih.
Hormat
kami,
Diketahui Koordinator PPL
Kepala
sekolah, SMK Negeri 4 Bandung,
Drs. Suprajadi
Drs.
Suryono A.
NIP
131615956
NIP 130966734
Tembusan:
1. Dosen
luar biasa SMK NEGERI 4 Bandung,
2. Dosen
pembimbing UPI Bandung
|
3)
Surat edaran
Surat edaran adalah surat
yang berupa penganjuran, pelanggaran, pemberitahuan atau petunjuk.
Surat edaran diawali oleh
kalimat pendahuluan seperti berikut.
1.
Dalam rangka... dan menindaklanjuti
surat Sekjen Depdiknas Republik Indonesia nomor..., tanggal..., hal..., hal-hal
berikut mohon saudara perhatikan.
2.
Berdasarkan surat
keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat
nomor ..., tentang ..., hal ..,. dipandang perlu pengaturan kembali memakai
pakaian dinas/kerja selama masa ...
3.
Untuk menindaklanjuti
pengaturan menteri agama republik indonesia nomer .. tanggal... hal... dengan
ini kami memberitahukan bahwa salah satu menteri dalam rangka penyempurnaan
tata tertib persaturan adalah tentang cap dinas.
Contoh-contoh kalimat
penutup untuk surat edaran adalah sebagai berikut.
1.
Atas perhatian dan kerja
sama saudara, kami mengucapkan terima kasih.
2.
Edaran ini harap
diperhatikan, disebarluaskan, dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
3.
Hal-hal tersebut di atas
harap dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Contoh surat edaran.
4)
Surat undangan
Surat undangan adalah
surat yang berupa permohonan atau permintaan kepada seseorang untuk hadir dalam
kegiatan yang dilaksanakan pengirim atau subjek surat.
Kalimat pembuka untuk
surat undangan seperti berikut.
1.
Dengan surat ini kami
mengundang sodara agar sodara menghadiri pertemuan besok pada...
2.
Kami mengharapkan sodara
untuk menghadiri acara ...
3.
Kami mengundang sodara
untuk menghadiri ...
4.
Dalam rangka..., kami
mengharapkan kehadiran sodara dalam pertemuan yang kami selenggarakan pada ....
Sementara itu, kalimat
penutupnya sebagai berikut.
1.
Atas perhatian Saudara,
kami mengucapkan terimakasih
2.
Atas perhatian dan kehadiran
Saudara, kami mengucapkan terimakasih.
3.
Kami mengucapkan
terimakasih atas perhatian Saudara.
Contoh surat undangan.
5)
Surat laporan
Surat laporan adalah
surat yang isinya menyampaikan informasi atas pelaksanaan tugas yang telah
dilaksanakan. Surat tersebut merupakan bukti pertanggungjawaban subjek surat
terhadap pihak yang telah memberikan kepercayaannya.
Kalimat awalnya sebagai
berikut.
1.
Dengan surat ini kami
laporkan bahwa...
2.
Dengan surat ini kami
laporkan kepada Saudara bahwa...
3.
Berhubungan dengan surat
dari..., kami melaporkan bahwa....
4.
Berkenaan dengan surat Saudara,
kami laporkan bahwa....
Kalimat penutup unutk
surat laporan seperti berikut.
1.
Semoga laporan ini
diterima.
2.
Mudah-mudahan laporan ini
bermanfaat.
3.
Atas perhatian sodara
kami sampaikan terimakasih.
4.
Laporan ini kami buat
unutk dipergunakan seperlunya.
Contoh surat laporan.
MADRASAH TSANAWIYAH DAARUT TAQWA
Jalan Sukamaju 10, RT
02/03, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari, kota Tasikmalaya, telepon
(0265) 329670
|
Nomor : 012/MTS-DT/VIII/2009 29 Agustus
2009
Hal : laporan
Kesediaan tenaga pengajar
Yth. Ketua
Yayasan Daarut Taqwa
Jalan
Tamansari 12A
Kota
Tasikmalaya
Dengan
ini kami laporkan bahwa Drs. Ahmad Hasan, M.Pd, Staf pengajaran untuk mata
pelajaran bahasa Arab, telah mengundurkan diri sehubungan dengan keinginan
untuk melanjutkan kuliah ke program doktor di pascasarjana UPI Bandung dan
sekarang ia telah diterima secara resmi di lembaga tersebut.
Mohon
Bapak memakluminya. Atas perhatian Bapak, Kami sampaikan terima kasih.
Kepala sekolah,
K.H. Ade Asyafani, Lc.
|
6)
Surat rekomundasi
Surat rekomundasi adalah
surat yang menyatakan yang disebut dalam surat itu dapat dipercaya. Surat ini
fungsinya menganjurkan, menyerahkan atau menggunakan seseorang untuk
diterimanya orang itu dalam pelaksanaa tugas, melamar pekerjaan, atau
kepentingan lainnya.
Kalimat pembuka untuk
surat rekomundasi seperti berikut.
1.
Kepala... memberi rekomundasi
kepada... untuk menjadi...
2.
Atas keahlian dan kiprahnya dibidang ..., kami
merekomundasikan Saudara... untuk...
Kalimat penutupnya adalah
sebaga berikut.
1.
Rekomundasi ini dibuat
dibuat agar dapat digunakan seperlunya oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
2.
Kami harapkan rekomundasi
ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
3.
Atas perhatian Saudara,
kami mengucapkan terima kasih.
Contoh surat rekomundasi.
YAYASAN DAARUT TAQWA
Jalan Sukamaju 10,
Kecamatan Tamansari, kota Tasikmalaya 46196, telepon (0265) 329670
|
Nomor : 012/PS-P/7/2002 9
Agustus 2002
Hal : rekomendasi
Menjadi wakil kepala
sekolah
Yth. Kepala
Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Daarut
Taqwa
Dengan
memperhatikan profesionalisme dan prestasi kerjanya, kami selaku pimpinan
Yayasan Daarut Taqwa, merekomendasikan Bapak Hasan Buckor, S.Ag. untuk
menjadi salah satu calon wakil kepala sekolah pada MTs Daarut Taqwa.
Atas
perhatian Saudara, Kami mengucapkan terima kasih.
Kepala sekolah,
K.H. Ade Asyafani, Lc.
|
7)
Surat tugas
Surat tugas adalah surat
yang memberikan tugas atau menyerahi seseorang untuk melakukan suatu tugas.
Kalimat permulaan surat
tugas seperti berikut.
1.
Dalam rangka..., dengan
ini menugaskan Saudara... untuk...
2.
Selaku kepala..., kami
menguasai Saudara untuk...
3.
Ketua... menguasai
Saudara... untuk..
Surat tugas menggunakan
kalimat penutup seperti berikut.
1.
Tugas ini harap
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
2.
Tugas ini agar
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
3.
Tugas ini harap
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
Contoh surat tugas.
YAYASAN DAARUT TAQWA
Jalan Sukamaju 10,
Kecamatan Tamansari, kota Tasikmalaya 46196, telepon (0265) 329670
|
SURAT
TUGAS
Nomor : 022/PS-P/7/2002
Berdasarkan
keputusan rapat yayasan, tanggal 2 Mei 2009, tentang penerimaan siswa baru,
dengan ini kami menugasi
Aan
Khoirul Adam
Sekertaris
Yayasan Daarut Taqwa
Kota
Tasikmalaya
Untuk
membentuk dan mengorganisasikan panitia penerimaan siswa baru Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Daarut Taqwa Tahun Ajaran 2009/2010.
Susunan
kepanitiaan dan rencana kegiatan, kami harapkan sudah dibentuk
selambat-lambatnya tanggal 10 Mei 2009 dan sudah masuk laporannya kepimpinan
yayasan 11 Mei 2009.
Tugas
ini harap dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Kepala sekolah,
K.H. Ade Asyafani, Lc.
|
8)
Surat kuasa
Surat kuasa adalah surat
pemberia wewenangkepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
Kalimat permulaan surat kuasa dapat berbentuk seperti berikut.
1.
Yang bertanda tangan di
bawah ini..., dengan ini memberi kuasa kepada....
2.
Yang bertanda tangan di
bawah ini
Nama : ...
Jabatan : ....
Alamat : .....
Dengan ini memberi kuasa kepada
Nama : ...
Jabatan : ....
Alamat : .....
Adapun kalimat penutupnya
seperti.
1.
Surat kuasa ini berlaku
mulai tanggal.. dan dibuata untuk digunakan seperlunya.
2.
Surat kuasa ini dibuata
untuk digunakan seperlunya.
3.
Surat kuasa ini dibuata
untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Contoh surat kuasa.
SURAT
PENGAJUAN PINJAMAN
REKENING
GIRO BANK
|
Kami
yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Ir. Amarta Sinaga, S.E.
Jabatan : Direktur CV. Sinaga Sinar Mulia
Alamat : Jalan Gegerarum Baru 200 Bandung.
Surat
ini kami buat dengan sebenar-benarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestnya.
Bandung, 19 Desember 2009
Yang
menerima kuasa Yang
menerima kuasa
Andreas Wiraguna, S.E. Ir.
Amarta Sinaga, S.E.
|
Surat dinas terdiri dari
3 jenis, yaitu : 1. surat instansi, 2. surat lembaga, 3. surat organisasi.
Surat dinas adalah segala komunikasi tertulis yang
menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi.
Salah satu alat komunikasi kedinasan yang sangat
penting dalam pengelolaan administrasi, seperti penyampaian berita tertulis
yang berisi pemberitahuan, penjelasan, permintaan, pernyataan pendapat dari
instansi kepada instansi lain dan dari instansi kepada perseorangan atau
sebaliknya.
Surat dinas, yaitu surat
yang ditulis untuk kepentingan atau menyangkut masalah
lembaga, organisasi, instansi, dan sebagainya. Surat dinas dibedakan menjadi
dua jenis:
1) Surat dinas pemerintah, yakni surat dinas yang dibuat oleh pihak lembaga
atau instansi pemerintah.
2) Surat dinas swasta, yakni surat dinas yang dibuat oleh pihak lembaga
swasta.
a.
Surat dinas organisasi
adalah surat yang dikeluarkan oleh organisasi atau perkumpulan atau perhimpunan
tertentu, yang biasanya banyak berhubungan dengan dunia sosial.
b.
Surat dinas niaga adalah
surat yang dikeluarkan oleh pihak swasta yang berisi tentang perniagaan untuk
perolehan suatu keuntungan materi.
Ciri-ciri Surat Dinas/Resmi:
1)
Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga yang
bersangkutan.
2)
Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal.
3)
Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku.
4)
Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi.
5)
Menggunakan cap atau stempel instansi atau kantor
pembuat surat.
6)
Ada aturan format surat tertentu.
2.1.3 Bagian-bagian Surat
Surat
resmi atau disebut juga surat dinas ditulis untuk keperluan komunikasi antara
kantor yang satu dan kantor yang lain atau antarorganisasi. Surat dinas dibuat
oleh seseorang yang berkedudukan sebagai pejabat instansi pemerintah sehingga
surat ini disebut juga surat jabatan. Surat merupakan alat komunikasi
tertulis, karena itu surat harus bebas dari salah tafsir. Agar tidak
menimbulkan salah tafsir, bentuk dan bahas surat harus mengikuti ragam yang
telah dibakukan. Surat resmi/dinas memiliki bagian-bagian yang
tetap, yakni:
- Kepala surat
Menurut Kosasih (2003: 21) sesuai dengan
namanya kepala surat terletak di bagian atas isi surat. Fungsinya sebagai
identitas diri bagi instansi atau lembaga yang bersangkutan. Dalam kepala surat
dicantumkan identitas sebagai berikut:
1)
Nama instansi atau
lembaga;
2)
Lambang atau logo
instansi atau lembaga;
3)
Alamat;
4)
Kode surat;
5)
Nomor telepon; nomor
faximile;
6)
Kode Pos.
Dalam
penulisan kepala surat hal-hal berikut perlu diperhatikan.
1)
Nama
instansi tidak disingkat, misalnya
Osis, tetapi Organisasi Sekolah Intra Sekolah
2)
Kata
jalan tidak disingkat dengan Jl. atau Jln., tetapi Jalan dengan
J kapital.
3)
Kata
telepon hendaknya ditulis
dengan cermat, telepon; bukan tilpun, telpun, dan tidak disingkat
menjadi Telp atau Tlp.
4)
Kata
kotak pos hendaklah ditulis
dengan cermat, yaitu Kotak Pos;
jangan disingkat menjadi Kotpos.
Jangan pula kamu gunakan P.O. Box atau Post Office Box.
5)
Kata
telepon dan kotak pos diikuti oleh nomor tanpa diantarai dengan tanda titik dua
(:), sedangkan nomor-nomor yang
mengikutinya ditulis dengan tanpa tanda titik atau spasi pada setiap hitungan
tiga angka karena bukan merupakan
- Tanggal penulisan surat
Tanggal
surat ditulis lengkap, yaitu tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis dengan
huruf yang diawali huruf kapital, dan tahun ditulis dengan angka. Sebelum
tanggal tidak dicantumkan nama kota, karena nama kota sudah ada pada kepala
surat. Setelah tanggal tidak ada tanda baca.
Berikut
contoh penulisan tanggal yang salah
Surabaya : 16 Januari 2008
Surabaya, 16 Januari 2008
16 -01-2008
16 Jan 2008
- Nomor, lampiran, dan hal surat
Kata
nomor, lampiran, dan hal ditulis dengan diawali huruf
kapital dan diikuti dengan tanda titik dua (:) yang ditulis secara
estetik sesuai dengan panjang ketiga kata tersebut.
Kata
nomor dan lampiran dapat disingkat secara taat
asas dengan No. dan Lamp.
Penulisan Nomor Yang Salah
|
Penulisan Nomor Yang Benar
|
Nomer: 110/U/OSIS/2007,-
|
Nomor: 110/U/OSIS/2007
|
No: 110/U/OSIS/2007,
|
No: 110 / U /OSIS / 2007
|
Nomor: 110/U/OSIS/2007
|
Nomor: 110.U.OSIS.2007
|
Kata
Lampiran atau Lamp. diikuti tanda titik dua (:) dan
disertai jumlah barang yang dilampirkan. Jumlah barang ditulis dengan huruf,
bukan dengan angka, dan tidak diakhiri dengan tanda baca. Awal kata yang
menyatakan jumlah ditulis dengan huruf kapital.
Penulisan
Lampiran Yang TIDAK Dianjurkan
|
Penulisan
Lampiran Yang dianjurkan
|
Lampiran:
1 berkas
|
Lampiran:
Satu berkas
|
Lamp:
1 (Satu) berkas
|
Lamp:
Satu berkas
|
Kata
hal diikuti oleh tanda titik
dua dan disertai dengan pokok surat yang diawali dengan huruf kapital tanpa
diberi garis bawah dan tidak diakhiri tanda baca. Pokok surat hendaknya dapat
menggambarkan pesan yang ada pada isi surat.
Penulisan Hal Yang Tidak
Dianjurkan
|
Penulisan Hal Yang dianjurkan
|
Hal : Permohonan Izin mengadakan
studi banding
|
Hal : Permohonan izin
|
Hal : Perpanjangan Izin Penelitian
Hal : Permintaan data lomba desa
2008
|
Hal : Perpanjangan izin penelitian
Hal : Permintaan data lomba desa
2008
|
Hal : Petunjuk Pembinaan Desa
Tertinggal
|
Hal : Petunjuk pembinaan desa
tertinggal
|
- Alamat tujuan
Dalam
menuliskan alamat surat, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
1)
Penulisan
nama penerima surat harus cermat dan lengkap sesuai dengan kebiasaan si pemilik
nama menulis namanya.
2)
Nama
diri penerima surat ditulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsurnya,
bukan huruf kapital semua.
3)
Penulisan
alamat surat juga harus cermat, lengkap, dan informatif.
4)
Untuk
menyatakan yang terhormat pada
awal nama penerima surat cukup ditulis Yth.
Dengan huruf awal huruf kapital disertai dengan tanda titik. Penggunaan
kata kepada sebelum nama diri
tidak diperlukan karena kepada
merupakan kata penghubung antar bagian kalimat yang menyatakan arah. Alamat
pengirim juga tidak perlu memakai kata dari
yang menyatakan asal.
5)
Kata
Saudara ditulis dengan
disingkat, Sdr., sedangkan kata
Bapak dan Ibu ditulis lengkap, tanpa disingkat.
6)
Jika
nama orang yang dituju bergelar akademik sebelum namanya, seperti Dr., dr., atau Drs., atau memiliki pangkat seperti kolonel atau kapten, kata sapaan Bapak,
Ibu, Sdr tidak digunakan.
7)
Jika
yang dituju nama jabatan seseorang, kata sapaan tidak digunakan agar tidak
berhimpit dengan gelar, pangkat, atau jabatan.
8)
Kata
jalan pada alamat surat tidak
disingkat. Alamat yang lebih sempit dengan alamat yang lebih luas tingkatannya
diantarai dengan tanda koma.
9)
Nama
alamat yang dituju hendaklah nama orang yang disertai dengan nama jabatannya,
atau nama jabatannya saja, dan bukan nama instansinya.
Penulisan Alamat yang Tidak
Dianjurkan
|
Penulisan Alamat yang Dianjurkan
|
KEPADA
Yth. Bpak. Biro Tata Usaha
Kantor Pemda Tingkat I Jatim
Jln. Pahlawan Nomor 2
SURABAYA
|
Kepala
Biro Tata Usaha
Kantor Pemerintah Daerah
Kantor Pemerintah Daerah
Tingkat I
Propinsi Jawa Timur
Jalan Pahlawan 2
Surabaya
|
- Salam
pembuka dan penutup
Contoh salam pembuka adalah
sebagai berikut:
Salam sejahtera,
Saudara…,
Ibu… yang terhormat,
Di samping itu ada salam yang bersifat khusus,
Assalaamu’alaikum W.W.,
Salam Pramuka,
Salam Perjuangan,
Merdeka,
Salam penutup yang lazim adalah sebagai berikut.
Hormat saya,
Hormat kami,
Salam takzim,
Wassalam,
- Isi surat (tubuh surat)
Secara
garis besar, isi surat dapat dikelompokkan menjadi bagian pembuka, bagian isi,
dan bagian penutup.
Contoh
bagian pembuka.
1)
Pada
tanggal 5 Februari 2007 kami akan menyelenggarakan lomba pembacaan puisi.
Tujuan lomba adalah ….
2)
Pernyataan
Saudara yang tertera pada surat Saudara tanggal 25 Januari 2007, No.
29/Pr./H/I/2007 akan kami jawab sebagai berikut.
Contoh bagian penutup.
1)
Atas
perhatian Saudara kami sampaikan terima kasih.
2)
Demikian
permohonan kami. Atas perhatian dan perkenan Bapak, kami menyampaikan terima
kasih.
Contoh penulisan paragraf penutup yang tidak
dianjurkan:
1)
Atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.
2)
Demikian harap maklum.
3)
Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya,
dihaturkan beribu-ribu terima kasih.
- Pengirim
surat (tanda tangan, nama terang, dan jabatan)
Penulisan
pengirim surat perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1)
Nama
tidak perlu ditulis dengan huruf kapital seluruhnya, cukup ditulis dengan huruf
kapital pada huruf pertama tiap unsurnya.
2)
Nama
tidak perlu diberi tanda kurung, digarisbawahi, dan tidak perlu diakhiri dengan
tanda baca.
Contoh penulisan nama pengirim surat.
Penulisan
Alamat yang Tidak Dianjurkan
|
Penulisan
Alamat yang Dianjurkan
|
KEPADA.
Yth.
Bpak. Drs. Sukoco Joyonegoro Kepala Biro Tata Usaha
Kantor
Pemda Tingkat I Jatim
Jln.
Pahlawan Nomor 2
SURABAYA
2.
Deby Sukamdani Ketua OSIS
KETUA
OSIS
|
Yth.
Bapak Sukoco Joyonegoro Kepala Biro
Tata
Usaha Pemerintah Propinsi Jawa Timur
Jalan
Pahlawan 2 Surabaya
2.
Deby Sukamdani Ketua OSIS
|
8.
Tembusan (jika diperlukan)
Ketentuan penulisan tembusan adalah sebagai berikut:
1)
Jika
tembusan lebih dari satu, diberikan nomor urut tembusan.
2)
Pihak
yang diberi tembusan hendaknya nama jabatan atau nama orang, bukan nama
instansi.
3)
Dalam
tembusan tidak perlu diberikan Kepada
Yth atau Yth.
4)
Dalam
tembusan tidak perlu ada ungkapan, untuk
laporan, untuk diperhatikan, untuk bahan pertimbangan, atau ungkapan lain yang mengikat.Dalam tembusan
tidak perlu ada ungkapan arsip atau
pertinggal karena setiap surat
resmi pasti ada tembusan.
Penulisan
Alamat yang Tidak Dianjurkan
Tembusan:
1.
Kepala Sekolah sebagai laporan.
2.
Pembina OSIS sebagai pertimbangan.
3.
Ketua OSIS sebagai bahan pertanggungjawaban.
Penulisan
Alamat yang Dianjurkan
Tembusan:
1.
Kepala Sekolah
2.
Pembina OSIS
3.
Ketua OSIS
2.1.4 Fungsi Surat
Pada dasarnya, surat memiliki banyak fungsi. Akan
tetapi, fungsi utama surat adalah sebagai alat komunikasi antara dua pihak yang
berupa tulisan dalam kertas ataupun lainnya. Suprapto (2004:15) membedakan
fungsi surat menjadi dua, yaitu fungsi utama dan fungsi sampingan. Fungsi utama
surat sebagai alat komunikasi, sedangkan fungsi sampingan surat adalah sebagai
dokumentasi tertulis, sebagai alat pengingat, sebagai bukti historis, sebagai
pedoman bertindak, sebagai duta, sebagai jaminan keamanan, sebagai otak kegiatan
kantor, dan sebagai barometer kemajuan kantor.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Soedjito dan
Solchan (dalam Dalman, 2012:285), surat-surat resmi berfungsi sebagai berikut:
1. Alat
komunikasi,
2. Alat bukti
tertulis,
3. Alat bukti
historis,
4. Alat pengingat,
5. Duta
organisasi, dan
6. Pedoman
kerja.
Selanjutnya Darma dan Kosasih (dalam Dalman,
2012:286), mengemukakan bahwa fungsi surat meliputi:
1) Pedoman
dalam tugas,
2) Bukti
tertulis,
3) Bukti
historis,
4) Surat
merupakan cermin atas profesionalisme dan kualitas sebuah lembaga.
Adapaun fungsi surat adalah sebagai berikut.
1) Sebagai
sarana komunikasi.
2) Sebagai alat
untuk menyampaikan pemberitahuan / permintaan atau permohonan, buah pikiran
atau gagasan.
3) Sebagai alat
bukti tertulis.
4) Sebagai alat
untuk mengingat.Sebagai bukti historis.Sebagai pedoman kerja.
2.1.5 Pengertian Ejaan
Ejaan adalah seperangkat aturan atau atau kaidah pelambang
bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan
merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa, demi keteraturan dan keseragaman
bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Pemakaian
ejaan yang benar merupakan salah satu faktor yang menentukan kesempurnaan
bahasa skripsi. Yang dimaksud ejaan adalah seperangkat kaidah yang mengatur
cara melambangkan bunyi ujaran, cara memisahkan dan menggambungkan
lambang-lambang itu dalam suatu bahasa (Finosa, 1991). Sejalan dengan
pengertian di atas, Keraf (1975: 3) menyatakan bahwa ejaan adalah keseluruhan
dari peraturan bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan
bagaimana interaksi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya)
dalam suatu bahasa.
Ejaan
untuk bahasa Indonesia adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kaidah bahasa skripsi adalah EYD. Pembakuan bahasa
skripsi berarti juga standarisasi penulisannya. Standardisasi penulisan
menyangkut berbagai hal. Standar artinya baku, tetap, dan tidak berubah setiap
saat. Ada kaidah-kaidah bahasa yang mantap. Kaidah-kaidah bahasa inilah yang
menjadi tolok ukur agar bahasa skripsi standar. Keseluruhan kaidah EYD tersebut
dapat ditemukan dalam buku Pedomaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
2.1.6 Penggunaan Huruf Kapital
1.
Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia membaca buku.
Apa
maksudnya?
2.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan
kita pulang?"
"Kemarin engkau terlambat," katanya.
3. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab
suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Yang Mahakuasa
Tuhan akan
menunjukkan jalan kepada hamba-Nya Islam
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke
jalan yang Engkau beri rahmat.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
a) Huruf kapital tidak dipakai sebagai
huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak
diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Pada tahun ini dia pergi naik haji.
Ilmunya belum seberapa, tetapi
lagaknya sudah seperti kiai.
5.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti
nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti
nama orang tertentu.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Gubernur Jawa Tengah
a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya:
Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh
Departemen Pendidikan Nasional.
b) Huruf kapital tidak dipakai sebagai
huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang,
nama instansi, atau nama tempat tertentu.
Misalnya:
Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?
Devisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama unsur unsur nama orang
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Cacatan:
1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai
huruf pertama seperti pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von
(dalam nama Jerman), atau da
(dalam nama Portugal).
Misalnya:
J.J de Hollander
J.P. van Bruggen
H. van der Giessen
Otto von Bismarck
2)
Dalam
nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama
kata bin atau binti.
Misalnya:
Abdul Rahman bin
Zaini
Ibrahim bin Adham
a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan
ukuran.
Misal: pascal second
b)
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai
nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
7.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali
kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Misalnya:
Republik
Indonesia
Departemen Keuangan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 57 Tahun 1972
8. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
Misalnya: tahun Hijriah
9.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen
resmi, dan judul karangan.
Misalnya:
Rancangan Undang-Undang
Kepegawaian
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Dasar-Dasar
Ilmu Pemerintahan
10. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan
dengan nama diri.
Misalnya: Dr., S.E., M.Hum.
2.1.7 Pengngunaan Tanda Baca
Tanda
Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
Saya suka makan nasi. Apabila
dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
2. Tanda
titik dipakai pada akhir singkatan nama
orang.
Contoh:
- Irwan
S. Gatot
- George
W. Bush
Apabila nama itu ditulis lengkap,
tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
3. Tanda
titik dipakai pada akhir singkatan gelar,
jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
- Dr.
(doktor)
- S.E.
(sarjana ekonomi)
- Kol.
(kolonel)
- Bpk.
(bapak)
4. Tanda
titik dipakai pada singkatan kata atau
ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf
atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
- dll.
(dan lain-lain)
- dsb.
(dan sebagainya)
- tgl.
(tanggal)
- hlm.
(halaman)
5. Tanda
titik dipakai untuk memisahkan angka jam,
menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
- Pukul
7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
- 0.20.30
jam (20 menit, 30 detik)
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
7. Tanda
titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
- Nama
Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
- Nomor
Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
8. Tanda
titik tidak dipakai dalam singkatan nama
resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
- DPR
(Dewan Perwakilan Rakyat)
- SMA
(Sekolah Menengah Atas)
- PT
(Perseroan Terbatas)
- WHO
(World Health Organization)
- UUD
(Undang-Undang Dasar)
- SIM
(Surat Izin Mengemudi)
- Bappenas
(Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
- rapim
(rapat pimpinan)
9. Tanda
titik tidak dipakai dalam singkatan
lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
- Cu
(tembaga)
- 52
cm
- l
(liter)
- Rp350,00
10. Tanda
titik tidak dipakai pada akhir judul yang
merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
- Latar
Belakang Pembentukan
- Sistem
Acara
- Lihat
Pula
Tanda Koma
(,)
1. Tanda
koma dipakai di antara unsur-unsur dalam
suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana,
dan topi.
Contoh penggunaan yang salah: Saya
membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
- Kalau
hari hujan, saya tidak akan datang.
- Karena
sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk
kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau
hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi. Contoh:
- Oleh
karena itu, kamu harus datang.
- Jadi,
saya tidak jadi datang.
5. Tanda
koma dipakai di belakang kata-kata seperti
o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
- O,
begitu.
- Wah,
bukan main.
6. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih
sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri
yang ditulis berurutan. Contoh:
- Medan,
18 Juni 1984
- Medan,
Indonesia.
8. Tanda
koma dipakai untuk menceraikan bagian
nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh:
Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan
Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia,
1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda
koma dipakai di muka angka persepuluhan
atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh:
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan
bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Bandingkan dengan: Kita
memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan
bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru. Contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya
Stepheen.
Tanda
Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
siaran pilihan pendengar.
Tanda
Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
Contoh:
- Kita
sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
- Fakultas
itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda
titik dua dipakai
sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian 'pemeran'.
Contoh:
Ketua
:
Borgx
Wakil Ketua
: Hayabuse
Sekretaris
: Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan
Gatot
Bendahara
: Rinto Jiang
Wakil bendahara : Rex
3. Tanda
titik dua dipakai
dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda
titik dua dipakai
(i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab
suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi,
sudah terbit.
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan
lemari.
Tanda
Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda
ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan
notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2. Tanda
hubung menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
ungkapan.
Bandingkan:
- ber-evolusi
dengan be-revolusi
- dua
puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
- Istri-perwira
yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
4. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital; (b) ke-
dengan angka, (c) angka dengan -an,
(d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan
rangkap.
Contoh:
- se-Indonesia
- hadiah
ke-2
- tahun
50-an
- ber-SMA
- KTP-nya
nomor 11111
- sinar-X
- Menteri-Sekretaris
Negara
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa asing. Contoh: a) di-charter,
2) pen-tackle-an
Tanda
Pisah (–, —)
1a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
1b. Tanda pisah em (—)
menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2a. Tanda pisah en (–)
dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di
antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
- 1919–1921
- Medan–Jakarta
- 10–13
Desember 1999
2b. Tanda pisah en (–)
tidak dipakai bersama perkataan dari
dan antara, atau bersama tanda kurang (−).
Contoh:
- dari
halaman 45 sampai 65, bukan
dari halaman 45–65
- antara
tahun 1492 dan 1499, bukan
antara tahun 1492–1499
- −4
sampai −6 °C, bukan
−4–−6 °C
Tanda
Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk
menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika
bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah
titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir
kalimat.
Contoh:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
Tanda
Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
- Kapan
ia berangkat?
- Saudara
tahu, bukan?
Penggunaan
kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
- Ia
dilahirkan pada tahun 1683 (?).
- Uangnya
sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru
(!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa
emosi yang kuat.
Contoh:
- Alangkah
mengerikannya peristiwa itu!
- Bersihkan
meja itu sekarang juga!
- Sampai
hati ia membuang anaknya!
- Merdeka!
Oleh
karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan
ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau
transkripsi drama.
Tanda
Kurung ((...))
1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas
dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Contoh:
- Satelit
Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem
satelit domestik di Indonesia.
- Pertumbuhan
penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru
dalam pasaran dalam negeri.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Contoh:
- Kata cocaine diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kokain(a)
- Pembalap
itu berasal dari (kota) Medan.
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat,
dan (c) promosi.
Hindari
penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda
kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
- Tidak
tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy
Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
- Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv,
merupakan seorang pemimpin Ukraina.
- Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia
juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
Tanda
Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda
itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam
naskah asli.
Contoh:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
Tanda
Petik ("...")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
- "Saya
belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
- Pasal
36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contoh:
- Bacalah
"Bola Lampu" dalam buku Dari
Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
- Karangan
Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di
SMA" diterbitkan dalam Tempo.
- Sajak
"Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
- Pekerjaan
itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
- Ia
bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama
"cutbrai".
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5.
Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau
ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Contoh:
- Karena
warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
- Bang
Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Tanda
Petik Tunggal ('...')
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
- Tanya
Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
- "Waktu
kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa
letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Contoh:
feed-back 'balikan'
Tanda
Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
- No.
7/PK/1973
- Jalan
Kramat III/10
- tahun
anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau
sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
- harganya
Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
- kecepatannya
20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
- 7/8
atau 7⁄8
- xn/n!
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika
dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .
Contoh:
10 ÷ 2 = 5.
Di
dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi
dapat dipakai.
Contoh:
.
3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
Tanda
Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
Contoh:
- Ali
'kan kusurati. ('kan = akan)
- Malam
'lah tiba. ('lah = telah)
- 1
Januari '88 ('88 = 1988)
Sebaiknya
bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.
2.1.8 Pilihan Kata
Dalam
bahasa Indonesia banyak sekali kata yang memiliki makna dan kegunaan yang
seragam dan serupa. Dengan adanya kembaran-kembaran, kita dihadapkan untuk
memilih. Masing-masing kata yang serupa itu mengandung makna dan tingkat
kebakuan yang tidak sama, karena itu dalam penggunaaannya harus diperhatikan
makna dan kebakuan yang semua itu dipengaruhi situasi pemakainya. Aspek-aspek
yang harus diperhatikan adalah: ketepatan, kebakuan, keumuman, dan kesatuan
(Kosasih, 2009:74).
1. ketepatan
Seseorang
dikatakan telah melakukan pemilihan kata dengan tepat apabila kata yang
digunakannya itu sesuai dengan kalimat yang dimaksudnya. Selain dengan konteks
kalimat, ketepatan kata berkaitan pula dengan makna yang dikandungnya.
Contoh.
Tepat:
a.
Dengan ini kami beritahukan bahwa pada
hri ini, Sabtu, 24 September 2004, akan
diadakan kerja bakti.
b.
Bersama surat ini saya lampirkan pasfoto
dan daftar riwayat hidup saya.
Tidak tepat:
a.
Bersama ini kami beritahukan bahwa pada
hri ini, Sabtu, 24 September 2004, akan
diadakan kerja bakti.
b. Dengan
surat ini saya lampirkan pasfoto dan daftar riwayat hidup saya.
2. Kebakuan
Kata
yang baku dalah kata yang digunakan dalam situasi resmi.
Contoh.
Kata baku
|
Kata tidak baku
|
Adapun
Akhir
Analisis
Antarsekolah
Bertemu
Bertanggung
jawab
Berterima
kasih
Beritahu
Ke-59
Olahraga
Pascasarjana
dst
|
Ada
pun
Ahir
Analisa
Antar
sekolah
Ketemu
Bertanggungjawab
Berterimakasih
Beri
tahu
Ke59
Olah
raga
Pasca
sarjana
|
3. Keumuman
Kata
umum yang dimaksud adalah kata yang digunakan dalam masyarakat luas. Kata-kata
itu diketahuai, dimengerti, dan digunakan oleh golongan masyarakat. Kata yang
memenuhi syarat keumuman, tidak selalu identik dengan kata-kata yang berasal
dari bahasa Melayu. Kata yang memenuhi syarat tersebut boleh jadi merupakan
kata serapan atau bahkan kata asing. Misalnya kata valid, signifikan, dan
instrument lebih mudah dipahami artinya dari pada padanannya, yakni andal,
berarti, dan alat (Kosasih, 2009:79).
Contoh.
Umum
|
Tidak
umum
|
Atmosfer
Bensin
Frekuensi
Bidorgen
Isi
Jumlah
Masukan
Oksigen
Revisi
dst
|
Lapisan udara
Premium
Keseringan
Zat air
Content
Kuantitas
Input
Zat asam
Tinjau ulang
|
4. kesantunan
Pemilihan
kata-kata santun sangat penting. Sebab, ternyata apabila kit cermati, dalam
kata-kata yang bersinonim, da kata yang santun ada pula yang dianggap kasar.
Contoh.
Santun
|
Kasar
|
Anda
Kurang cerdas
Melahirkan
Sudi
Asisten
Gaji
Mohon
Meninggal
istri
dst
|
Kamu
Bodoh
Beranak
Mau
Pembantu
Upah
Minta
Mati
Bini
|
2.1.9 Penggunaan Kalimat
Kalimat merupakan satuan
yang langsung digunakan dalam berbahasa, maka para tata bahasawan tradisional
biasanya membuat defisi kalimat dengan mengaitkan peranan kalimat itu sebagai
alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan. Kosasih
(2004: 62) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil dalam
wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Mulyana (2005:
8) mengatakan bahwa kalimat memiliki serangkaian kata yang menyatakan pikiran
dan gagasan yang lengkap dan logis. Menurut Chaer (1994: 240) kalimat adalah
satuan sintaksis yang disusun dari kontituen dasar, yang biasanya berupa
klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan
intonasi final. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, yang mengungkapkan
pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun,
dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud
tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!)
(Arifin&Tasai,2004:58).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan
bahasa yang terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran
dan gagasan yang logis yang disusun dari konstituen dasar dan intonasi final.,
karena kalimat dalam wujud tulisan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda (.), (?), (!).
Dalam
menulis surat selain pengguan tanda baca dan pilihan kata, penggunan
kalimatjuga diperlukan. Karena bahasa surat yang baik memakai bahasa yang
efektif agar mencapai sasaran. Adapun ciri-ciri kalimat efektif menurut
Akhadiah, dkk (1993: 116) ialah memperhatikan (1) kesatuan, (2) kesejajaran
bentuk, dan (3) kehematan. Pembentukan kalimat hendaknya memperhatikan
ciri-ciri tersebut.
(1)
Kesatuan
Struktur
yang baik kalimat aktif ialah memiliki unsur-unsur subjek dan predikat.
Kehadiran subjek dan predikat bersifat mutlak. Kalimat-kalimat berikut ini merupakan
kalimat tidak efektif karena persoalan subjek dan predikat.
1) Mahasiswa yang berunjuk rasa.
2) Berdesakan di stadion.
3) Uang untuk membeli obat.
Kalimat
(1) hanya bersubjek, kalimat (2) hanya berpredikat, sedangkan kalimat (3) hanya
berobjek. Perbaikannya :
1.
Mahasiswa
yang berunjuk rasa itu menuju Istana Merdeka.
2.
Para
penonton berdesakan d stadion.
3.
Ayah
memberi uang untuk membeli obat kepada adik.
(2)
Kesejajaran
Kesejajaran
dalam kalimat ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi
bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Kalimat berikut ini tidak
memenuhi syarat kesejajaran.
Contoh:
1.
Setelah
mengumpulkan data, lalu diteliti, kemudian penelahaan, dan akhirnya berkesimpulan.
2.
Tugas
orangtua bukan hanya pendidikan,
tetapi juga membimbing serta pendamping anak-anaknya.
Kalimat
dalam contoh di atas tidak sejajar. Perbaikannya sebagai berikut:
1.
Setelah
data dikumpulkan, lalu diteliti, kemudian ditelaah, dan akhirnya disimpulkan.
2.
Tugas
orang tua bukan hanya mendidik, tetapi juga membimbing serta mendampingi
anak-anaknya.
(3)
Kehematan
Kalimat
efektif haruslah hemat. Artinya pemakaian kata, frase atau unsur bahasa lain
yang tidak fungsional hendaknya dihindari. Kalimat-kalimat berikut ini tidak
hemat :
1.
Berdasarkan
atas pembahasan di atas berikut ini maka dapat disimpulkan bahwa sejarah sangat
perlu dipelajari oleh siswa.
2.
Para
siswa-siswa sebaiknya memiliki kompetensi kebahasaan.
Kalimat
di atas dapat diperbaiki sebagai berikut:
1.
Berdasarkan
pembahasan berikut dapat disimpulkan bahwa sejarah sangat perlu dipelajari
siswa.
2.
Para
siswa sebaiknya memiliki kompetensi kebahasaan.
2.2 KERANGKA BERPIKIR
Penguasaan
ejaan sangatlah penting bagi seseorang yang hendak menulis surat pada umumnya,
terutama menulis surat resmi. Ejaan adalah seperangkat aturan atau atau kaidah pelambang
bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan
merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa, demi keteraturan dan keseragaman
bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Berdasarkan
permasalahan yang ada, serta kejadian teori dalam penelitian, maka dapat
disusun kerangka berpikir yang dapat menghasilkan hipotesis.
2.3 HIPOTESIS
Berdasarkan
kerangka berpikir di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Ada hubungan penguasaan
ejaan dengan kemampuan membuat surat”
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif karena
skor variabel penelitian ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik. Metode deskriptif dapat menggambarkan secara tepat tentang
gejala-gejala yang ditemukan dalam penelitian.
3.2 variabel Penelitian
Variabel
dalam penelitian ini adalah :
1) Variabel
bebas yaitu penguasaan ejaan yang diberi lambang X
2) Variabel
terikat yaitu kemempuan membuat surat yang diberi lambang Y
3.2.1
Devinisi
Oprasional Variabel
1) Penguasaan
ejaan adalah kesanggupan siswa kelas XII SMAN 1 Talang Padang tahun ajaran
2013/2014. Dalam penguasaan dengan memperhatikan indikator-indikator yaitu :
(1) tanda baca, (2) huruf kapital, (3) pilihan kata, dan (4) penggunaan kalimat.
2) Kemampuan
membuat surat dinas adalah siswa kelas XII SMAN 1 Talang Padang tahun ajaran
2013/2014. Dalam membuat surat dinas dengan memperhatikan indikator-indikator: (1) sistematika
surat, (2) kelengkapan isi surat, (3) penggunaan tanda baca, (4) pilihan kata.
3.2.2
Rencana
Pengukuran Variabel
Rencana
pengukuran variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu
variabel bebas dan veriabel terikat digunakan instrumen tes sebagai berikut:
1) Pengukuran
variabel bebas (X) penguasaan ejaan dilakukan dengan tes objektif yang
berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif pilihan jawaban, yaitu
A,B,C,D,E. Siswa diminta untuk memilih salah satu jawaban yang paling tepat,
jumlah soal sebanyak 40 soal dengan waktu yang disediakan selama 60 menit. Indikator
yang dinilai adalah penguasaan ejaan yakni: (1) tanda baca, (2) huruf kapital,
(3) pilihan kata, dan (4) penggunaan kalimat efektif.
Setiap pertanyaan yang dijawab dengan benar
akan diberi skor 2,5 yang salah diberi skor 0, jika benar semua skornya adalah
100. Karena penskoran mengacu pada skala 100 maka skor dikalikan 40 x 2,5 jadi,
rentangan nilai yang diperoleh adalah antara 0 sampai 100 (Djali, dkk, 2000:15)
2) Kemampuan
membuat surat dinas, variabel terikat (Y) dilakukan dengan memberikan tugas
kepada siswa untuk membuat surat dengan jenis surat yang ditentukan, yakni
surat dinas berupa surat undangan, sesuai dengan
ciri-ciri dan susunan surat dinas, dengan waktu yang disediakan 60 menit dengan
skor berkisar antara 30 – 90 ingin dicapai setelah siswa membuat surat.
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas XII SMA N 1 Talang Padang tahun ajaran
2013/2014 yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah siswa 160.
3.3.2 Sampel
Sebagai
pedoman untuk menentukan besarnya sampel penelitian ini, penulis mengacu pada
pendapat Arikunto (2006:134) yang menyatakan bahwa untuk sekadar ancer-ancer,
maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya
besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.
Berdasarkan
pendapat di atas, maka penulis mengambil jumlah sampel di dalam penelitian ini
sebanyak 12.5% dari orang 160 orang siswa 20. Jadi, sampel dalam penelitian ini
berjumlah 20 orang siswa.
3.3.3 Teknik Sampling
Teknik
sampling yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teknik stratified
proporsional rondom sampling. Digunakan teknik tersebut karena populasi
penelitian bersifat heterogen, yakni kemampuan siswa berbeda-beda.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data
dalam penelitian ini ditujunjukkan dengan menggunakan beberapa teknik, teknik
tersebut sebagai berikut:
3.4.1 Teknik Pokok
Teknik
pokok yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes berbentuk
objektif pilihan ganda untuk variabel X. Selanjutnya, untuk memperoleh dua
variabel Y yaitu kemampuan membuat surat dinas dengan menugaskan siswa membuat
surat dinas berupa surat undangan, dengan memperhatikan ciri-ciri dan
sistematika surat resmi/dinas.
3.4.2 Teknik Pelengkap
3.4.2.1
Teknik Kepustakaan
Teknik
ini digunakan untuk mendapatkan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian.
3.4.2.2
Teknik wawancara
Teknik
ini digunakan untuk memperoleh data informasi tentang kepala sekolah, guru
bahasa Indonesia dan mengenai gambaran umum keadaan sekolah.
3.4.2.3
Teknik Observasi
Teknik
ini digunakan untuk melihat secara langsung kegiatan belajar mengajar termasuk
dalam pengamatan pelaksanaan kegiatan tes.
3.5 Instrumen
Penelitian
Instrumen
penelitian yang digunakan dalam rangka memperoleh data adalah berupa tes
menulis, yakni dengan menugaskan siswa membuat suatu surat dinas berupa surat
undangan. Instrumen tersebut dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan dalam
menulis surat dinas. Mengingat pentingnya kepercayaan suatu alat tes dalam
penelitian, maka perlu dilakukan uji coba tes kepada siswa di luar sampel. Uji
coba ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitas tes.
3.5.1
Validitas Alat Ukur
Alat
ukur yang baik adalah alat ukur yang tinggi validitasnya, sehingga alat ukur
tersebut dapat dengan tepat mengukur sesuatu yang akan diukur, validitas alat
ukur dapat ditentukaan dengan cara, pertama yakni dengan menyusun lembar
jawaban yang telah diberi skor yang paling tinggi dan skor yang paling rendah, kedua,
yakni dengan cara membagi jumlah peserta kelompok tinggi (diberi lambang U) dan
peserta kelompok rendah (diberi lambang L) ketiga menggunakan rumus analisis
tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.
Dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
TK : Tingkat Kesukaran
Soal
DP : Daya Pembeda Soal
U : Peserta kelompok
tinggi yang menjawab benar
L : Pesrta kelompok
rendah yang menjawab benar
T : Jumlah peserta
kelompok tinggi dan kelompok rendah.
3.5.2 Realibilitas Alat Ukur
Realibilitas artinya
kemantapan suatu alat ukur yang sama dalam waktu berlainan akan menunjukkan
hasil yang sama, untuk menentukan tingkat realibilitas alat ukur dilakukan
dengan cara menggolongkan soal yang bernomor genap dan soal yang bernomor
ganjil atau teknik belah dua (split half). Teknik belah dua ini dilakukan
dengan cara menggolongkan skor genap dan skor ganjil (Sanusi, 1996:67)
Untuk menguji tingkat
realibilitas tes dengan menggunakan teknik belah dua dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1)
Berikan perangkat soal yang akan diuji coba
kepada sampel.
2)
Setelah hasilnya dikoreksi, pisahkan jumlah
skor yang diperoleh masing-masing sampel menjadi dua kelompok, misalnya menjadi
skor kelompok ganjil dan jumlah skor kelompok genap.
3)
Koreksilah jumlah skor yang diperoleh dari
kelompok ganjil dengan jumlah skor yang diperoleh dari kelompok genap dengan
menggunakan rumus korelasiproduk momen (koefisien korelasi yang diperoleh
merupakan koefisien korelasi setengah jumlah soal) di bawah ini:
1)
produk
momen (koefisien korelasi yang diperoleh merupakan koefisien korelasi setengah
jumlah soal) di bawah ini:
rxy =
Keterangan:
rxy =
Koefisien korelasi antara variabel (x) dan (y)
x =
Nilai penguasaan ejaan
y = Nilai kemampuan membuat surat
x2
= Kuadrat dari nilai penguasaan ejaan
y2
= Kuadrat dari kemampuan membuat surat
xy =
Jumlah perkalian antara nilai (x) dan (y)
N =
Jumlah sampel
2) Untuk
mengetahui tingkat reliabilitas keseluruhan soal, lanjutkan perhitungan dengan
menggunakan rumus spearman brown sebagai berikut:
rt
=
Keterangan:
r = koefisien korelasi setengah jumlah
soal
rt = koefisien korelasi keseluruhan soal
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas alat ukur adalah
dengan mengkonsultasikan indeks korelasi yang diperoleh dari perhitungan rumus
Spearman Brown dengan kriteria sebagai berikut:
0,90 – 1,00 reliabilitas tinggi
0,50 – 0,89
reliabilitas tinggi
0,00 – 0,49 reliabilitas rendah
3.6 Teknik
Analisis Data
Untuk
menganalisis data hasil penelitian, penulis menggunakan analisis statistik.
Oleh sebabitu, data yang penulis kumpulkan adalah dat kuantitatif atau dat yang berupa angka-angka yang didapat
dari hasil pemberian tes dan diberi nilai dari tiap-tiap sampel. Analisis data dalam penelitian dilakukan untuk dapat
menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yakni adanya hubungan penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas.
Untuk
menguji hipotesis digunakan rumus
statistik korelasi product
moment dalam Sudjana (2005: 369).
Hipotesis:
H: ρ = 0 (
ada hubungan penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat)
A: ρ > 0
(tidak ada hubungan penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat)
Kriteria
Uji:
Jika rhit
> rtab dalam taraf kepercayaan 95% (α=0,05) dan
N=20 maka H ditolak. Dalam hal selain itu H diterima.
Dengan
digunakan rumus statistik sebagai berikut.
rxy =
Keterangan:
rxy =
Koefisien korelasi antara variabel (x) dan (y)
x =
Nilai penguasaan ejaan
y =
Nilai kemampuan membuat surat
x2 =
Kuadrat dari nilai penguasaan ejaan
y2 =
Kuadrat dari kemampuan membuat surat
xy =
Jumlah perkalian antara nilai (x) dan (y)
N =
Jumlah sampel
DAFTAR PUSTAKA
Adlan
dkk. (2006). Pedoman Lengkap Menulis
Surat. Jakarta: Kawan Pustaka.
Dalman.
(2012). Keterampilan Menulis. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Finoza, Lamudin. (2006). Aneka Surat Sekertaris dan Bisnis Indonesia.
Jakarta:
Diksi
Insan Mulia.
Kosasih. (2009). Menulis Surat Dinas Lengkap. Bandung: Yrama Widya.
Redaksi Trans Media. (2010). Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia.
Jakarta:
Trans Media Pustaka.
Suprapto. (2004). Pedoma Lengkap Surat Menyurat Bahasa Indonesia. Surabaya:
PT
Indah .