Saturday 18 January 2020

10 metode terbaru mengajar kurikulum 2013

1. EXAMPLES NON EXAMPLES Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD Langkah-langkah :


•   Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran

•   Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP

•  Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar

•  Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas

•  Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya

•  Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai

 •    Kesimpulan


2.    PICTURE AND PICTURE Langkah-langkah :


•    Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

•    Menyajikan materi sebagai pengantar

•    Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi

•  Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

•    Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

•  Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

 •    Kesimpulan/rangkuman

3. NUMBERED HEADS TOGETHER (Kepala Bernomor, Spencer Kagan, 1992) Langkah-langkah :


•   Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

•   Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya

• Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya

•  Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka

•    Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain

•    Kesimpulan


4.  COOPERATIVE SCRIPT (Dansereau Cs., 1985) Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari Langkah-langkah :


•    Guru membagi siswa untuk berpasangan

•    Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan

•   Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

•   Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : -    Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap -    Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya

•  Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.

•    Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru

•    Penutup

5.  KEPALA BERNOMOR STRUKTUR  (Modifikasi Dari Number Heads) Langkah-langkah :
1.    Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

2.   Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya

6. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka

7.    Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain

8.    Kesimpulan


6. STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995) Langkah-langkah :


1.    Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

2.    Guru menyajikan pelajaran

3.  Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4.   Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu

5.    Memberi evaluasi

6.    Kesimpulan


7.    JIGSAW (MODEL TIM AHLI) (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978) Langkah-langkah :


1.    Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim

2.    Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

3.    Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

4.    Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka

 5.  Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

6.    Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7.    Guru memberi evaluasi

8.    Penutup


8. PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) Langkah-langkah :


1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)

3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya

5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan


9.  ARTIKULASI Langkah-langkah :


1.    Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

2.    Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

3.    Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang

4.  Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya

5. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya

6.    Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa

 7.    Kesimpulan/penutup


10. MIND MAPPING Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban Langkah-langkah :


1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban

3.  Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang

4.  Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi

5.  Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru

6.  Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.


Sumber : http://www.kompasiana.com/

Wednesday 17 April 2019

SINOPSIS NOVEL DIAN YANG TAK KUNJUNG PADAM Karya : Sultan Takdir Alisyahbana

DIAN YANG TAK KUNJUNG PADAM
Karya : Sultan Takdir Alisyahbana

Tokoh utama dalam novel ini adalah Yasin. Yasin adalah seorang pemuda yatim yang miskin. Di tepi sungai musi, Yasir melihat anak perawan cantik, putri dari seorang bangsawan Palembang. Hatinya  terpikat dari pandangan pertama itu. Rupanya anak perawan itu adalah Molek. Molek pun saat jumpa pertama jatuh cinta pada Yasin.
Suatu hari Yasin dan ibunya diundang oleh keluraganya yang akan mengadakan pernikan saudranya yang akan digelar secara besar-besaran. Di pesta itupun dalam adat Palembang biasanya mengdakan dansa antara bujang dan gadis. Namun setelah melihat Molek, Yasin yang biasanya gemar berdansa. Kegemaran itu hilang seketika dan iapun tidak merasa tertarik dengan gadis-gadis yan berada di tempat itu.
Akhirnya ibu Yasinpun mengetahui perubahan yang dialami anaknya. Hingga suatu ketika Yasin pergi ke sebuah tepi sungai ibunya membuntutinya. Setelah sesampainya ibunya Yasin mananyakan atas perubahan yang terjadi pada dirinya. Akhirnya Yasin menceritakan semua yang telah terjadi, bahwa ia telah jatuh cinta pada seorang gadis bangsawan. Ibu Yasinpun mengerti apa yang dirasakan oeh anaknya dan menyuruh Yasin agar menemui gadis itu untuk menanyakan apakah gadis bangsawan itupun jatuh cinta padanya. Dan Yasinpun menyetujui apa yang dikehendaki ibunya. Akhrinya Yasin dan Molekpun saling surat menyurat dan setelah bebeapa lama mereka mengetahui bahwa mereka saling mencintai.
Pada suatu hari Yasin bertekad untuk mengakhiri hubungan cinta mereka yang selalu dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu. Dia hendak melamar Molek secara terang-terangan. Kemuadian pemuda itu memberitahukan niatnya kepada ibunya dan seluruh kerabatnya. Keluarga Yasin pun berembuk dan dengan segala kesederhanaannya, mereka melamar Molek. Namun, maksud kedatangan mereka ditolak oleh ayah Molek Raden Mahmud dan keluarga Molek. Karena mereka berasal dari keluarga dusun yang miskin. Mereka bahkan menghina dan menyindir keluarga Yasin. Karena ibaratnya saja Raden Mahmud saja tidak menerima pembantu dari orang-orang uluan, apa lagi untuk dijadikan menantu itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Akhirnya  ibu beserta saudara Yasin pulang dengan membawa rasa kesal dan kekecewaan. Dan Molekpun dimara oleh ayah dan keluarganya karena telah mengenal pria ulun yang miskin.
Setelah kejadian itu hubungan Molek dengan keluarga mulai renggang dan akhirnya Molek sakit-sakitan. Semejak itu Raden Mahmud ayah Molek mulai mencarikan jodoh untuk Molek karena ia akan berangakat haji. Molekpun dijodohkan dengan Sayid Mustafa orang Arab yang sangat kaya-raya.
Setelah mendekati hari pernikahan Molekpun semakin sedih. Dan dia meminta Yasin untuk memebawanya kabur. Pada waktu malam hari sebelum hari pernikahan, Yasinpun datang menjeput Molek untuk dibawa kabur dan menungguinya di tepi sungai. Namun karena di sekitar rumah Molek diramaikan oleh orang-orang yang sedang mempersiapkan pernikannya. Kepergian Molekpun diketahui oleh salah seorang yang berada di situ. Meraka mengira bahwa Molek akan mandi di sungai itu dan kemudian mau terjatuh kedalam sungai. Kemudian mereka menolong Molek dan memeganginya. Yasinpun segera pergi bersembunyi mengetahui banyak orang, dan Molekpun dibawanya kembali ke rumah dan tidak berhasil untuk kabur.
Kemudian pernikahan Molek pun berlangsung. Setelah perayaan pernikahan Molek, ayah Molek pergi ke tanah suci. Setelah beberapa lama menikah, Molekpun mengetahui niat jahat suaminya. Ia pun mengetahui kalau tujuan Sayid menikahinya hanyalah karena harta ayahnya saja dan tak pernah mencintai Molek. Selain itu, perlakuan Sayid terhadapnya pun sangat kasar. Itulah sebabnya ia selalu menceritakan kegalauan, kesedihan, dan kerinduannya terhadap Yasin melalui surat-suratnya.
Ketika mengetahui pujaan hatinya hidup menderita dan juga karena kerinduannya yang semakin mendalam terhadap kekasihnya itu, Yasin mencoba menemui Molek. Dalam pertemuan itu, Molek menceritakan semua yang pernag ia ceritakan lewat surat. Dan Molek mengatakan bahwa tubuhnya sudah tidak pantas lagi untuk Yasin. Karena tubuhnya sudah dimiliki oleh suaminya. Tetapi hatinya masih suci untuk mencintainya.
Karena untuk menjaga kesucian hatinya, molekpun berkata pada yasin jika pada saat itu adalah pertemuan terakhir bagi mereka. Setelah pertemuan itu akhrinya Molek bunuh diri. Setelah kejadian itu, babarapa tahun kemudian ibu Yasin pun sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal.

Cerita ini diakhiri dengan perginya Yasin ke Gunung Seminung di Tepi Danau Ranau, karena ia merasa telah di tinggal oleh orang-orang yang ia cintai, Yasin pun di sana menjadi orang soleh tanpa satu orangpun yang tahu masa lalunya.

SINOPSIS NOVEL LAYAR TERKEMBANG Karya : Sultan Takdir Alisyahbana

LAYAR TERKEMBANG
Karya             : Sultan Takdir Alisyahbana

Peran utama dalam novel Layar Terkembang adalah Tuti dan Maria. Mereka adalah kakak beradik, anak dari Raden Wiriatmadja mantan Wedana daerah Banten. Sementara itu ibu mereka telah meninggal. Meskipun mereka adik-kakak, mereka memiliki watak yang sangat berbeda. Tuti si sulung adalah seorang gadis yang pendiam, tegap, kukuh pendiriannya, jarang sekali memuji, dan aktif dalam organisasi-organisasi wanita sarta tidak memikirkan masalah pacar atapun jodoh, malah ia berniat kalaupun nanti suaminya melarang dia berorganisasi membela kaum perempuan dia lebih memilih tidak untuk bersuami.. Sementara Maria adalah gadis yang periang, lincah, dan mudah kagum.

Pada suatu hari, tepatnya hari Minggu Tuti dan Maria pergi ke akuarium di pasar ikan. Di tempat itu mereka bertemu dengan seorang pemuda yang tinggi badannya dan berkulit bersih, berpakaian putih berdasi kupu-kupu, dan memakai kopiah beledu hitam. Mereka bertemu ketika hendak mengambil sepeda dan meninggalkan pasar. Pada saat itu pula mereka berbincang-bincang dan berkenalan. Nama pemuda itu adalah Yusuf, dia adalah seorang mahasiswa sekolah tinggi kedokteran.

Yusuf adalah putra dari Demang Munaf di Matapura, Sumatra Selatan. Semenjak pertemuan itu Yusuf selalu terbayang-bayang kedua gadis yang ia temui di akuarium., terutama Maria. Yusuf telah jatuh cinta kepada Maria sejak pertama kali bertemu, bahkan dia berharap untuk bisa bertemu lagi dengannya. Tidak disangka oleh Yusuf, keesokan harinya dia bertemu lagi di depan hotel Des Indes. Semenjak pertemuan  keduanya itu, Yusuf mulai sering menjemput Maria untuk berangkat sekolah serta dia juga sudah mulai berani berkunjung ke rumah Maria.

Sesudah ujian doctoral pertama dan kedua berturut-turut selesai, Yusuf pulang ke rumah orang tuanya di Martapura, Sumatra Selatan. Selama  berlibur Yusuf dan Maria saling mengirim surat, dalam surat tersebut Maria mengatakan kalau dia dan Tuti telah pindah ke Bandung. Kegiatan surat menyurat tersebut membuat Yusuf semakin merindukan Maria. Sehingga pada akhirnya Yusuf memutuskan untuk segera kembali ke Jakarta dan ke Bandung untuk mengunjungi Maria. Kedatangan Yusuf disambut hangat oleh Maria dan Tuti. Setelah itu Yusuf mengajak Maria berjalan-jalan ke air terjun Dago, tetapi Tuti tidak dapat meninggalkan kesibukannya. Di tempat itu Yusuf menyatakan perasaan cintanya kepada Maria.

Setelah kejadian itu, kelakuan Maria berubah. Percakapannya selalu tentang Yusuf saja, ingatannya sering tidak menentu, dan sering melamun. Tuti memiliki ke khawatiran terhadap  hubungan Maria dan Yusuf. Kemudian Tuti menasehati Maria agar jangan sampai diperbudak oleh cinta. Nasihat tulus Tuti justru memicu pertengkaran diantara mereka dan memberikan pukulan keras terhadap Tuti. Dari kejadian itu, Tuti sama sekali tidak berbicara dengan Maria.

Suatu saat tubuh Maria semakin melemah dan batuk-batuk. Namun, Maria enggan diperiksa oleh dokter. Tetapi karen selalu dibujuk akhirnya dipanggilah dokter untuk memeriksanya dan dia pun mau untuk diperiksa. Ternyata ia mengidap penyakit TBC. Ketika Maria mendadak terkena penyakit malaria dan TBC, Tuti pun kembali memperhatikan Maria, Tuti menjaganya dengan sabar.
Penyakit itu semakin menggerogoti tubuhnya. Badannyapun semakin lemah. Kemudian ayahnya, Tuti, dan Yusuf memutuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Dokter yang merawatnya menyarankan agar Maria dibawa ke rumah sakit khusus penderita penyakit TBC wanita di Pacet, Sindanglaya Jawa Barat. Perawatan Maria sudah berjalan sebulan lebih lamanya. Namun keadaannya tidak juga mengalami perubahan, yang terjadi adalah kondisi Maria semakin lemah. Namun, Tuti dan Yusuf selalu memberi semangat kepadanya. Tetapi Maria tahu dan merasa penyakitnya itu semakin parah.

Semakin hari hubungan Yusuf dan Tuti semakin akrab, sementara itu kondisi kesehatan Maria justru semakin mengkhawatirkan. Dokter yang merawatnya pun sudah tidak dapat berbuat lebih banyak lagi.
Ketika Tuti dan Yusuf tengah menjenguk Maria, maka Maria memanggil Tuti dan yusuf, merekpun mendekati Maria. Maria memegang tangan yusuf dan disusul meraih tangan Tuti. Dengan menggegam kedua tangan mereka sambil berbaring di ranjang ruma sakit. Maria berkata bahwa penyakitnyapun tidak bisa disembuhkan dan hidupnya tidak akan lama lagi dan Maria pun memeinta Yusuf untuk menikahi kakaknya. Namun Tuti tidak percaya dengan semua yang dikatakan adiknya dan tidak mau menuruti keinginan adiknya. Tuti justru malah menangis mendengar perkataan Maria.

Rupanya takdirpun membenarkan firasat Maria yang dikatakan pada Yusuf dan kakaknya. Akhirnya Maria meningga dunia. Setelah pemakaman Maria telah seleai diurus dengan keluarga, Tuti dan yusuf berziarah kemakam Maria.

Cerita ini diakhiri dengan menikahnya Tuti dan Yusuf sesuai dengan pesan terakhir Maria. Yusuf dan Tutipun hidup bahagia selama-lamanya.

SINOPSIS NOVEL JONGGRANG Karya : Bimo S. Nimpuno & Gerry Nimpuno

JONGGRANG
Karya : Bimo S. Nimpuno & Gerry Nimpuno

Novel ini memceritakan 1000 tahun setelah kutukan Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang.
Pemeran utama dalam novel ini adalah Data & Elektra. Mereka adalah sepasang kekasih. Suatu ketika Data liburan ke Bali dan Yogyakarta. Di Bali ia bermalam di Puri Saras Wati, Ubud. Dia jalan-jalan menikmati indahnya panorama alam Pulau bali selama tiga hari. Setelah itu dia transit ke Yogyakarta. Ia bermalam di Hotel Garuda Malioboro. Sesampainya di sana ia jalan-jalann di sekitar pasar Malioboro. Suatu hari ia menyewa mobil untuk berkeliling kota Yogyakarta, dan akhirnya ia berhenti di sebuah pertunjukan sandra Tari Ramayana di Prambanan. Ketika ia sedang asyik melihat pertunjuknya tersebut, ia merasa ada seseorang duduk di samping kirinya, kemudian ia menengok kearah belakang. Disitu ia melihat seorang wanita sedang duduk di belakangnya. Dan ia terpaku kepada wanita itu, karena wanita itu mempunyai daya tarik dan sangat luar biasa yakni kecantikan dari seseorang kharisma wanita kebangsawanan. Ia pun tidak bisa menahan tingkat kesadarannya. Hingga akhirnya dia pergi meninggalkan ampi teater itu. Setelah pertemuan itu Data selalu terbayang-bayang wajah cantik wanita itu, dan ia merasa bahwa dia jatuh cinta.
Suatu malam ketika Data jalan-jalan ke Candi Prambanan, Data bartemu dengan kedua Arkeolog yang bernama Dewi & Aksara, kedua Arkeolog itu menceritakan sejarang Candi Prambanan kepada Data. Kemudian kedua Arkeolog itu mengajak Data untuk berkunjung ke Candi Sukuh Untuk melihat cerita relif di candi Itu. Kemudian Data kembali ke hotel. Kemudian dia keluar lagu untuk mencari makan malam, lalu dia bertemu dengan teman SMPnya yakni Ifan, dan Ifan meminta Data mencoba restoran yang ada didalam kraton. Kemudian ia pergi kerestoran tersebut dan memesan makanan, dan ketika wetes mengambilkan pesanannya, Data melihat seorang wanita cantik yang pernah ditemuinya pada saat pertunjukan. Kemudian ia menghampiri wanita itu, dan dia mencoba untuk berkenalan, namun wanita itu tidak menghiraukannya. Tetapi Data tidak menyerah begitu saja, ia terus menerus mendesak wanita itu untuk memberi tahu namanya kepada Data. Akhirnya wanita tersebut mengaku bahwa ia bernama Jonggrang, setelah memberi tahunya Jonggrang lantas pergi meninggalkan Data. Tidak lama kemudian Data pun meninggalkan restoran itu dengan membawa gelas bekas Jonggrang yang masih terdapat lipstiknya dan langsung kembali ke Hotel.
Keesokan harinya Data kembali kejakarta, setelah kepulangannya dari cuti, ia merasakan hal-hal yang aneh pada rumah dan pada dirinya. Malam-malamnya ia merasa terganggu dengan suara-suara aneh yang bersumber dari almarinya, yakni suara orang yang sedang menumbuk padi di lesung dan suara kokokan ayam jantan. Suara itu mulai dari pukul 11 sampai 3 malam.


Suatu ketika suara itu semakin menjadi, dan ia merasakan ada hal yang gaib di dalam rumahnya, hal ini terbukti bahwa ketika ia sedang asik tidur, ia merasakan seperti terjadi gempa. Ternyata ranjang Ia tempati bergoyang-goyang kencang, kaki ranjangpun sampai mengetuk-ngetuk di lantai dan ia juga merasakan tidak bisa bangkit dari tempat tidur, seperi ada medan gravitasi bumi yang maha dahsyat menariknya.
Setelah kejadian itu Data kembali ke Yogyakarta, ia mencari Jonggrang di restoran Hotel tempat ia bermalam. Kemudian Data bertemu dengan sopir Jonggrang yang kemudian  mengajaknya ke Candi Prambanan.
Setelah Data menghilang, Elektra mencari Data ke Jogja dan akhrinya ia menemukan Data dan satu Hotel dengan Data. Namun data tidak oernah mau untuk ditemui Krisni. Suatu malam Data pergi untuk menemui Jonggrang, Elektrapun mengikuti Data. Setelah di gerbang Prambanan Krisni bertemu dengan dua orang arkeolog. Elektra menceritakan semua yang terjadi pada Data. Kedua arkeolog itupun bersedia untuk membantu Elektra mengembalikan Data kepelukannya dan menyadarkan Jonggrang untuk kembali ke alam teranggnya. Hingga akhirnya Jonggrangpun sadar dan Data kembali kepelukan Elektra.
Kemudian Jonggrang pergi menghilang dibalik Candi Wisnu. Kemudian Data dan Elektrapun pergi meninggalkan candi itu bersama kedua arkeolog. Lalu kedua arkeolog itu membawa Data dan Elektra kesebuah tempat di mana ada sebuah lubang yang di dalamnya ternyata terdapat dua orang yang tertimbun batu-batu besar. Dan sangat mengejutkan ternyata dua orang itu adalah Aksara dan Dewi. Dan akhirnya dua orang itu di bawa ke rumah sakit, namun dalam perjalanan nyawa Aksara tidak tertertolong.

Cerita ini di akhiri dengan menikahnya Data dengan Elektra yang kemudian dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama Amanda. Dewipun menjadi seorang suster di sebuah Biara.

SINOPSIS NOVEL IQRA’! Karya : Reza Nufa

IQRA’!
Karya : Reza Nufa

Novel ini menceritakan Asep sebagi tokoh utama. Ia tinggal dengan seorang nenek yang bernama Minah berusia 63 tahun. Ketika itu Asep duduk di kelas tiga SMP.
Asep menyukai teman sekolahnya yaitu Vita. Vita adalah anak kota yang dipindahkan ke desa karena orang tuanya tidak ingin Vita menjadi orang yang memmiliki pergaulan bebas. Akan tetapi karena Vita orang kota dan kaya Asepun minder. Padahal Vitap juga menyukainya. Asep memiliki taman dekat yaitu Ubed dan Imam.
Asep belajar banyak dari nenek Minah, Asep diminta oleh nek Minah untuk belajar tentang lingkungan. Namun hingga dia lulus SMP nek Minah tidak pernh menceritakan siapa sebenarnya orang tua Asep.
Setelah lulus SMP Asep malanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas ke Jakarta. Di Jakarta dia tinggal dengan kang Jalal yaitu orang tua angkatnya yang dikenalkan oleh nek Minah. Aseppun satu sekolah dengan anak pak Jalal yakni Nisa. Asep menganggap Nisa sebagai adiknya.
Selama di kota ia menemukan pelajaran yang aneh-aneh tentang lingkungan, seperti dari kenapa got tidak dibersihkan?, teman-teman yang suka melihat video porno?, teman-teman yang suka berantem? Hingga melihat anak jalanan yang mengemis dan mengamen tanpa mememikirkan pendidikan.
Saat liburan sekolah, Asep pulang ke kampung, dia merindukan teman-temannya dan juga Vita. Sesampainya di kampung halaman ia pergi main ke rumah Imam. Kemudian ia bercerita bahwa ia merindukan Vita. Namun, Imam mengatakan bahwa Vita melanjutkan sekolah di kota. Dan akhirnya Asep tidak bertemu dengan Vita. Hari liburpun telah habis, Asep kembali ke kota untuk menyelesaikan sekolahnya.
Beberapa tahun kemudian, setelah ia menyelesaikan pendidikannya, ai langsung mengemas barang-barangnya untuk kembali ke kampung karena ia sangat merindukan nek Minah. Dan ia juga ingin mananyakan semua permasalahan tentang lingkungan, karena semua pelajaran tentang lingkungan yang ia temui dicatat dalam satu buku. Dilain pihak, ia tak rela meninggalkan kelurga di Jakarta mulai dari kang Jalal, istrinya dan Vita yang sangat sayang kepadanya seperti kelurga kandung sendiri.
Namun ia akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke kampung. Aseppun berpamitan kepada kelurga. Sesampainya di kampung, ia dikejutkan dengan keramaian di rumahnya. Ternyata neneknya telah mininggal. Selama masa berkabung ia tinggal bersama mang Udin seorang guru ngaji di kampung itu dan sudah dianggap sebagai anak oleh nek Minah.
Setelah beberapa hari kemudian ia kembali ke rumah nek Minah. Aseppun di jenguk oleh Vita dan selalu diperhatikan oleh Vita. Tapi sikap Asep yang dulunya suka dengan Vita kini berubah. Vita di bentak dan di usir oleh Asep sehingga Vita menangis dan akhirnya dia keluar. Kemudian ia menemukan buku catatan Asep yang telah dibuang karena Asep merasa kecewa tidak bisa menanyakan semua catatan-catatan dalam bukunya selama ia di kota, yang sudah disiapkan sejak awal untuk ditanyakan pada nek Minah. Diambillah buku tersebut oleh Vita dan dibawanya pulang.
Ketika Asep masih larut dalam kesedihannya, kang Jalalpun datang menemuinya. Untuk memberikan uang tabungan senilai 15juta rupiah kepada Asep. Uang tersebut merupan titipan dari nek Minah untuk biaya sekolah dan kuliah Asep. Namun berhubung Asep tidak kuliah uangnyapun diberikan kepada Asep. Dan kemudian kang Jalal meminta Asep untuk menikahi Nisa. Namun Asep tidak langsung menerimanya, ia ingin berpikir-pikir terlebih dahulu.
Ketika perjalanan pulang dari rumah Asep, sepanjang perjalanan Vita masih menangis karena merasa kecewa atas perlakuan Asep. Isakan tangisnya tak pernah henti sampai-sampai ia tidak mempedulikan di sekitarnya.  Ia brlari, akhirnya Vita tertabrak mobil dan kakinyapun cacat.
Setelah kedatangan kang Jalal, Asep menemui Imam. Ia menceritakan perbutannya kepada Vita. Ia bercerita bahwa ia telah membentak dan mengusir Vita dari rumahnya hingga Vita nangis. Kemudian Imam menceritakan kebohongannya waktu itu. Imam berkata bahwa dulu Vita tidak pernah sekolah ke kota. Karena Imam tidak menginginkan jika Asep bertemu dengan Vita. Sebab ia telah menyukai Vita. Lalu Imam menyuruh Asep untuk mengetahui keadaan Vita saat ini juga.
Akhirnya pada saat itu juga Asep pergi mencari Vita. Kemudian ia menemui Vita di suatu perkebunan sedang duduk menangis di atas kursi roda sambil memeluk sebuah buku. Asep terkejut melihat buku yng dipeluk Vita dan ternyata buku itu adalah catatan Asep yang telah di buangnya dulu dan buku tersebut diberinama IQRO’.
Kemudian Imam menyuruh Asep untuk bertanggung jawab dan menikahi Vita. Karena atas perbuatannya itu Vita menjadi cacat. Dan untuk menebus kesalahannya itu Aseppun menikahi Vita. Lalu ia menghubungi kang Jalal bahwa ia tidak bisa menikahi Nisa, karena ia idak bisa mencintai Nisa. Walaupun ia mencintai Nisa itu hanya sebatas cinta kakak terhadap adik.

Cerita ini diakhiri dengan menikahnya Asep dan Vita. Asep berjanji akan menjaga dan mengurus Vita dalam keadaan apapun. Kemudian ia membuat sebuah taman di halaman rumah yang meraka tinggali. Asepun membuatkan perpustakaan untuk Vita yang ia berinama IKRA.

SINOPSIS NOVEL REMBULAN DI ATAS BOROBUDUR Karya : Arwan Tuti Artha

REMBULAN DI ATAS BOROBUDUR
Karya : Arwan Tuti Artha

Pemeran utama dalam novel Rembulan di Atas Boroudur adalah Krisni,  seorang gadis desa yang memiliki sajuta impian. Ia dilahirkan dan dibesarkan oleh keluarga Niti Djatmiko dan tinggal di dekat bangunan kuno yang konon samapai saat ini kerap dikunjungi oleh para wisatawan tarmasuk dari manca negara, yakni Candi Borobudur. Suatu hari ia harus meninggalkan kampung halamannya itu, ya sejak ia dipersunting oleh Daniel Carter Lewis laki-laki muda dari Kanada yang sangat mengagumi sebuah maha karya yang sulit kita temui tandingannya di abad ini, bangunan batu yang sudah beratus-ratus tahun usianya itu, ya.. Candi Borobudur. Karena kekagumannya itulah ia rela jauh-jauh datang dari Kanada ke Indonesia tepatnya di Borobudur, karena rasa penasarannya terhadap Candi Borobudur. Kedatangan Daniel pertama kali pada mulanya sebagai turis biasa. Lalu ia datang untuk kesekian kalinya dengan visa sebagai peneliti. Pada kedatangan yang kesekian kali itulah ia kepengin menjalani hidup di Indonesia. Betapa tidak, karena menurut Daniel “Indonesia is paradise of hermeneutick”. Sampai-sampai ia pun tinggal di sekitar Borobudur, hingga akhirnya dipertemukan dengan istrinya, ya Krisni.
Awal mula pertemuan mereka adalah ketika mereka menyaksikan perayaan Tri Suci Waisak di Candi Mendut, Pawon dan Candi Borobudur. Sebuah perayaan keagamaan yang sangat agung, yakni perayaan suci bagi umat Budha. Mereka mendapat berkah dari perayaan itu. Dan, Nuning yang ditunjuk Tuhan sebagai perantara perkenalan Daniel pada Krisni. Sejak dari situlah mereka sering jalan-jalan bersama, naik-turun menyusuri anak tangga dan memutari candi itu, membaca relief, membicarakan kearifan hidup. Menerjemahkan ajaran agama Budha yang terpancar dari bangunan-bangunan dan relief-relief  yang disebut sebagai relief karmawibangga itu. Sesering kali juga Krisni dan Daniel pergi ke Boroudur malam hari pada saat  purnama tiba, ia merasakan malam-malam purnama iu sangat berarti. Betapa tidak. Konon, pada saat rembulan tepat sedang purnama. Borobudur akan tampak seperti siluet megah yang indah, besar dan lebar. Ada romantisme, tetapi juga patung-patung dan relief-relief Candi Borobudur itu timbul birahinya padasaat bulan purnama. Pada saat-saat seperti itu juga cintanyapun berkembang bagaikan bunga-bunga mekar yang dikerubuti kupu-kupu dengan sayapnya berbagai warna. Hingga suatu hari, ketika mereka datang lagi ke candi itu, tiba-tiba Daniel memegang tangan Krisni dan mendekatkan pada dadanya seraya berkata “I love you, Kirisni”. Krisni pun bingung mendengar kata-kata tersebut.
Hari-hari yang kemudian mereka lalui, terasa begitu jauh. Seakan memasuki sebuah lorong waktu yang belum diketahuinya akan sampai ke mana. Pernah terjadi perang batin yang cukup hebat. Karena Daniel bukan lelaki satu-satunya yang menyatakan kata tersebut. Sebab ada juga Tanto, yaitu seorang seniman yang lugu dan berterus terang tentang semua itu. Seringkali Krisni merenungi permasalahannya dengan memandangi kupu-kupu di taman bunga candi. Begitu banyak terbang. Ada yang datang ada yang pergi. Tapi bunga yang dikitari kupu-kupu itu tetap bergoyang ditiup angin. Bunga-bunga di taman tak boleh dirusak, agar kupu-kupu selalu datang. Begitu pula rembuan di atas Borobudur. Rembulan akan selalu muncul di langit dan krisni bisa melihatnya dari Borobudur. Pada saatnya pasti datang. Bulat penuh. Sinarnya yang redup begitu romantis. Ada romantisme, tetapi juga ada birahi di sana.
Tetapi sejak ia menjadi nyonya Daniel dan meninggalkan Borobudur begitu lama, malam-malam purnama itu tak lagi berarti. Ya, sudah berapa ratus malam purnama di Borobudur tak lagi dinikmati oleh krisni. Karena ia harus tinggal bersama suaminya di Balikpapan.

Cerita ini diakhiri dengan kembalinya Krisni ke Borobudur. Ia merasa senang ketika bisa menginjakkan kembali kakinya di Borobudur. Mungkin ia akan bisa merasakan kembali betapa patung-patung dan relief-relief Candi Borobudur itu juga butuh bulan purnama untuk membakar birahinya. Tetapi kepulangannya kali ini bukan untuk bersenang-senang di Borobudur, tapi untuk melihat wajah ibunya sebelum dibawa ke makam. Dan menyaksikan pemakaman ibunya.

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI DENGAN JUDUL “Hubungan Penguasaan Ejaan dengan Kemampuan Membuat Surat Dinas Siswa Kelas XII SMAN 1 Talang Padang OLEH ADE TATI HIDAYATI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah
Kemampuan menulis surat merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan memiliki kemampuan tersebut, banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya siswa dapat menyampaikan gagasan, pikiran, isi hati, informasi, pernyataan, serta maksud atau kehendak kepada orang lain melalui bahasa tulis. Selain itu, siswa juga dapat menggunakan surat sebagai bukti historis sebagai alat pengingat.
Dalam KTSP, pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen berbahasa, yang meliputi aspek-aspek menulis, menyimak, berbicara, dan membaca. Dalam hal ini,. menulis surat termasuk dalam ruang lingkup keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menulis. Surat merupakan sarana untuk menyampaikan pikiran, isi hati, maksud atau kehendak, kepada orang lain melalui bahasa tulis. Surat juga bermacam-macam bentuk dan jenisnya, bergantung pada sifat, wujud, keamanan isinya, dan proses penyelesaiannya.
Bentuk surat berdasarkan sifatnya ialah surat dinas. Surat dinas itu sendiri merupakan surat resmi yang di dalamnya menyangkut berbagai hal tentang kedinasan, Triharjanto (dalam Dalman 2012:274). Penulisan surat dinas memiliki aturan-aturan, baik menyngkut bahasa, bentuk, maupun juga susunannya. Susunan surat tersebut, secara keseluruhan terdiri atas bagian-bagian surat. Jika bagian-bagian  surat tersebut ditulis secara benar dan disusun berdasarkan aturan yang baik, tentu surat yang dibuat itupun akan menjadi surat yang baik pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Subagyo (dalam Dalman,2012:274) yang mengatakan bahwa penulisan surat yang baik, tentunya mengandung bagian-bagian yang memenuhi persyaratan surat yang baik. Sebuah surat yang baik tentu disusun secara baik pula. Susuna-susunan surat itu terdiri dari: kop surat, nomor surat, tanggal surat, lampiran,hal, alamat surat, salam pembuka, isi, salam penutup, tembusan, dan inisial. Dalam hal ini, Rozana (1994:13) juga mengungkapkan bahwa bagian besar bagian surat tersebut adalah kepala surat, nomor surat, tanggal surat, lampiran, perihal, alamat surat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tembusan, dan inisial.
Fungsi utama surat adalah sebagai alat komunikasi tertulis. Dalam melakukan komunikasi, terutama komunikasi tulisan tentu dibutuhkan bahasa yang komunikatif. Artinya, bahsa yang digunakan mudah dipahami dan dimengerti. Oleh karena itu seorang penulis surat harus memiliki pengetahuan sekaligus kemampuan dalam menggunakan bahasa. Dengan demikian, akan terjadi komunikasi yang baik. Tentu saja hal ini sangat penting dipelajari oleh siswa dan dikuasai, sehingga siswa mampu mengomunikasikan maksudnya secara tepat dan benar.
Berbicara mengenai bahasa yang digunakan dalam surat, maka harus diperhatikan penggunaan ejaannya. Pada dasarnya, bahasa surat merupakan kunci utama dalam menulis surat. Seseorang yang keliru dan kurang teliti dalam menggunakan bahasa di dalam suratnya, maka surat tersebut tidak akan dipahami oleh si pembacanya. Bahkan, surat tersebut bisa jadi tidak akan dibaca oleh si penerima surat. Oleh sebab itu, bahasa surat yang digunakan dalam menulis surat resmi, haruslah ditulis dengan menggunakan bahasa yang baku, yaitu bahasa yang mengikuti kaidah bahasa yang dibakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Kosasih (dalam Dalman, 2012:291), yang menyatakan bahwa kebakuan surat resmi meliputi: penyusunan kalimat, pemilihan kata, serta penggunaan ejaan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sasarannya (Dalman, 2012: 292). Pendapat tersebut menegaskan bahwa hal penting dalam menulis surat adalah penggunaan ejaan. Oleh sebab itu, dengan menggunakan ejaan, tulisan akan menjadi teratur dan tertib.
Surat yang baik adalah surat yang ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan memperhatikan ejaan, pilihan kata, dan kalimat yang digunakan. Namun, dalam kenyataannya masih banyak siswa yang belum bisa membuat surat resmi dengan baik. Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan ejaan siswa dalam membuat  surat. Misalnya penggunaan kalimat yang kurang efektif dalam bagian penutup surat, yang menimbulkan ketidakjelasan makna.
Contoh:
            Atas perhatian dan kerja samanya,diucapkan terima kasih.
Akhiran –nya dalam frasa kerja samanya yang bermakna sebagai kata ganti orang ketiga menyebabkan ketidakjelasan kalimat, dan kata diucapkan pada kalimat tersebut juga tidak jelas siapa yang mengucapkan.
Seharusnya kalimat tersebut diperbaikai menjadi “Atas perhatian dan kerja sama Saudara, saya mengucapkan terima kasih”.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul, “Hubungan Penguasaan Ejaan dengan Kemampuan Membuat Surat Dinas Siswa Kelas XII SMAN 1 Talang Padang Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.2   Identifikasi Masalah
Bardasarkan latar belakang masalah, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1.      Hubungan pengetahuan ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas.
2.      Hubungan penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas.
3.      Hubungan penggunaan teknik pembelajaran dengan kemampuan membuat surat dinas.
4.      Hubungan motivasi belajar dengan kemampuan membuat surat dinas.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi masalah sebagai berikut,” Hubungan Pengetahuan Ejaan dengan Kemampuan Membuat Surat Dinas Siswa Kelas XII SMAN 1 Talang Padang Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.4 Perumusan Masalah
1.      Bagaimana tingkat penguasaan ejaan siswa kelas XII SMA X?
2.      Bagaimana tingkat kemampuan membuat surat dinas siswa kelas XII SMA X?
3.      Adakah  hubungan penguasaann ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas siswa kelas XII SMA X?
4.      Apakah hubungan penguassan ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas linear?

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.      Tingkat penguasaan ejaan siswa kelas XII SMAN 1 Talang Padang.
2.      Tingkat kemampuan membuat surat dinas siswa kelas XII SMAN 1 Talang Padang.
3.      Hubungan penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas siswa kelas XII SMAN 1 Talang Padang.
4.      Linearitas hubungan penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas.


1.5.2 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini berguna bagi guru bidang studi bahasa Indonesia pada umumnya, khususnya berguna bagi guru yang mengajarkan bahasa Indonesia di SMAN 1 Talang Padang, dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, yakni membuat surat.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencangkup:
1.6.1 Materi Penelitian
1.6.1.1 Penguasaan ejaan meliputi:
a.       Pengertian ejaan.
b.      Penggunaan huruf kapital.
c.       Penggunaan tanda baca.
d.      Penggunaan kalimat.
e.       Pilihan kata.

1.6.1.2 kemampuan membuat surat meliputi:
a.       Pengertian surat dinas
b.      Jenis-jenis surat dinas
c.       Bagian-bagian surat dinas.
d.      Fungsi surat dinas
e.       Ciri-ciri surat dinas.
6.1.2 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII SMAN 1 Talang Padang Tahun Ajaran 2013/2014.













BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

2.1 KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian Surat
Surat dinas adalah surat yang berisi masalah-masalah kedinasan (Kosasih, 2009:9). Menurut Suprapto (2004:18), Surat dinas, yaitu surat yang ditulis untuk kepentingan atau menyangkut masalah lembaga, organisasi, instansi, dan sebagainya.
Surat adalah suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak ke pihak lain. Surat merupakan lembaran kertas yang ditulis atas nama pribadi penulis atau atas nama kedudukannya dalam organisasi untuk berbagai kepentingan. Surat adalah alat komunikasi yang berupa tulisan yang mempunyai isi dan maksud surat tersebut.
 Surat adalah sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Informasi itu dapat berupa :
          - pemberitahuan
          - pernyataan
          - perintah
          - permintaan / permohonan
          - laporan
Menurut Suprapto (2004:13) ditinjau dari sifat isinya, surat adalah jenis karangan paparan karena di dalamnya si pengirim mengemukakan maksud dan tujuan atau menjelaskan apa yang yang dipikirkan dan dirasakan. Ditinjau dari wujud penuturannya, surat merupakan percakapn atau dialog yang tertulis dari suatu pihak (komunikator) kepada pihak penerima (komunikan). Sedangkan ditinjau dari fungsinya, surat adalah komunikasi atau informasi antara si pengirim dan si penerima yang berwujud tulisan dalam kertas atau yang lainya.
Sejalan dengan pendapat di atas, Lamuddin Finoza (2006:3) mengemukakan, secara umum dapat dikatan bahwa surat adalah alat untuk menyampaikan suatu maksud secara tertulis.
Adlan dan Tanzili (2006:1) mengatakan bahwa surat adalah sehelai kertas atau lebih yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pernyataan maupun informasi secara tertulis dari pihak satu kepihak yang lain.

Adapun pengertian surat menurut beberapa ahli lain yakni.
1.      J. Wajong
Surat adalah pernyataan / ucapan tertulis terhadap satu atau beberapa orang yang tidak hadir.
2.      S. Hidajat
Surat adalah sehelai kertas atau lebih di mana dituliskan suatu pernyataan atau berita atau sesuatu yang hendak orang nyatakan, beritakan, atau tanyakan pada orang lain.
3.      Prajudi Atmosudirdjo
Surat adalah helai kertas yang ditulis atas nama pribadi penulis atau atas naam kedudukannya dalam organsasi yang ditujukan pada alamat tertentu dan memuat bahan komunikasi.
4.      Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain.
5.      Enung Nuraeni
Surat adalah jenis komunikasi tulisan antara seseorang atau lembaga dengan orang atau lembaga lainnya.
6.      Diana Nababab
Surat merupakan alat komunikasi yang disajikan secara tertulis. Surat harus disajikan dengan baik karena surat secara tidak langsung memberikan gambaran tentang pribadi pengirimnya.
7.      Djoko Purwanto
Surat adalah sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain baik yang berkaitan dengan kegiatan bisnis maupun non bisnis.

8.      Ernawati Waridah
Surat merupakan alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya.
Tujuan utama seseorang menulis surat, tidak lain adalah untuk mengkomunikasi atau menginformasikan suatu gagasan dan pikirannya kepada pihak lain, baik atas nama pribadi atau lainnya (Suprapto, 1996:1). Subagyo(2006:l) berpendapat bahwa surat adalah alat komunikasi yang mempergunakan bahasa tulisan di atas selembar kertas yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Sedangkan menurut Kosasih (2003:11) surat adalah media komunikasi tertulis antara seseorang atau lembaga lainnya. Berbagai maksud dan kepentingan dapat disampaikan melalui surat. Pendapat lain dikemukakan oleh Marjo (1985:15) menyatakan bahwa surat adalah salah satu alat komunikasi tulis, berasal dari salah satu pihak lain untuk menyampaikan pesan dan warta. Sebagai alat komunikasi tulis surat sangat berperan aktif dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan untuk menyampaikan pernyataan-pernyataan atau informasi secara tulis di atas selembar kertas antara seseorang atau lembaga dan sangat berperan aktif dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Sedangkan surat dinas adalah surat yang dibuat seseorang untuk disampaikan kepada orang lain demi kepentingan atau masalah kedinasan.

2.1.2 Jenis-jenis Surat Dinas
Menurut Kosasih (2009:133) berdasarkan tujuan atau maksudnya, surat dinas  meliputi bermacam-macam jenis diantaranya dapat berupa:
1)      Surat pengumuman
Pengumuman berarti menyampaikan informasi atau memberitahukan sesuatu kepada orang banyak. Isinya bersifat terbuka, siapapun boleh mengetahuinya. Oleh karena itu, jenis surat ini selalu disampaikan di tempat terbuka.
Surat pengumuman ditandai oleh kata-kata seperti:
a.       Dengan ini kami umumkan,
b.      Denganini kami beritahukan,
c.       Diberitahukan dengan hormat.
Adapun kalimat penutup yang sering digunakan adalah seperti berikut.
1.      Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
2.      Atas perhatia dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
3.      Pengumuman ini harap diperhatikan dan dilaksanakan dengan semestinya.
Contoh surat pengumuman:
PANITIA HARI ULANG TAHUN RI KE-60
Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari, Kota  Tasikmalaya

Nomor             : 09/PAN.HUTRI/VII/2005                           1 Agustus 2005
Lampiran         : dua lembar
Hal                  : pengumuman lomba qosidah

Yth. Pimpinan
Grup Qosidah
Se-Kecamatan Tamansari
Assalamualaikum wr. wb.,
Dalam rangka menyambut peringatan Hari Ulang Tahun ke-60 Republik Indonesia, kami akan menyelenggarakan lomba qosidah. Perlombaan akan dilaksanakan pada17- 18 Agustus 2005.
Untuk itu kami menyambut Saudara untuk mengirimkan utusan pada acara tersebut. Pendaftaran dibuka 2 – 16 Agustus 2005, bertempat di jalan Sukamaju 14A, Kecamatan Tamansari, pukul 08.00 – 16.00. kami tidak memungut biaya apapun dalam melaksanakan kegiatan ini.
Total hadiah untuk para pemenang Rp 10 juta. Para pemenang juga akan menerima tropi dari Wali kota Tasikmalaya.

Atas perhatian Saudara, kami mengucapkan terima kasih.
                                                                                    Ketua panitia,

                                                                                                Ttd.

                                                                                    El-Islam Purnama


Tembusan:
1. Kepala Kelurahan Mulyasari,
2. Camat Tamansari.


2)      Surat peberitahuan
Surat pemberitahuan adalah surat yan isinya memberitahukan tau mengabarkan sesuatau kepada seseorang atau pihak tertentu.
Surat pemberitahuan biasanya diawali dengan kata-kata seperti berikut.
a.       Denagn ini kami beri tahukan,
b.      Dengan ini kami memberitahukan,
c.       Dengan hormat kami beri tahukan,
d.      Dengan surat ini saya sampaikan.
Adapun kalimat penutupnya sebagai berikut.
1.      Atas perhatian Saudara, saya sampaikan terima kasih.
2.      Atas kerja sama dan bantuan Bapak, kami mengucapkan terima kasih.
3.      Semoga Bapak maklum.
4.      Semoga Ibu dapat memakluminya.
Contoh surat pemberitahuan.
PEMERINTAK KOTA BENDUNG DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4
Jalan Kliningan 6 Bandung 40124
Telepon (022) 7300066

Nomor             : 227/SMKN.4 /2004                                             4 Juni 2004
Lampiran         : satu lembar
Hal                  : pemberitahuan jadwal ujian
                          PPL mahasiswa UPI Bandung

Yth. Kepala UPT UPI
Jalan Dr. Setiabudhihi 229 Bandung
Sehubungan dengan akan berakhirnya pelaksaan PPL semester genap tahun ajaran 2003/2004,   dengan ini kami beritahukan bahwa ujian PPL bagi mahasiswa UPI akan dilaksanakan pada 14 Juni 2004 s.d 19 Juni 2004.
Jadwal ujian secara rinci kami lampirkan bersama surat ini.
Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami mengucapkan terima kasih.
                                                                                    Hormat kami,

Diketahui                                                                 Koordinator PPL
Kepala sekolah,                                                        SMK Negeri 4 Bandung,


Drs. Suprajadi                                                             Drs. Suryono A.
NIP 131615956                                                          NIP 130966734

Tembusan:
1. Dosen luar biasa SMK NEGERI 4 Bandung,
2. Dosen pembimbing UPI Bandung


3)      Surat edaran
Surat edaran adalah surat yang berupa penganjuran, pelanggaran, pemberitahuan atau petunjuk.
Surat edaran diawali oleh kalimat pendahuluan seperti berikut.
1.      Dalam rangka... dan menindaklanjuti surat Sekjen Depdiknas Republik Indonesia nomor..., tanggal..., hal..., hal-hal berikut mohon saudara perhatikan.
2.      Berdasarkan surat keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat nomor ..., tentang ..., hal ..,. dipandang perlu pengaturan kembali memakai pakaian dinas/kerja selama masa ...
3.      Untuk menindaklanjuti pengaturan menteri agama republik indonesia nomer .. tanggal... hal... dengan ini kami memberitahukan bahwa salah satu menteri dalam rangka penyempurnaan tata tertib persaturan adalah tentang cap dinas.
Contoh-contoh kalimat penutup untuk surat edaran adalah sebagai berikut.
1.      Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami mengucapkan terima kasih.
2.      Edaran ini harap diperhatikan, disebarluaskan, dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
3.      Hal-hal tersebut di atas harap dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Contoh surat edaran.
4)      Surat undangan
Surat undangan adalah surat yang berupa permohonan atau permintaan kepada seseorang untuk hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan pengirim atau subjek surat.
Kalimat pembuka untuk surat undangan seperti berikut.
1.      Dengan surat ini kami mengundang sodara agar sodara menghadiri pertemuan  besok pada...
2.      Kami mengharapkan sodara untuk menghadiri acara ...
3.      Kami mengundang sodara untuk menghadiri ...
4.      Dalam rangka..., kami mengharapkan kehadiran sodara dalam pertemuan yang kami selenggarakan pada ....
Sementara itu, kalimat penutupnya sebagai berikut.
1.      Atas perhatian Saudara, kami mengucapkan terimakasih
2.      Atas perhatian dan kehadiran Saudara, kami mengucapkan terimakasih.
3.      Kami mengucapkan terimakasih atas perhatian Saudara.
Contoh surat undangan.
5)      Surat laporan
Surat laporan adalah surat yang isinya menyampaikan informasi atas pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan. Surat tersebut merupakan bukti pertanggungjawaban subjek surat terhadap pihak yang telah memberikan kepercayaannya.
Kalimat awalnya sebagai berikut.
1.      Dengan surat ini kami laporkan bahwa...
2.      Dengan surat ini kami laporkan kepada Saudara bahwa...
3.      Berhubungan dengan surat dari..., kami melaporkan bahwa....
4.      Berkenaan dengan surat Saudara, kami laporkan bahwa....
Kalimat penutup unutk surat laporan seperti berikut.
1.      Semoga laporan ini diterima.
2.      Mudah-mudahan laporan ini bermanfaat.
3.      Atas perhatian sodara kami sampaikan terimakasih.
4.      Laporan ini kami buat unutk dipergunakan seperlunya.
Contoh surat laporan.
MADRASAH TSANAWIYAH DAARUT TAQWA
Jalan Sukamaju 10, RT 02/03, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari, kota Tasikmalaya, telepon (0265) 329670

Nomor     : 012/MTS-DT/VIII/2009                                 29 Agustus 2009
Hal           : laporan
                  Kesediaan tenaga pengajar

Yth. Ketua Yayasan Daarut Taqwa
Jalan Tamansari 12A
Kota Tasikmalaya

Dengan ini kami laporkan bahwa Drs. Ahmad Hasan, M.Pd, Staf pengajaran untuk mata pelajaran bahasa Arab, telah mengundurkan diri sehubungan dengan keinginan untuk melanjutkan kuliah ke program doktor di pascasarjana UPI Bandung dan sekarang ia telah diterima secara resmi di lembaga tersebut.

Mohon Bapak memakluminya. Atas perhatian Bapak, Kami sampaikan terima kasih.


                                                                           Kepala sekolah,


                                                                          K.H. Ade Asyafani, Lc.


6)      Surat rekomundasi
Surat rekomundasi adalah surat yang menyatakan yang disebut dalam surat itu dapat dipercaya. Surat ini fungsinya menganjurkan, menyerahkan atau menggunakan seseorang untuk diterimanya orang itu dalam pelaksanaa tugas, melamar pekerjaan, atau kepentingan lainnya.
Kalimat pembuka untuk surat rekomundasi seperti berikut.
1.      Kepala... memberi rekomundasi kepada... untuk menjadi...
2.      Atas  keahlian dan kiprahnya dibidang ..., kami merekomundasikan Saudara... untuk...
Kalimat penutupnya adalah sebaga berikut.
1.      Rekomundasi ini dibuat dibuat agar dapat digunakan seperlunya oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
2.      Kami harapkan rekomundasi ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
3.      Atas perhatian Saudara, kami mengucapkan terima kasih.
Contoh surat rekomundasi.
YAYASAN DAARUT TAQWA
Jalan Sukamaju 10, Kecamatan Tamansari, kota Tasikmalaya 46196, telepon (0265) 329670

Nomor     : 012/PS-P/7/2002                                           9 Agustus 2002
Hal           : rekomendasi
                  Menjadi wakil kepala sekolah

Yth. Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Daarut Taqwa


Dengan memperhatikan profesionalisme dan prestasi kerjanya, kami selaku pimpinan Yayasan Daarut Taqwa, merekomendasikan Bapak Hasan Buckor, S.Ag. untuk menjadi salah satu calon wakil kepala sekolah pada MTs Daarut Taqwa.

Atas perhatian Saudara, Kami mengucapkan terima kasih.


                                                                           Kepala sekolah,


                                                                          K.H. Ade Asyafani, Lc.


7)      Surat tugas
Surat tugas adalah surat yang memberikan tugas atau menyerahi seseorang untuk melakukan suatu tugas.
Kalimat permulaan surat tugas seperti berikut.
1.      Dalam rangka..., dengan ini menugaskan Saudara... untuk...
2.      Selaku kepala..., kami menguasai Saudara untuk...
3.      Ketua... menguasai Saudara... untuk..
Surat tugas menggunakan kalimat penutup seperti berikut.
1.      Tugas ini harap dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
2.      Tugas ini agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
3.      Tugas ini harap dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
Contoh surat tugas.
YAYASAN DAARUT TAQWA
Jalan Sukamaju 10, Kecamatan Tamansari, kota Tasikmalaya 46196, telepon (0265) 329670
SURAT TUGAS

                                      Nomor     : 022/PS-P/7/2002                                          


Berdasarkan keputusan rapat yayasan, tanggal 2 Mei 2009, tentang penerimaan siswa baru, dengan ini kami menugasi
Aan Khoirul Adam
Sekertaris Yayasan Daarut Taqwa
Kota Tasikmalaya

Untuk membentuk dan mengorganisasikan panitia penerimaan siswa baru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Daarut Taqwa Tahun Ajaran 2009/2010.
Susunan kepanitiaan dan rencana kegiatan, kami harapkan sudah dibentuk selambat-lambatnya tanggal 10 Mei 2009 dan sudah masuk laporannya kepimpinan yayasan 11 Mei 2009.

Tugas ini harap dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.


                                                                           Kepala sekolah,

                                                                          K.H. Ade Asyafani, Lc.


8)      Surat kuasa
Surat kuasa adalah surat pemberia wewenangkepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
Kalimat permulaan surat kuasa dapat berbentuk seperti berikut.
1.      Yang bertanda tangan di bawah ini..., dengan ini memberi kuasa kepada....
2.      Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama   : ...
Jabatan            : ....
Alamat            : .....
Dengan ini memberi kuasa kepada
Nama   : ...
Jabatan            : ....
Alamat            : .....
Adapun kalimat penutupnya seperti.
1.      Surat kuasa ini berlaku mulai tanggal.. dan dibuata untuk digunakan seperlunya.
2.      Surat kuasa ini dibuata untuk digunakan seperlunya.
3.      Surat kuasa ini dibuata untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Contoh surat kuasa.
SURAT PENGAJUAN PINJAMAN
REKENING GIRO BANK
Kami yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama    : Ir. Amarta Sinaga, S.E.
Jabatan  : Direktur CV. Sinaga Sinar Mulia
Alamat  : Jalan Gegerarum Baru 200 Bandung.

Surat ini kami buat dengan sebenar-benarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestnya.


                                                                     Bandung, 19 Desember 2009

Yang menerima kuasa                                     Yang menerima kuasa

  Andreas Wiraguna, S.E.                                 Ir. Amarta Sinaga, S.E.

Surat dinas terdiri dari 3 jenis, yaitu : 1. surat instansi, 2. surat lembaga, 3. surat organisasi.
Surat dinas adalah segala komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi.
Salah satu alat komunikasi kedinasan yang sangat penting dalam pengelolaan administrasi, seperti penyampaian berita tertulis yang berisi pemberitahuan, penjelasan, permintaan, pernyataan pendapat dari instansi kepada instansi lain dan dari instansi kepada perseorangan atau sebaliknya.
Surat dinas, yaitu surat yang ditulis untuk kepentingan atau menyangkut masalah
lembaga, organisasi, instansi, dan sebagainya. Surat dinas dibedakan menjadi
dua jenis:
1)      Surat dinas pemerintah, yakni surat dinas yang dibuat oleh pihak lembaga
atau instansi pemerintah.
2)      Surat dinas swasta, yakni surat dinas yang dibuat oleh pihak lembaga swasta.
a.       Surat dinas organisasi adalah surat yang dikeluarkan oleh organisasi atau perkumpulan atau perhimpunan tertentu, yang biasanya banyak berhubungan dengan dunia sosial.
b.      Surat dinas niaga adalah surat yang dikeluarkan oleh pihak swasta yang berisi tentang perniagaan untuk perolehan suatu keuntungan materi.

Ciri-ciri Surat Dinas/Resmi:
1)      Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan.
2)      Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal.
3)      Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku.
4)      Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi.
5)      Menggunakan cap atau stempel instansi atau kantor pembuat surat.
6)      Ada aturan format surat tertentu.

2.1.3 Bagian-bagian Surat
Surat resmi atau disebut juga surat dinas ditulis untuk keperluan komunikasi antara kantor yang satu dan kantor yang lain atau antarorganisasi. Surat dinas dibuat oleh seseorang yang berkedudukan sebagai pejabat instansi pemerintah sehingga surat ini disebut juga surat jabatan.  Surat merupakan alat komunikasi tertulis,  karena itu surat harus bebas dari salah tafsir. Agar tidak menimbulkan salah tafsir, bentuk dan bahas surat harus mengikuti ragam yang telah dibakukan. Surat resmi/dinas memiliki bagian-bagian yang tetap, yakni:
  1. Kepala surat
Menurut Kosasih (2003: 21) sesuai dengan namanya kepala surat terletak di bagian atas isi surat. Fungsinya sebagai identitas diri bagi instansi atau lembaga yang bersangkutan. Dalam kepala surat dicantumkan identitas sebagai berikut:
1)      Nama instansi atau lembaga;
2)      Lambang atau logo instansi atau lembaga;
3)      Alamat;
4)      Kode surat;
5)      Nomor telepon; nomor faximile;
6)      Kode Pos.
Dalam penulisan kepala surat hal-hal berikut perlu diperhatikan.
1)      Nama instansi tidak disingkat, misalnya Osis, tetapi Organisasi Sekolah Intra Sekolah
2)      Kata jalan tidak disingkat dengan Jl. atau Jln., tetapi Jalan dengan J kapital.
3)      Kata telepon hendaknya ditulis dengan cermat, telepon; bukan tilpun, telpun, dan tidak disingkat menjadi Telp atau Tlp.
4)      Kata kotak pos hendaklah ditulis dengan cermat, yaitu Kotak Pos;  jangan disingkat menjadi Kotpos. Jangan pula kamu gunakan P.O. Box atau Post Office Box.
5)      Kata telepon dan kotak pos diikuti oleh nomor tanpa diantarai dengan tanda titik dua (:), sedangkan nomor-nomor yang mengikutinya ditulis dengan tanpa tanda titik atau spasi pada setiap hitungan tiga angka karena bukan merupakan
  1. Tanggal penulisan surat
Tanggal surat ditulis lengkap, yaitu tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis dengan huruf yang diawali huruf kapital, dan tahun ditulis dengan angka. Sebelum tanggal tidak dicantumkan nama kota, karena nama kota sudah ada pada kepala surat. Setelah tanggal tidak ada tanda baca.
Berikut contoh penulisan tanggal yang salah
Surabaya : 16 Januari 2008
Surabaya, 16 Januari 2008
16 -01-2008
16 Jan 2008

  1. Nomor, lampiran, dan hal surat
Kata nomor, lampiran, dan hal ditulis dengan diawali huruf  kapital dan diikuti dengan tanda titik dua (:) yang ditulis secara estetik sesuai dengan panjang ketiga kata tersebut.
Kata nomor dan lampiran dapat disingkat secara taat asas dengan No. dan Lamp.
Penulisan Nomor Yang Salah
Penulisan Nomor Yang Benar
Nomer: 110/U/OSIS/2007,-
Nomor: 110/U/OSIS/2007
No: 110/U/OSIS/2007,
No: 110 / U /OSIS / 2007
Nomor: 110/U/OSIS/2007
Nomor: 110.U.OSIS.2007
Kata Lampiran atau Lamp. diikuti tanda titik dua (:) dan disertai jumlah barang yang dilampirkan. Jumlah barang ditulis dengan huruf, bukan dengan angka, dan tidak diakhiri dengan tanda baca. Awal kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan huruf kapital.
Penulisan Lampiran Yang TIDAK  Dianjurkan
Penulisan Lampiran Yang dianjurkan
Lampiran: 1 berkas
Lampiran: Satu berkas
Lamp: 1 (Satu) berkas
Lamp: Satu berkas

Kata hal diikuti oleh tanda titik dua dan disertai dengan pokok surat yang diawali dengan huruf kapital tanpa diberi garis bawah dan tidak diakhiri tanda baca. Pokok surat hendaknya dapat menggambarkan pesan yang ada pada isi surat.

Penulisan Hal Yang Tidak Dianjurkan
Penulisan Hal Yang dianjurkan
Hal : Permohonan Izin mengadakan studi banding
Hal : Permohonan izin
Hal : Perpanjangan Izin Penelitian
Hal : Permintaan data lomba desa
2008
Hal : Perpanjangan izin penelitian
Hal : Permintaan data lomba desa 2008
Hal : Petunjuk Pembinaan Desa
Tertinggal
Hal : Petunjuk pembinaan desa tertinggal

  1. Alamat tujuan
Dalam menuliskan alamat surat, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
1)      Penulisan nama penerima surat harus cermat dan lengkap sesuai dengan kebiasaan si pemilik nama menulis namanya.
2)      Nama diri penerima surat ditulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsurnya, bukan huruf kapital semua.
3)      Penulisan alamat surat juga harus cermat, lengkap, dan informatif.
4)      Untuk menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat cukup ditulis Yth. Dengan huruf awal huruf kapital disertai dengan tanda titik. Penggunaan kata kepada sebelum nama diri tidak diperlukan karena kepada merupakan kata penghubung antar bagian kalimat yang menyatakan arah. Alamat pengirim juga tidak perlu memakai kata dari yang menyatakan asal.
5)      Kata Saudara ditulis dengan disingkat, Sdr., sedangkan kata Bapak dan Ibu ditulis lengkap, tanpa disingkat.
6)      Jika nama orang yang dituju bergelar akademik sebelum namanya, seperti Dr., dr., atau Drs., atau memiliki pangkat seperti kolonel atau kapten, kata sapaan Bapak, Ibu, Sdr tidak digunakan.
7)      Jika yang dituju nama jabatan seseorang, kata sapaan tidak digunakan agar tidak berhimpit dengan gelar, pangkat, atau jabatan.
8)      Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat. Alamat yang lebih sempit dengan alamat yang lebih luas tingkatannya diantarai dengan tanda koma.
9)      Nama alamat yang dituju hendaklah nama orang yang disertai dengan nama jabatannya, atau nama jabatannya saja, dan bukan nama instansinya.

Penulisan Alamat yang Tidak Dianjurkan
Penulisan Alamat yang Dianjurkan
KEPADA
Yth. Bpak. Biro Tata Usaha
Kantor Pemda Tingkat I Jatim
Jln. Pahlawan Nomor 2
SURABAYA
Kepala Biro Tata Usaha
Kantor Pemerintah Daerah
Kantor Pemerintah Daerah
Tingkat I
Propinsi Jawa Timur
Jalan Pahlawan 2
Surabaya

  1. Salam pembuka dan penutup
Contoh salam pembuka adalah sebagai berikut:
Salam sejahtera,
Saudara…,
Ibu… yang terhormat,
Di samping itu ada salam yang bersifat khusus,
Assalaamu’alaikum W.W.,
Salam Pramuka,
Salam Perjuangan,
Merdeka,
Salam penutup yang lazim adalah sebagai berikut.
Hormat saya,
Hormat kami,
Salam takzim,
Wassalam,

  1. Isi surat (tubuh surat)
Secara garis besar, isi surat dapat dikelompokkan menjadi bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.
Contoh bagian pembuka.
1)      Pada tanggal 5 Februari 2007 kami akan menyelenggarakan lomba pembacaan puisi. Tujuan lomba adalah ….
2)      Pernyataan Saudara yang tertera pada surat Saudara tanggal 25 Januari 2007, No. 29/Pr./H/I/2007 akan kami jawab sebagai berikut.

Contoh bagian penutup.
1)      Atas perhatian Saudara kami sampaikan terima kasih.
2)      Demikian permohonan kami. Atas perhatian dan perkenan Bapak, kami menyampaikan terima kasih.

Contoh penulisan paragraf penutup yang tidak dianjurkan:
1)      Atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.
2)      Demikian harap maklum.
3)      Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya, dihaturkan beribu-ribu terima kasih.

  1. Pengirim surat (tanda tangan, nama terang, dan jabatan)
Penulisan pengirim surat perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1)      Nama tidak perlu ditulis dengan huruf kapital seluruhnya, cukup ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama tiap unsurnya.
2)      Nama tidak perlu diberi tanda kurung, digarisbawahi, dan tidak perlu diakhiri dengan tanda baca.

Contoh penulisan nama pengirim surat.
Penulisan Alamat yang Tidak Dianjurkan
Penulisan Alamat yang Dianjurkan
KEPADA.
Yth. Bpak. Drs. Sukoco Joyonegoro Kepala Biro Tata Usaha
Kantor Pemda Tingkat I Jatim
Jln. Pahlawan Nomor 2
SURABAYA
2. Deby Sukamdani Ketua OSIS
KETUA OSIS
Yth. Bapak Sukoco Joyonegoro Kepala Biro
Tata Usaha Pemerintah Propinsi Jawa Timur
Jalan Pahlawan 2 Surabaya

2. Deby Sukamdani Ketua OSIS

8.      Tembusan (jika diperlukan)
Ketentuan penulisan tembusan adalah sebagai berikut:
1)      Jika tembusan lebih dari satu, diberikan nomor urut tembusan.
2)      Pihak yang diberi tembusan hendaknya nama jabatan atau nama orang, bukan nama instansi.
3)      Dalam tembusan tidak perlu diberikan Kepada Yth atau Yth.
4)      Dalam tembusan tidak perlu ada ungkapan, untuk laporan, untuk diperhatikan, untuk bahan pertimbangan, atau ungkapan lain yang mengikat.Dalam tembusan tidak perlu ada ungkapan arsip atau pertinggal karena setiap surat resmi pasti ada tembusan.
Penulisan Alamat yang Tidak Dianjurkan
Tembusan:
1. Kepala Sekolah sebagai laporan.
2. Pembina OSIS sebagai pertimbangan.
3. Ketua OSIS sebagai bahan pertanggungjawaban.
Penulisan Alamat yang Dianjurkan
Tembusan:
1. Kepala Sekolah
2. Pembina OSIS
3. Ketua OSIS

2.1.4 Fungsi Surat
Pada dasarnya, surat memiliki banyak fungsi. Akan tetapi, fungsi utama surat adalah sebagai alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas ataupun lainnya. Suprapto (2004:15) membedakan fungsi surat menjadi dua, yaitu fungsi utama dan fungsi sampingan. Fungsi utama surat sebagai alat komunikasi, sedangkan fungsi sampingan surat adalah sebagai dokumentasi tertulis, sebagai alat pengingat, sebagai bukti historis, sebagai pedoman bertindak, sebagai duta, sebagai jaminan keamanan, sebagai otak kegiatan kantor, dan sebagai barometer kemajuan kantor.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Soedjito dan Solchan (dalam Dalman, 2012:285), surat-surat resmi berfungsi sebagai berikut:
1.      Alat komunikasi,
2.      Alat bukti tertulis,
3.      Alat bukti historis,
4.      Alat pengingat,
5.      Duta organisasi, dan
6.      Pedoman kerja.

Selanjutnya Darma dan Kosasih (dalam Dalman, 2012:286), mengemukakan bahwa fungsi surat meliputi:
1)      Pedoman dalam tugas,
2)      Bukti tertulis,
3)      Bukti historis,
4)      Surat merupakan cermin atas profesionalisme dan kualitas sebuah lembaga.
Adapaun fungsi surat adalah sebagai berikut.
1)      Sebagai sarana komunikasi.
2)      Sebagai alat untuk menyampaikan pemberitahuan / permintaan atau permohonan, buah pikiran atau gagasan.
3)      Sebagai alat bukti tertulis.
4)      Sebagai alat untuk mengingat.Sebagai bukti historis.Sebagai pedoman kerja.

2.1.5 Pengertian Ejaan
Ejaan adalah seperangkat aturan atau atau kaidah pelambang bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa, demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Pemakaian ejaan yang benar merupakan salah satu faktor yang menentukan kesempurnaan bahasa skripsi. Yang dimaksud ejaan adalah seperangkat kaidah yang mengatur cara melambangkan bunyi ujaran, cara memisahkan dan menggambungkan lambang-lambang itu dalam suatu bahasa (Finosa, 1991). Sejalan dengan pengertian di atas, Keraf (1975: 3) menyatakan bahwa ejaan adalah keseluruhan dari peraturan bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interaksi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa.
Ejaan untuk bahasa Indonesia adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). dengan demikian dapat dikatakan bahwa kaidah bahasa skripsi adalah EYD. Pembakuan bahasa skripsi berarti juga standarisasi penulisannya. Standardisasi penulisan menyangkut berbagai hal. Standar artinya baku, tetap, dan tidak berubah setiap saat. Ada kaidah-kaidah bahasa yang mantap. Kaidah-kaidah bahasa inilah yang menjadi tolok ukur agar bahasa skripsi standar. Keseluruhan kaidah EYD tersebut dapat ditemukan dalam buku Pedomaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
2.1.6 Penggunaan Huruf Kapital
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia membaca buku.
Apa maksudnya?
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
"Kemarin engkau terlambat," katanya.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Yang Mahakuasa
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya Islam
 Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
a)      Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Pada tahun ini dia pergi naik haji.
Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Gubernur Jawa Tengah
a)      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya:
Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

b)      Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu.
Misalnya:
Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?
Devisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang
 Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Cacatan:
1)      Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal).
Misalnya:
J.J de Hollander
J.P. van Bruggen
H. van der Giessen
Otto von Bismarck

2)      Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Ibrahim bin Adham
a)      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misal: pascal second
b)      Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Departemen Keuangan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1972
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
Misalnya: tahun Hijriah
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan.
Misalnya:
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
Misalnya: Dr., S.E., M.Hum.

2.1.7 Pengngunaan Tanda Baca
Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
Saya suka makan nasi. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.

2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
  • Irwan S. Gatot
  • George W. Bush
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa

3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
  • Dr. (doktor)
  • S.E. (sarjana ekonomi)
  • Kol. (kolonel)
  • Bpk. (bapak)

4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
  • dll. (dan lain-lain)
  • dsb. (dan sebagainya)
  • tgl. (tanggal)
  • hlm. (halaman)

5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
  • Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
  • 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
  • Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
  • Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.

8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
  • DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
  • SMA (Sekolah Menengah Atas)
  • PT (Perseroan Terbatas)
  • WHO (World Health Organization)
  • UUD (Undang-Undang Dasar)
  • SIM (Surat Izin Mengemudi)
  • Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
  • rapim (rapat pimpinan)

9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
  • Cu (tembaga)
  • 52 cm
  • l (liter)
  • Rp350,00

10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
  • Latar Belakang Pembentukan
  • Sistem Acara
  • Lihat Pula

Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
  • Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
  • Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. Contoh:
  • Oleh karena itu, kamu harus datang.
  • Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
  • O, begitu.
  • Wah, bukan main.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".


7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh:
  • Medan, 18 Juni 1984
  • Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh:
Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.

9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh:
  • 33,5 m
  • Rp10,50

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
  • Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
  • Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian 'pemeran'.
Contoh:
Ketua                  : Borgx
Wakil Ketua         : Hayabuse
Sekretaris            : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris   : Irwan Gatot
Bendahara           : Rinto Jiang
Wakil bendahara  : Rex

3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex    : "Siap, Boss!"

4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
  • p-e-n-g-u-r-u-s
  • 8-4-1973

3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
  • ber-evolusi dengan be-revolusi
  • dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
  • Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:
  • se-Indonesia
  • hadiah ke-2
  • tahun 50-an
  • ber-SMA
  • KTP-nya nomor 11111
  • sinar-X
  • Menteri-Sekretaris Negara
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Contoh: a) di-charter, 2) pen-tackle-an
Tanda Pisah (–, —)
1a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
1b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2a. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
  • 1919–1921
  • Medan–Jakarta
  • 10–13 Desember 1999
2b. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda kurang (−).
Contoh:
  • dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
  • antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499
  • −4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C
Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
  • Kapan ia berangkat?
  • Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
  • Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
  • Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
  • Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
  • Bersihkan meja itu sekarang juga!
  • Sampai hati ia membuang anaknya!
  • Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
Tanda Kurung ((...))
1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
  • Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
  • Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
  • Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
  • Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
  • Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
  • Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
  • Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
Tanda Petik ("...")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
  • "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
  • Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
  • Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
  • Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
  • Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
  • Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
  • Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
  • Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
  • Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Tanda Petik Tunggal ('...')
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
  • Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
  • "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh: feed-back 'balikan'
Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
  • No. 7/PK/1973
  • Jalan Kramat III/10
  • tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
  • harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
  • kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
  • 7/8 atau 78
  • xn/n!
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi  ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai.
Contoh: .
3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
  • Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
  • Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
  • 1 Januari '88 ('88 = 1988)
Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.
2.1.8 Pilihan Kata
Dalam bahasa Indonesia banyak sekali kata yang memiliki makna dan kegunaan yang seragam dan serupa. Dengan adanya kembaran-kembaran, kita dihadapkan untuk memilih. Masing-masing kata yang serupa itu mengandung makna dan tingkat kebakuan yang tidak sama, karena itu dalam penggunaaannya harus diperhatikan makna dan kebakuan yang semua itu dipengaruhi situasi pemakainya. Aspek-aspek yang harus diperhatikan adalah: ketepatan, kebakuan, keumuman, dan kesatuan (Kosasih, 2009:74).
1. ketepatan
Seseorang dikatakan telah melakukan pemilihan kata dengan tepat apabila kata yang digunakannya itu sesuai dengan kalimat yang dimaksudnya. Selain dengan konteks kalimat, ketepatan kata berkaitan pula dengan makna yang dikandungnya.
Contoh.
Tepat:
a.       Dengan ini kami beritahukan bahwa pada hri ini, Sabtu, 24 September  2004, akan diadakan kerja bakti.
b.      Bersama surat ini saya lampirkan pasfoto dan daftar riwayat hidup saya.
Tidak tepat:
a.       Bersama ini kami beritahukan bahwa pada hri ini, Sabtu, 24 September  2004, akan diadakan kerja bakti.
b.      Dengan surat ini saya lampirkan pasfoto dan daftar riwayat hidup saya.
2. Kebakuan
Kata yang baku dalah kata yang digunakan dalam situasi resmi.
Contoh.
Kata baku
Kata tidak baku
Adapun
Akhir
Analisis
Antarsekolah
Bertemu
Bertanggung jawab
Berterima kasih
Beritahu
Ke-59
Olahraga
Pascasarjana
dst
Ada pun
Ahir
Analisa
Antar sekolah
Ketemu
Bertanggungjawab
Berterimakasih
Beri tahu
Ke59
Olah raga
Pasca sarjana

3. Keumuman
Kata umum yang dimaksud adalah kata yang digunakan dalam masyarakat luas. Kata-kata itu diketahuai, dimengerti, dan digunakan oleh golongan masyarakat. Kata yang memenuhi syarat keumuman, tidak selalu identik dengan kata-kata yang berasal dari bahasa Melayu. Kata yang memenuhi syarat tersebut boleh jadi merupakan kata serapan atau bahkan kata asing. Misalnya kata valid, signifikan, dan instrument lebih mudah dipahami artinya dari pada padanannya, yakni andal, berarti, dan alat (Kosasih, 2009:79).
Contoh.
Umum
Tidak umum
Atmosfer
Bensin
Frekuensi
Bidorgen
Isi
Jumlah
Masukan
Oksigen
Revisi
dst
Lapisan udara
Premium
Keseringan
Zat air
Content
Kuantitas
Input
Zat asam
Tinjau ulang

4. kesantunan
Pemilihan kata-kata santun sangat penting. Sebab, ternyata apabila kit cermati, dalam kata-kata yang bersinonim, da kata yang santun ada pula yang dianggap kasar.
Contoh.
Santun
Kasar
Anda
Kurang cerdas
Melahirkan
Sudi
Asisten
Gaji
Mohon
Meninggal
istri
dst
Kamu
Bodoh
Beranak
Mau
Pembantu
Upah
Minta
Mati
Bini


2.1.9 Penggunaan Kalimat
Kalimat merupakan satuan yang langsung digunakan dalam berbahasa, maka para tata bahasawan tradisional biasanya membuat defisi kalimat dengan mengaitkan peranan kalimat itu sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan. Kosasih (2004: 62) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Mulyana (2005: 8) mengatakan bahwa kalimat memiliki serangkaian kata yang menyatakan pikiran dan gagasan yang lengkap dan logis. Menurut Chaer (1994: 240) kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari kontituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!) (Arifin&Tasai,2004:58).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran dan gagasan yang logis yang disusun dari konstituen dasar dan intonasi final., karena kalimat dalam wujud tulisan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda (.), (?), (!).
Dalam menulis surat selain pengguan tanda baca dan pilihan kata, penggunan kalimatjuga diperlukan. Karena bahasa surat yang baik memakai bahasa yang efektif agar mencapai sasaran. Adapun ciri-ciri kalimat efektif menurut Akhadiah, dkk (1993: 116) ialah memperhatikan (1) kesatuan, (2) kesejajaran bentuk, dan (3) kehematan. Pembentukan kalimat hendaknya memperhatikan ciri-ciri tersebut.
(1)      Kesatuan
Struktur yang baik kalimat aktif ialah memiliki unsur-unsur subjek dan predikat. Kehadiran subjek dan predikat bersifat mutlak. Kalimat-kalimat berikut ini merupakan kalimat tidak efektif karena persoalan subjek dan predikat.
1)      Mahasiswa yang berunjuk rasa.
2)      Berdesakan di stadion.
3)      Uang untuk membeli obat.
Kalimat (1) hanya bersubjek, kalimat (2) hanya berpredikat, sedangkan kalimat (3) hanya berobjek. Perbaikannya :
1.      Mahasiswa yang berunjuk rasa itu menuju Istana Merdeka.
2.      Para penonton berdesakan d stadion.
3.      Ayah memberi uang untuk membeli obat kepada adik.
(2)     Kesejajaran
Kesejajaran dalam kalimat ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Kalimat berikut ini tidak memenuhi syarat kesejajaran.
Contoh:
1.      Setelah mengumpulkan data, lalu diteliti, kemudian penelahaan, dan akhirnya berkesimpulan.
2.      Tugas orangtua bukan hanya pendidikan, tetapi juga membimbing serta pendamping anak-anaknya.
Kalimat dalam contoh di atas tidak sejajar. Perbaikannya sebagai berikut:
1.      Setelah data dikumpulkan, lalu diteliti, kemudian ditelaah, dan akhirnya disimpulkan.
2.      Tugas orang tua bukan hanya mendidik, tetapi juga membimbing serta mendampingi anak-anaknya.
(3)     Kehematan
Kalimat efektif haruslah hemat. Artinya pemakaian kata, frase atau unsur bahasa lain yang tidak fungsional hendaknya dihindari. Kalimat-kalimat berikut ini tidak hemat :
1.      Berdasarkan atas pembahasan di atas berikut ini maka dapat disimpulkan bahwa sejarah sangat perlu dipelajari oleh siswa.
2.      Para siswa-siswa sebaiknya memiliki kompetensi kebahasaan.
Kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut:
1.      Berdasarkan pembahasan berikut dapat disimpulkan bahwa sejarah sangat perlu dipelajari siswa.
2.      Para siswa sebaiknya memiliki kompetensi kebahasaan.
2.2 KERANGKA BERPIKIR
Penguasaan ejaan sangatlah penting bagi seseorang yang hendak menulis surat pada umumnya, terutama menulis surat resmi. Ejaan adalah seperangkat aturan atau atau kaidah pelambang bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa, demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Berdasarkan permasalahan yang ada, serta kejadian teori dalam penelitian, maka dapat disusun kerangka berpikir yang dapat menghasilkan hipotesis.
2.3 HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Ada hubungan penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat”










BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif karena skor variabel penelitian ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode deskriptif dapat menggambarkan secara tepat tentang gejala-gejala yang ditemukan dalam penelitian.

3.2 variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah :
1)      Variabel bebas yaitu penguasaan ejaan yang diberi lambang X
2)      Variabel terikat yaitu kemempuan membuat surat yang diberi lambang Y
3.2.1        Devinisi Oprasional Variabel
1)      Penguasaan ejaan adalah kesanggupan siswa kelas XII SMAN 1 Talang Padang tahun ajaran 2013/2014. Dalam penguasaan dengan memperhatikan indikator-indikator yaitu : (1) tanda baca, (2) huruf kapital, (3) pilihan kata, dan (4) penggunaan kalimat.
2)      Kemampuan membuat surat dinas adalah siswa kelas XII SMAN 1 Talang Padang tahun ajaran 2013/2014. Dalam membuat surat dinas dengan memperhatikan indikator-indikator: (1) sistematika surat, (2) kelengkapan isi surat, (3) penggunaan tanda baca, (4) pilihan kata.
3.2.2        Rencana Pengukuran Variabel
Rencana pengukuran variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan veriabel terikat digunakan instrumen tes sebagai berikut:
1)      Pengukuran variabel bebas (X) penguasaan ejaan dilakukan dengan tes objektif yang berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif pilihan jawaban, yaitu A,B,C,D,E. Siswa diminta untuk memilih salah satu jawaban yang paling tepat, jumlah soal sebanyak 40 soal dengan waktu yang disediakan selama 60 menit. Indikator yang dinilai adalah penguasaan ejaan yakni: (1) tanda baca, (2) huruf kapital, (3) pilihan kata, dan (4) penggunaan kalimat efektif.
 Setiap pertanyaan yang dijawab dengan benar akan diberi skor 2,5 yang salah diberi skor 0, jika benar semua skornya adalah 100. Karena penskoran mengacu pada skala 100 maka skor dikalikan 40 x 2,5 jadi, rentangan nilai yang diperoleh adalah antara 0 sampai 100 (Djali, dkk, 2000:15)
2)      Kemampuan membuat surat dinas, variabel terikat (Y) dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membuat surat dengan jenis surat yang ditentukan, yakni surat dinas berupa surat undangan, sesuai dengan ciri-ciri dan susunan surat dinas, dengan waktu yang disediakan 60 menit dengan skor berkisar antara 30 – 90 ingin dicapai setelah siswa membuat surat.
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XII SMA N 1 Talang Padang tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah siswa 160.
3.3.2 Sampel
Sebagai pedoman untuk menentukan besarnya sampel penelitian ini, penulis mengacu pada pendapat Arikunto (2006:134) yang menyatakan bahwa untuk sekadar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil jumlah sampel di dalam penelitian ini sebanyak 12.5% dari orang 160 orang siswa 20. Jadi, sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang siswa.
3.3.3 Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teknik stratified proporsional rondom sampling. Digunakan teknik tersebut karena populasi penelitian bersifat heterogen, yakni kemampuan siswa berbeda-beda.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini ditujunjukkan dengan menggunakan beberapa teknik, teknik tersebut sebagai berikut:
3.4.1 Teknik Pokok
Teknik pokok yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes berbentuk objektif pilihan ganda untuk variabel X. Selanjutnya, untuk memperoleh dua variabel Y yaitu kemampuan membuat surat dinas dengan menugaskan siswa membuat surat dinas berupa surat undangan, dengan memperhatikan ciri-ciri dan sistematika surat resmi/dinas.
3.4.2 Teknik Pelengkap
3.4.2.1 Teknik Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian.
3.4.2.2 Teknik wawancara
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data informasi tentang kepala sekolah, guru bahasa Indonesia dan mengenai gambaran umum keadaan sekolah.
3.4.2.3 Teknik Observasi
Teknik ini digunakan untuk melihat secara langsung kegiatan belajar mengajar termasuk dalam pengamatan pelaksanaan kegiatan tes.
3.5  Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam rangka memperoleh data adalah berupa tes menulis, yakni dengan menugaskan siswa membuat suatu surat dinas berupa surat undangan. Instrumen tersebut dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan dalam menulis surat dinas. Mengingat pentingnya kepercayaan suatu alat tes dalam penelitian, maka perlu dilakukan uji coba tes kepada siswa di luar sampel. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitas tes.
3.5.1 Validitas Alat Ukur
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang tinggi validitasnya, sehingga alat ukur tersebut dapat dengan tepat mengukur sesuatu yang akan diukur, validitas alat ukur dapat ditentukaan dengan cara, pertama yakni dengan menyusun lembar jawaban yang telah diberi skor yang paling tinggi dan skor yang paling rendah, kedua, yakni dengan cara membagi jumlah peserta kelompok tinggi (diberi lambang U) dan peserta kelompok rendah (diberi lambang L) ketiga menggunakan rumus analisis tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.
Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
TK       : Tingkat Kesukaran Soal
DP       : Daya Pembeda Soal
U         : Peserta kelompok tinggi yang menjawab benar
L          : Pesrta kelompok rendah yang menjawab benar
T          : Jumlah peserta kelompok tinggi dan kelompok rendah.

3.5.2 Realibilitas Alat Ukur
Realibilitas artinya kemantapan suatu alat ukur yang sama dalam waktu berlainan akan menunjukkan hasil yang sama, untuk menentukan tingkat realibilitas alat ukur dilakukan dengan cara menggolongkan soal yang bernomor genap dan soal yang bernomor ganjil atau teknik belah dua (split half). Teknik belah dua ini dilakukan dengan cara menggolongkan skor genap dan skor ganjil (Sanusi, 1996:67)
Untuk menguji tingkat realibilitas tes dengan menggunakan teknik belah dua dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Berikan perangkat soal yang akan diuji coba kepada sampel.
2)      Setelah hasilnya dikoreksi, pisahkan jumlah skor yang diperoleh masing-masing sampel menjadi dua kelompok, misalnya menjadi skor kelompok ganjil dan jumlah skor kelompok genap.
3)      Koreksilah jumlah skor yang diperoleh dari kelompok ganjil dengan jumlah skor yang diperoleh dari kelompok genap dengan menggunakan rumus korelasiproduk momen (koefisien korelasi yang diperoleh merupakan koefisien korelasi setengah jumlah soal) di bawah ini:
1)      produk momen (koefisien korelasi yang diperoleh merupakan koefisien korelasi setengah jumlah soal) di bawah ini:
rxy =
Keterangan:
rxy   = Koefisien korelasi antara variabel (x) dan (y)
x     = Nilai penguasaan ejaan
y     = Nilai kemampuan membuat surat
x2   = Kuadrat dari nilai penguasaan ejaan
y2   = Kuadrat dari kemampuan membuat surat
xy  = Jumlah perkalian antara nilai (x) dan (y)
N   = Jumlah sampel
2)      Untuk mengetahui tingkat reliabilitas keseluruhan soal, lanjutkan perhitungan dengan menggunakan rumus spearman brown sebagai berikut:
rt =
Keterangan:
r = koefisien korelasi setengah jumlah soal
rt = koefisien korelasi keseluruhan soal
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas alat ukur adalah dengan mengkonsultasikan indeks korelasi yang diperoleh dari perhitungan rumus Spearman Brown dengan kriteria sebagai berikut:
0,90 – 1,00 reliabilitas tinggi
0,50 – 0,89 reliabilitas tinggi
0,00 – 0,49 reliabilitas rendah
3.6 Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data hasil penelitian, penulis menggunakan analisis statistik. Oleh sebabitu, data yang penulis kumpulkan adalah dat kuantitatif  atau dat yang berupa angka-angka yang didapat dari hasil pemberian tes dan diberi nilai dari tiap-tiap sampel. Analisis data dalam penelitian dilakukan untuk dapat menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yakni adanya hubungan penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat dinas.
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus statistik korelasi product moment dalam Sudjana (2005: 369).
Hipotesis:
H: ρ = 0 ( ada hubungan penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat)
A: ρ > 0 (tidak ada hubungan penguasaan ejaan dengan kemampuan membuat surat)
Kriteria Uji:
Jika rhit > rtab dalam taraf kepercayaan 95% (α=0,05) dan N=20 maka H ditolak. Dalam hal selain itu H diterima.
Dengan digunakan rumus statistik sebagai berikut.
rxy =
Keterangan:
rxy   = Koefisien korelasi antara variabel (x) dan (y)
x     = Nilai penguasaan ejaan
y     = Nilai kemampuan membuat surat
x2    = Kuadrat dari nilai penguasaan ejaan
y2    = Kuadrat dari kemampuan membuat surat
xy   = Jumlah perkalian antara nilai (x) dan (y)
N    = Jumlah sampel








DAFTAR PUSTAKA

Adlan dkk. (2006). Pedoman Lengkap Menulis Surat. Jakarta: Kawan Pustaka.
Dalman. (2012). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Finoza, Lamudin. (2006). Aneka Surat Sekertaris dan Bisnis Indonesia. Jakarta:
Diksi Insan Mulia.
Kosasih. (2009). Menulis Surat Dinas Lengkap. Bandung: Yrama Widya.
Redaksi Trans Media. (2010). Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta:
            Trans Media Pustaka.
Suprapto. (2004). Pedoma Lengkap Surat Menyurat Bahasa Indonesia. Surabaya:

PT Indah .