Sekarang manusia telah dibodohi oleh dirinya sendiri.
Tak bisa membedakan mana teman mana lawan.
Tak bisa membedakan profesi dengan persahabatan, mana
pekerjaan mana kawan.
Dunia sepertinya sudah diambang kehancuran.
Tak bisa membedakan mana teman, mana pacar, mana
suami/istri.
Tak mampu juga membedaka mana rumah, mana villa, mana
hotel dan mana kosan.
Matanya buta oleh keegoisan.
Dunia seraya dipersempit, sesempit hati kecilku.
Yang kian hari tak dianggap, yang kian hari tak dihargai
dan tak dimerngerti.
Yang semakin sempit ini rasanya etika dan moral jiwa
manusia semakin dipersempit. Tak tau batasan mana yang pantas dan mana yang tak
pantas.
Memampakkan diri yang tak bermoral dihadapan khalayak
umum sudah tak malu lagi.
Terputus sudah urat-urat manusia yang islami.
Menjadi seorang yang merusak hati orang lain, yang
awalnya simpati dan bahagia menjadi timbul rasa benci dan sangat benci.
Kini mulut manis yang bersua mengharap belas kasihan dan
memohon maaf tiada artinya lagi.
Hina sudah mulutmu itu.
Memunculkan dosa pada pikiranku yang kian muak dengan
segala tipu daya yang kau lakukan.
Sadari itu, ingat Tuhanmu, ingat temanmu, dan ingat
sekelilingmu atau lingkunganmu.
No comments:
Post a Comment