Pemeran :
1. Ibu
2. Santy
3. Bu.
Murni
4. Dokter
Setting :
Di dalam sebuah rumah, Santy sedang asik dimeja
belajarnya.
Ibu :
“Uhuk, Uhuk, Uhuk..” (suara batuk beberapa kali terdengar).
Santy : “Ah, ibu ini berisik sekali si dari tadi.
Aku jadi nggak konsentrasi nih belajarnya.”
Ibu : “Uhuk, Uhuk,, maafkan ibu nak, ibu
tak kuasa lagi menahan rasa batuk ini.”
Santy : “Ih, ya ibu kan bisa diam saja. Kalau
begitu terus lama-lama kepala saya jadi pusing.”
Tak berapa lama kemudian, ibu mendatangi kamar
belajar Santy, anaknya dengan
tertatih-tatih.
Ibu : “Santy, tolong belikan ibu obat ke
apotik pak Mahfud nak. Ini resepnya. Obat ibu sudah habis” (Sambil memberikan
sebuah resep pada Santy)
Santy : Ah ibu ini nggak tau ya saya lagi sibuk.
Bukan hanya belajar, tapi saya juga lagi online. Jadi nggak bisa ditinggal.
Ibu : “Tolonglah ibu nak, ibu tak kuat
untuk berjalan ke apotik.”
Santy : (berdiri dan membentak ibunya) ibu
selalu saja mengganggu aktivitas Santy, mulai pagi sampai malam masih saja
tetap mengganggu.
( santy lantas mengambil resep
yang ibu bawa lalu menyobeknya)
“Sudahlah tak usah pake
resep-resep segala. Cuma menghambur-hamburkan uang. Selalu saja ke apotiklah,
berobatlah. Nanti juga sembuh sendiri. Mending duitnya buat saya, buat beli
pulsa, jadi bisa online, bisa melihat perkembangan dunia, pengetahuannya jadi
luas.
Ibu : (dengan tidak berdaya, menitikkan
air mata). Ya sudah kalau ibu menggangumu.
(sambil terbatuk-batuk, ibu menangis
tersedu-sedu).
Akhirnya
ibu terpaksa berjalan menuju ke apotik yang jaraknya lumayan jauh.
Diperjalanan, batuknya menjadi semakin parah hingga
mengeluarkan darah. Namun sang ibu tetap melanjutkan berjalan kaki. Hingga rasa
pusing tak dapat ditepis lagi. Ibu pingsan di pinggir jalan.
Orang-orang berkerumunan dan memapah ibu membawanya
ke puskesmas.
Setelah siuman, ibu diminta untuk tetap
beristirahat.
Salah seorang tetangga yang mengatarkan ibu ke
puskesmas segera mendatangi rumah ibu tersebut untuk mengabarkan kepada Santy.
Bu.
Murni : San, Santy, ibumu sekarang
di puskesmas. Tadi ditemukan dijalanan ibumu tergelerak pingsan.
Santy : (Kaget) Apa? Ah ibu bukannya
selalu merepotkan Santy.
Bu.
Murni : “Santy, kamu tidak boleh
seperti itu kepada ibumu. Dia selama ini berjuang melawan penyakitnya agar
tetap bekerja itu semua hanya karena kamu. Karena ingin membahagiakanmu,
mencukupi kebutuhan hidupmu.”
Santy : “Ah bu. Murni tau apa tentang
ibuku”.
Bu.
Murni : “Ibu tau banyak tentang
ibumu San. Dari dulu sejak kamu kecil, ibumu memang sudah menderita penyakit
paru-paru. Tapi ibu selalu saja hanya berobat di apotik karena jika harus ke
rumah sakit dan berobat di sana, pasti butuh biaya banyak sedangkan kamu akan
tumbuh menjadi dewasa sangat membutuhkan biaya untuk sekolah.”
Santy : Jadi ibu sudah punya penyakit
itu sejak dulu?
Selanjutnya
Santy meminta diantarkan Bu. Murni untuk ke puskesmas.
Ketika
sampai di puskesmas, dia bertanya kepada Dokter yang menangani ibunya.
Santy : “Dok, saya Santy, dimana ibuku,
bagaimana keadaanya”.
Bu.
Murni : “Iya dok, ini putri dari
wanita yang saya antarkan tadi”.
Dokter : “Ibu Anda ada di ruang Melati
paling kanan.
(Diam sejenak) maafkan
saya Nak, berdo’alah mudah-mudahan ada keajaiban untuk ibumu.”
Santy : “Maksud dokter apa?”
Dokter : “Kami sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk menolong ibu Anda, tapi sepertinya paru-paru ibu Anda sudah
terlalu lama sakit dan dibiarkan saja tanpa mendapat perawatan secara cepat
dari medis.
Sekali lagi maafkan
pihak kami San”.
Santy : (Berlari memasuki ruangan
ibunya yang tengah di rawat)
“Ibu, ibu,”
Ibu : (Terkulai lemas tak bisa
menjawab, bahkan nafasnya tersengkal-sengkal).
Santy : “Ibu, bangun bu”
Ibu : (Dengan sekuat tenaga
mencoba terbangun meski dibantu oleh berbagai peralatan medis).
“Maafkan ibu San, bila
nanti ibu tidak bisa menemanimu lagi meraih cita-citamu” (dengan nada cukup
rendah dan tersengkal-sengkal).
Santy : Nggak bu, ibu nggak boleh
seperti itu. Ibu harus menemani Santy selamanya. Ibu pasti sembuh. Ibu, maafkan
Santy selama ini tidak peduli dengan penyakit ibu. Maafkan Santy bu. (sambil
menangis tersedu-sedu).
Ibu : (dengan badan yang terkulai
lemas, menutup mata untuk selama-lamanya)
Santy : “ibu, ibu, ibu,”
(mengkoyak-koyak badan ibunya)
“Dokter, dokter,
tolongin ibu saya”
Dokter : (memeriksa keadaan ibu Santy)
“Yang sabar ya San.”
(Dokter tak kuasa mengatakan bahwa ibunya telah pergi untuk selama-lamanya.
Santy : (menangis dengan haru biru, dan
sangat merasa bersalah)
Mulai saat itu, Santy menyesali perbuatannya dan mencoba
untuk berubah menjadi anak yang lebih baik dengan hidup mandiri.
Ø Judul : Penyesalan (oleh : Afriasinta)
Ø Babak
atau adegan :
Drama
“Penyesalan” ini terdiri atas empat babak, yaitu yang pertama drama antara ibu
dan Santy di dalam rumah, selanjutnya Bu. Murni dan Santy di dalam rumah,
ketiga, berada di rumah sakit antara Santy, Mu. Murni dan Doker, dan keempat
antara ibu, Santy di ruangan puskesmas.
Adegan
pertama diperankan oleh ibu dan Santy, dilanjutkan Santy dan Bu. Murni, lalu
adegan Dokter, Santy dan Bu Murni, dan terakhir adegan Santy, dan Ibunya
dilanjutkan muncul sosok dokter.
Ø Tema
:
Anak
yang durkaha pada ibunya akhirnya menyesal.
Ø Tipe
atau jenis drama :
Drama
ini ditinjau dari segi pelaku, maka tergolong jenis drama remaja dengan
bimbingan orang tua.
Ditinjau
dari isinya, maka jenis drama ini adalah pendidikan moral karena mengajarakan
untuk selalu hormat pada ibunya.
Sedangkan
dari sifatnya, drama ini termasuk dari drama tragedi, karena menyiratkan rasa
kesedihan di akhir adegan.
Ø Amanat
:
·
Jangan membentak orang tua terutama ibu,
·
Jangan membantah perintah orang tua,
terutama ibu,
·
Tetap menghormati orang tua, terutama
ibu,
·
Dan perhatian selalu kepada kondisi kesehatan
sang ibu.
Ø Penokohan
atau Perwatakan :
Santy :
Keras kepala, tidak perhatian dengan ibunya terutama tentang kondisi ibunya,
tidak menghormati ibunya, namun akhirnya sadar perbuatannya salah.
Ibu :
Penyabar, sayang kepada anaknya.
Bu. Murni : tetangga yang baik hati, perhatian dengan tetangga yang
membutuhkannya.
Dokter :
Bijaksana.
Ø Plot : Maju
Ø Setting : Di rumah dan di puskesmas.
Ø Point
Of View :
Sudut
pandang dialog atau percakapan tersebut adalah orang pertama.
Ø Konflik :
·
Antara ibu dan Santy saat di rumah,
·
Antara Santy dan bu. Murni saat
memberitahu ibunya ada di puskesmas.
No comments:
Post a Comment