NAMA :
AFRIASINTA
NPM :
101210004
KELAS : BINA VI C
M.K. :
Ket. Komunikasi
Judul : Mengatasi
Malas
Assalamu'alaikum wr.wb.
Salam sejahtera untuk kita semua
Kepada pak Sukijo selaku dosen pengampu mata kuliah
keterampilan komunikasi yang saya hormati
dan kepada rekan-rekan mahasiswa BINA VI C yang berbahagia
dan kepada rekan-rekan mahasiswa BINA VI C yang berbahagia
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya sehingga dalam kesempatan yang baik
ini, kita dapat berkumpul diruangan ini dalam keadaan sehat wal afiat. Aminn.
Rekan-rekan yang berbahagia
Rekan-rekan yang berbahagia
Izinkanlah saya berdiri di sini
untuk membagi sedikit motivasi dari saya tentang mengatasi rasa malas.
Pasti banyak diantara kita yang punya “penyakit” malas, suka menunda-nunda pekerjaan dan kadang kadang juga berpikir dirinya merasa tidak pintar seperti dia atau mereka. Penyakit ini, yang sebetulnya adalah kebiasaan yang melekat dalam tubuh kita , katakanlah seperti malas bangun pagi, malas menyelesaikan tugas kuliah, malas belajar, dan masih banyak lagi malas-malas yang lainnya.
Kebiasaan malas merupakan penyakit mental yang timbul karena kita takut atau tidak siap dalam menghadapi konsekuensi masa depan.
Pasti banyak diantara kita yang punya “penyakit” malas, suka menunda-nunda pekerjaan dan kadang kadang juga berpikir dirinya merasa tidak pintar seperti dia atau mereka. Penyakit ini, yang sebetulnya adalah kebiasaan yang melekat dalam tubuh kita , katakanlah seperti malas bangun pagi, malas menyelesaikan tugas kuliah, malas belajar, dan masih banyak lagi malas-malas yang lainnya.
Kebiasaan malas merupakan penyakit mental yang timbul karena kita takut atau tidak siap dalam menghadapi konsekuensi masa depan.
“Bodoh.
Itulah kekuatiran. Buang – buang energi mental secara bodoh. Telah dihitung
bahwa kira – kira sembilan puluh dua persen dari kekuatiran tidak pernah
terjadi. Anda bisa menangani sisa delapan persennya” (Norman Vincent Peale)
Yang dimaksud dengan masa depan ini bukan hanya satu atau dua tahun kedepan tetapi satu atau dua menit dari sekarang.
Contohnya saja ketika kita malas dari bangun atau malas bangun pagi, Anda akan berkata dalam hati: “Satu menit lagi saya akan bangun”, alarm diundur-undur, atau dimatikan seketika bunyo tetapi kenyataannya barangkali Anda akan berlama-lama di tempat tidur sampai akhirnya kesiangan.
Contoh lain saat kita menunda tugas kuliah yang setumpuk itu. Orientasinya pada mental Anda yang secara tidak langsung mengesahkan bahwa anda bodoh. “Nanti dulu lah, besok lagi ah, masih lama ini, atau ah si dia yang pinter aja tidak mengerjakan tugas, si dia yang itu saja tidak belajar”.
Rekan-rekan yang berbahagia
Ada beberapa tips untuk mengatasi rasa malas. Tips ini bisa kita praktekkan di tempat dimana saja.
Yang dimaksud dengan masa depan ini bukan hanya satu atau dua tahun kedepan tetapi satu atau dua menit dari sekarang.
Contohnya saja ketika kita malas dari bangun atau malas bangun pagi, Anda akan berkata dalam hati: “Satu menit lagi saya akan bangun”, alarm diundur-undur, atau dimatikan seketika bunyo tetapi kenyataannya barangkali Anda akan berlama-lama di tempat tidur sampai akhirnya kesiangan.
Contoh lain saat kita menunda tugas kuliah yang setumpuk itu. Orientasinya pada mental Anda yang secara tidak langsung mengesahkan bahwa anda bodoh. “Nanti dulu lah, besok lagi ah, masih lama ini, atau ah si dia yang pinter aja tidak mengerjakan tugas, si dia yang itu saja tidak belajar”.
Rekan-rekan yang berbahagia
Ada beberapa tips untuk mengatasi rasa malas. Tips ini bisa kita praktekkan di tempat dimana saja.
Ganti
“Kapan Selesainya” dengan “Saya Mulai Sekarang”
Ganti “Saya mesti” dengan “Saya menginginkan/saya membutuhkan”
Ganti “Saya mesti” dengan “Saya menginginkan/saya membutuhkan”
Kita Bukan Manusia Sempurna
Tidak ada manusia yang bodoh tetapi yang ada adalah
manusia yang malas
karena kita malas belajar, maka banyak ilmu pengetahuan yang kita tidak tau, sehingga kita terkesan bodoh. Padahal, itu akibat dari rasa malas tersebut.
karena kita malas belajar, maka banyak ilmu pengetahuan yang kita tidak tau, sehingga kita terkesan bodoh. Padahal, itu akibat dari rasa malas tersebut.
Jadi begini, ubah kata “impossible”
menjadi “I’mpossible”. Serta pepatah mengatakan
"Tidak
tahu belajarlah, tidak bisa bersungguh-sungguhlah, mustahil cobalah".
Ingat bahwa “Bekerja keras
sekarang, merasakan hasilnya nanti. Bermalas – malas sekarang, merasakan
akibatnya nanti” (John C. Maxwell)
“Satu
– satunya yang baik ialah pengetahuan, dan satu – satunya yang jahat ialah
kebodohan” (Diogertis)
Kata banyak orang, “penyakit” malas
itu tidak ada obatnya. Tapi di sini saya akan membagikan satu obat gratis
kepada teman-teman. Obat ini cukup di dengarkan saja, dimasukkan dalam hati dan
di ingat selalu di otang. Obat ini hanya satu, yaitu rajin. Seperti pepatah
mengatakan “rajin pangkal pandai”.
Imbangi dengan pola hidup yang baik,
dimulai dengan niat belajar yang kuat, punya impian atau cita-cita, buat
perjanjian pada diri sendiri,
Saya harap apa yang disampaikan ini dapat berguna berguna bagi rekan-rekan. Kemalasan merupakan sesuatu yang normal dalam hidup kita. Karena normal maka dia pun bisa diatasi atau mensiasati rasa malas itu dan tidak menyia-nyiakan kesempatan atau waktu yang hanya untuk satu kata, yaitu “malas”. Belum terlambat bagi kita untuk melakukan perubahan pola pikir kita seperti "Ketika Anda ingin mengubah situasi, pertama-tama Anda harus mengubah pemikiran Anda".(Lisa Nichols)
Demikian yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat. Dan semoga suatu saat nanti kita bertemu dalam keadaan manusia-manusia sukses mengatasi rasa malas. Apabila ada salah-salah kata atau kata yang menginggung rekan-rekan saya mohon maaf.
Saya akhiri.
Wassalamu alaikum wr. wb.
Wassalamu alaikum wr. wb.
No comments:
Post a Comment