Saturday, 5 January 2019

Menulis Surat Lamaran Pekerjaan


1. Unsur-Unsur dalam Surat Lamaran Pekerjaan
Surat lamaran pekerjaan biasa ditulis seseorang ditujukan kepada suatu
instansi atau perusahaan. Dalam surat lamaran tersebut, seorang pelamar
menawarkan keahlian, kemampuan, atau jasa agar diterima menjadi karyawan
atau pegawai di instansi atau perusahaan tersebut.
Unsur-unsur yang terdapat dalam surat lamaran pekerjaan adalah sebagai
berikut.

a. Identitas pelamar, yang meliputi: nama, alamat, usia, tempat dan tanggal
lahir, pendidikan.
b. Jenis pekerjaan yang diminta.
c. Apabila telah mempunyai pengalaman, dicantumkan pengalaman kerja.
d. Data pendukung yang dimiliki, misalnya: STTB, riwayat hidup, dan sertifikat
keahlian.
e. Sumber lamaran, baik dari iklan maupun pengumuman.
2. Menyusun Surat Lamaran Pekerjaan Berdasarkan Iklan
Cermati iklan lowongan pekerjaan di bawah ini! Berdasarkan iklan tersebut,
berikut ini disajikan contoh surat lamaran pekerjaan yang ditawarkan.
(Sumber: Kompas, 2 Maret 2007)

Hal : Lamaran Pekerjaan
Lampiran : Satu berkas

Yth. Personalia Solonet
di Jl. Arifin 129 Kepatihan
Solo 57129

Dengan hormat,
Dengan adanya iklan di Kompas, 2 Maret 2007, dengan ini saya
mengajukan lamaran menjadi karyawan di Solonet, yaitu bagian Teknisi
Komputer.
Sebagai karyawan, saya akan berkerja keras untuk kemajuan
perusahaan Bapak. Berikut ini saya lampirkan:
1. Satu lembar copy ijazah terakhir
2. Satu lembar copy KTP
3. Tiga lembar pasfoto ukuran 4 x 6
4. Satu lembar daftar riwayat hidup
Demikian lamaran dari saya. Besar harapan saya untuk dapat
mengikuti tes seleksi. Atas perhatiannya, saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.
Hormat saya,


Yuma Ari

Mahir Membaca Kuasai Informasi Oleh: Dr. Ella Yulaelawati



Mahir membaca mengandung makna melampaui kemampuan
membaca bunyi teks. Mahir membaca adalah mahir memahami makna
wacana bacaan secara mendalam disertai dengan kemampuan
membaca dan menafsirkan konteks dari wacana tersebut. Kondisi sosial,
budaya, dan ekonomi, sebagai latar suatu wacana bacaan yang tersedia
dapat dicerna dan dipahami dengan baik. Seseorang yang mahir
membaca adalah seseorang yang mampu membunyikan teks,
memahami wacana, dan menghayati konteks suatu bacaan.
Bagi pembaca mahir, konteks bacaan dipahami berdasarkan
informasi yang memadai. Pembaca yang mahir perlu terampil menulis
untuk menata dan menyimpan informasi yang dapat digunakan dalam
pemahaman bacaan lebih lanjut. Dengan sendirinya, seseorang yang
mahir membaca adalah seseorang yang mampu menguasai informasi.
Untuk dapat menguasai informasi, seseorang diharuskan banyak sekali
membaca dari berbagai media, baik media cetak maupun elektronik. Ia
diharapkan dapat mencari, menyimpan, dan mengelola informasi dengan
menafsirkan informasi dalam bentuk catatan, kliping, tulisan, dan laporan.
Ia juga harus dapat selalu mengkinikan (meng-update) informasi agar tidak
tertinggal. Keikutsertaan dalam mengkinikan informasi memerlukan
kemampuan dalam mempelajari informasi baru sekaligus menyeleksi informasi
yang bermanfaat dan menyisihkan
informasi yang tidak relevan
agar terjadi otomatisasi dalam berkomunikasi
secara efisien. Pengetahuan-
pengetahuan usang yang tidak
bermanfaat dapat dikaji ulang,
bahkan jika perlu dilupakan agar terlepas
dari belenggu statis yang mengundang
ketertinggalan.
Kemahiran mengelola informasi
terkini mencakup kemampuan
meneliti, memilih, menggunakan
informasi disertai data akurat, dan membuang pengetahuan yang tidak
relevan. Dengan demikian, seseorang yang mahir mengelola informasi
akan mampu menciptakan pengetahuan baru.
Mereka yang menguasai dan mengelola informasi, dapat melahirkan
kritik yang bermakna dan membangun. Mereka dapat melahirkan
kritik dengan pemahaman kontekstual berdasarkan data akurat yang
menunjang persoalan-persoalan dalam kehidupan. Dengan kemampuannya,
mereka dapat memberikan gagasan-gagasan baru sebagai solusi
atas permasalahan yang dikemukakannya.
Kemahiran membaca perlu didukung dengan penguasaan bahasa
yang memadai, karena bahasa merupakan wahana perolehan dan
penyampaian informasi dan pengetahuan. Penguasaan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pemersatu harus
ditingkatkan. Dengan demikian, seseorang dapat berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan antarmasyarakat dan kegiatan nasional ....
(Dikutip seperlunya dari Buletin Pusat Perbukuan, Depdiknas No. 1 Tahun 2006)

Kaderisasi Penulis Pelajar dan Mahasiswa di Media Massa Cetak



Satu fenomena sangat menyedihkan ketika tahun ‘80-an beberapa
pengarang muda seperti Hilman Hariwijaya, Zara Zettira, Gola Gong,
dan Bubin Lantang merajai peredaran buku-buku cerita remaja, dialogdialog
kepenulisan pun hangat diselenggarakan dengan peserta
melimpah. Meskipun demikian, dunia kepenulisan bagi remaja dan
mahasiswa sampai saat ini memang masih sepi oleh penggemar.
Diibaratkan “hangat-hangat tahi ayam”, pada saat ada diklat kepenulisan,
diklat jurnalistik, dan sebagainya, mereka berbondong-bondong
untuk meramaikannya, tetapi setelah itu ibarat mimpi lewat saja.
Ada satu protes keprihatinan yang dilontarkan oleh seorang penulis
yang sudah memiliki nama, yaitu Gola Gong pada saat seorang panitia
dialog kepenulisan mengajukan proposal kepadanya sebagai pembicara
dalam dialog tersebut. “Apakah tidak bosan mengundang saya? Hasilnya
selama ini yang sudah terwujud apa? Apakah saya masih laku untuk
ditawarkan, sementara dunia fashion, jumpa fans, cover majalah, jauh
lebih laris dibandingkan dunia kepenulisan?” Hal ini saya kira wajar
jika Gola Gong seakan-akan memberontak melihat ketidakpedulian para
remaja dan mahasiswa sekarang terhadap lahan yang sebenarnya
menjanjikan masa depan yang sangat cerah. Apalagi setelah adanya
reformasi tahun 1998, adanya kebebasan berdemokrasi, berekspresi,
dan berkarya sangat marak bermunculan media massa cetak dan
elektronik di Indonesia. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan penulispenulis
remaja yang masih memiliki idealisme dan ketangguhan berkarya
secara inovatif.
Faktor utama yang menyebabkan “kemandekan dan kemandulan”
proses kreatif para mahasiswa dan remaja dalam dunia tulis-menulis
adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa kurang mencintai dunia tulis-menulis.

2. Kurangnya bekal dan pelatihan kepenulisan atau jurnalistik bagi
mahasiswa.

3. Mahasiswa kurang merespons kegiatan tulis-menulis yang dapat
mendukung keprofesionalan sebagai sarjana plus pada saat lulus
kuliah nantinya.

Sebagai pegangan bagi penulis pemula, perlu diperhatikan beberapa
persyaratan ketika ingin menulis artikel, esai, atau mungkin karya
jurnalistik lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut.

1. Mengetahui Persyaratan Menulis

a. Tulisan harus orisinil, belum pernah dimuat di media lain.
b. Bersifat aktual dan faktual.
c. Mengandung unsur ilmiah populer, bukan ilmiah teknis.
d. Tidak menyerang pribadi orang lain atau memojokkan pihakpihak
tertentu.
e. Tidak melanggar kesusilaan.
f. Materi bukan merupakan promosi yang bersifat komersial
tentang suatu produk atau usaha jasa lainnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2. Etika Penulisan

Kebebasan penulis artikel di media cetak tetap harus berpegang
pada rambu-rambu ataupun aturan penulisan di media cetak.
Berikut ini beberapa etika yang harus diperhatikan seorang penulis
media cetak.
a. Jangan mengirimkan naskah yang sama atau mirip kepada lebih
satu media cetak.
b. Jangan memanfaatkan artikel untuk kepentingan seseorang atau
kelompok.
c. Jangan menanyakan kapan artikel Anda dimuat dan honor
Anda sebagai penulis.
g. Jangan meminta kembali artikel Anda apabila tidak dimuat di
media cetak.
h. Pahami karakter media cetak yang Anda incar tersebut, baik
model, gaya, pembaca, dan model pengiriman naskahnya.

3. Memahami Karakter Redaktur

Masing-masing redaktur media cetak memiliki karakter yang
berbeda-beda. Namun demikian, para redaktur pada umumnya
memiliki cara kerja yang sama dalam bidang penerbitan media.
Oleh karena itu, Anda harus mengenali dan memahami karakter
redaktur masing-masing media cetak.
4. Mengenal Kerja Redaktur

Seorang redaktur media cetak biasanya memiliki beberapa
alternatif ketika menentukan sebuah tulisan dimuat atau tidak. Halhal
yang biasanya dilakukan oleh redaktur untuk memilih artikel
yang akan dimuatnya, antara lain sebagai berikut.
a. Apakah topik artikel aktual atau judulnya menarik.
b. Khusus untuk judul apakah ada kejutan, keunikan, atau menunjukkan
kebaruan.
c. Apakah panjang tulisan sesuai yang dipersyaratkan masingmasing
media masa cetak.
d. Apakah artikel datang tepat waktu atau bahkan mendahului
waktu, khususnya artikel yang menanggapi peristiwa teragenda.
e. Apakah artikel itu secara teknis memudahkan (misalnya Anda
kirim lengkap dengan disketnya).
f. Apakah artikel itu mempunyai ide baru atau sekadar mengulang
pendapat orang lain.
g. Apakah sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar.
h. Bagaimana mengurai sintesis antara teori dan kenyataan.
i. Apakah sistematika penulisan artikel sudah runtut atau belum.

5. Strategi Pengiriman Naskah

a. Artikel dikirim sendiri.
b. Dikirim lewat pos atau paket.
c. Mengirim lengkap dengan disket.
d. Dikirim melalui modem.
e. Mengirim lewat faksimile.
f. Mengirim melalui e-mail.

6. Mengenali Kelemahan

a. Penulis senior.
b. Penulis pemula.
Keuntungan menjadi seorang penulis secara nyata dalam kehidupan
kita adalah sebagai berikut.

1. Mendapatkan honorarium yang sangat menarik dari tulisan-tulisan
yang dimuat di media massa cetak atau majalah, baik lokal,
nasional, maupun internasional.

2. Memiliki kebanggaan pribadi karena tulisannya dapat dimuat di
salah satu media massa cetak, baik lokal maupun nasional sehingga
nama diri dan ide kita dapat dibaca dan diketahui oleh masyarakat,
baik para praktisi, akademisi, maupun klien.

3. Nama kita dikenal oleh para akademisi, praktisi media massa cetak,
redaktur, dan para editor penerbitan, sehingga akan membuka jalan
untuk keberhasilan kita di masa-masa yang akan datang.
Akhirnya, sebagai catatan akhir marilah kita bersama-sama
berproses, berkreatif, berekspresi, dan berapresiasi untuk dapat
mewujudkan keinginan dan idealisme kita dengan menulis.




Sumber : ROHMADI, Muhammad
b Bahasa dan Sastra Indonesia 3: untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA/
IPS. Muhammad Rohmadi dan Yuli Kusumawati; editor Janta Setiana.
--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.