Satu fenomena sangat menyedihkan ketika
tahun ‘80-an beberapa
pengarang muda seperti Hilman
Hariwijaya, Zara Zettira, Gola Gong,
dan Bubin Lantang merajai peredaran
buku-buku cerita remaja, dialogdialog
kepenulisan pun hangat diselenggarakan
dengan peserta
melimpah. Meskipun demikian, dunia
kepenulisan bagi remaja dan
mahasiswa sampai saat ini memang masih
sepi oleh penggemar.
Diibaratkan “hangat-hangat tahi
ayam”,
pada saat ada diklat kepenulisan,
diklat jurnalistik, dan sebagainya,
mereka berbondong-bondong
untuk
meramaikannya, tetapi setelah itu ibarat mimpi lewat saja.
Ada satu protes keprihatinan yang
dilontarkan oleh seorang penulis
yang sudah memiliki nama, yaitu Gola
Gong pada saat seorang panitia
dialog kepenulisan mengajukan proposal
kepadanya sebagai pembicara
dalam dialog tersebut. “Apakah tidak
bosan mengundang saya? Hasilnya
selama ini yang sudah terwujud apa?
Apakah saya masih laku untuk
ditawarkan, sementara dunia fashion, jumpa fans,
cover majalah,
jauh
lebih laris dibandingkan dunia
kepenulisan?” Hal ini saya kira wajar
jika Gola Gong seakan-akan memberontak
melihat ketidakpedulian para
remaja dan mahasiswa sekarang terhadap
lahan yang sebenarnya
menjanjikan masa depan yang sangat
cerah. Apalagi setelah adanya
reformasi tahun 1998, adanya kebebasan
berdemokrasi, berekspresi,
dan berkarya sangat marak bermunculan
media massa cetak dan
elektronik di Indonesia. Oleh karena
itu, sangat dibutuhkan penulispenulis
remaja yang masih memiliki idealisme
dan ketangguhan berkarya
secara inovatif.
Faktor utama yang menyebabkan “kemandekan dan
kemandulan”
proses kreatif para mahasiswa dan
remaja dalam dunia tulis-menulis
adalah
sebagai berikut.
1. Mahasiswa kurang mencintai dunia
tulis-menulis.
2. Kurangnya bekal dan pelatihan
kepenulisan atau jurnalistik bagi
mahasiswa.
3. Mahasiswa kurang merespons kegiatan
tulis-menulis yang dapat
mendukung keprofesionalan sebagai
sarjana plus pada saat lulus
kuliah nantinya.
Sebagai pegangan bagi penulis pemula,
perlu diperhatikan beberapa
persyaratan ketika ingin menulis
artikel, esai, atau mungkin karya
jurnalistik lainnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai
berikut.
1. Mengetahui Persyaratan Menulis
a. Tulisan harus orisinil, belum pernah
dimuat di media lain.
b. Bersifat aktual dan faktual.
c. Mengandung unsur ilmiah populer,
bukan ilmiah teknis.
d. Tidak menyerang pribadi orang lain
atau memojokkan pihakpihak
tertentu.
e. Tidak melanggar kesusilaan.
f. Materi bukan merupakan promosi yang
bersifat komersial
tentang suatu produk atau usaha jasa
lainnya, baik secara
langsung
maupun tidak langsung.
2. Etika Penulisan
Kebebasan penulis artikel di media
cetak tetap harus berpegang
pada rambu-rambu ataupun aturan
penulisan di media cetak.
Berikut ini beberapa etika yang harus
diperhatikan seorang penulis
media cetak.
a. Jangan mengirimkan naskah yang sama
atau mirip kepada lebih
satu media cetak.
b. Jangan memanfaatkan artikel untuk
kepentingan seseorang atau
kelompok.
c. Jangan menanyakan kapan artikel Anda
dimuat dan honor
Anda sebagai penulis.
g. Jangan meminta kembali artikel Anda
apabila tidak dimuat di
media cetak.
h. Pahami karakter media cetak yang
Anda incar tersebut, baik
model, gaya, pembaca, dan model
pengiriman naskahnya.
3. Memahami Karakter Redaktur
Masing-masing redaktur media cetak
memiliki karakter yang
berbeda-beda. Namun demikian, para
redaktur pada umumnya
memiliki cara kerja yang sama dalam
bidang penerbitan media.
Oleh karena itu, Anda harus mengenali
dan memahami karakter
redaktur
masing-masing media cetak.
4. Mengenal Kerja Redaktur
Seorang redaktur media cetak biasanya
memiliki beberapa
alternatif ketika menentukan sebuah
tulisan dimuat atau tidak. Halhal
yang biasanya dilakukan oleh redaktur
untuk memilih artikel
yang akan dimuatnya, antara lain
sebagai berikut.
a. Apakah topik artikel aktual atau
judulnya menarik.
b. Khusus untuk judul apakah ada
kejutan, keunikan, atau menunjukkan
kebaruan.
c. Apakah panjang tulisan sesuai yang
dipersyaratkan masingmasing
media masa cetak.
d. Apakah artikel datang tepat waktu
atau bahkan mendahului
waktu, khususnya artikel yang
menanggapi peristiwa teragenda.
e. Apakah artikel itu secara teknis
memudahkan (misalnya Anda
kirim lengkap dengan disketnya).
f. Apakah artikel itu mempunyai ide
baru atau sekadar mengulang
pendapat orang lain.
g.
Apakah sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar.
h. Bagaimana mengurai sintesis antara
teori dan kenyataan.
i. Apakah sistematika penulisan artikel
sudah runtut atau belum.
5. Strategi Pengiriman Naskah
a. Artikel dikirim sendiri.
b. Dikirim lewat pos atau paket.
c. Mengirim lengkap dengan disket.
d. Dikirim melalui modem.
e. Mengirim lewat faksimile.
f. Mengirim melalui e-mail.
6. Mengenali Kelemahan
a. Penulis senior.
b.
Penulis pemula.
Keuntungan menjadi seorang penulis
secara nyata dalam kehidupan
kita adalah sebagai berikut.
1. Mendapatkan honorarium yang sangat
menarik dari tulisan-tulisan
yang dimuat di media massa cetak atau
majalah, baik lokal,
nasional, maupun internasional.
2. Memiliki kebanggaan pribadi karena
tulisannya dapat dimuat di
salah satu media massa cetak, baik
lokal maupun nasional sehingga
nama diri dan ide kita dapat dibaca dan
diketahui oleh masyarakat,
baik para praktisi, akademisi, maupun
klien.
3. Nama kita dikenal oleh para
akademisi, praktisi media massa cetak,
redaktur, dan para editor penerbitan,
sehingga akan membuka jalan
untuk keberhasilan kita di masa-masa
yang akan datang.
Akhirnya, sebagai catatan akhir marilah
kita bersama-sama
berproses, berkreatif, berekspresi, dan
berapresiasi untuk dapat
mewujudkan
keinginan dan idealisme kita dengan menulis.
Sumber : ROHMADI,
Muhammad
b Bahasa dan Sastra
Indonesia 3: untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA/
IPS. Muhammad Rohmadi dan
Yuli Kusumawati; editor Janta Setiana.
--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
No comments:
Post a Comment