WACANA LISAN
Wacana lisan adalah satuan bahasa yang terlengkap
dan terbesar di atas kalimat dan klausa dengan kohesi dan koherensi tinggi yang
berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara
lisan.
A. TINDAK
Tindak (atau act) merupakan peringkat terbawah pada skala wacana.
Burton membedakan adanya delapan
jenis tindak.
a)
Penanda
(marker)
Penanda berfungsi untuk menandai
batas-batas wacana. Penanda wacana ini direalisasikan dalam bentuk percakapan
seperti ‘yah’, ‘nah’, ‘baik’, ‘baiklah’,
‘oke’.
Contoh : “Nah, sekarang kita belajar tentang wacana lisan”.
b)
Panggilan
(summons)
Panggilan berfungsi sebagai suatu
cara untuk menarik perhatian.
Contoh : “Anita, tolong ambilkan buku itu”.
c)
Permintaan
metastatemen (request-metastatement)
Menuntut hak pembicara merupakan
metastatement seperti ditandai dengan “kamu
tahu apa?”, “katakan”, atau “tanya”.
Contoh : “Kamu tahu apa yang akan saya katakana pada pacarmu?”
d)
Permisi-setuju
(permission-accept)
Permisi atau meminta izin
meneruskan suatu topik. Hal ini berbeda dengan tindak-tidak seperti panggilan,
ataupun metastatement. Jenis tindak ini direalisasikan dengan diam tetapi tidak melawan, atau dengan gerak yang sepantasnya.
Contoh : “Ali, kamu mengerti yang
saya katakana tadi?”
Kemudian
Ali diam, dan mengangguk.
e)
Salam
(Greeting)
Salam lazim digunakan dikhalayak
umum atau masyarakan secara luas. Jenis tindak salam digunakan sebagai penanda
batas-batas dalam percakapan.
Contoh : “ selamat datang”, “sampai jumpa kembali”.
f)
Salah-Maaf
(accause-excuse)
Mengaku salah dan meminta maaf
merupakan tindak yang sering digunakan dalam pergaulan sehari-hari.
Contoh : “Aduh, saya lupa. Saya minta maaf.”
g)
Lapor-komentar
(inform-comment)
Informasi dan komentar bisa terjadi
dimana saja, informasi dan komentar tersebut, yang semulanya singkat dapat
dikembangkan dan diperluas.
Contoh : “Anak yang pintar itu
mendapatkan beasiswa”.
h)
Prawacana
(preface)
Prawacana merupakan salah satu
tindakan wacana yang merupakan upaya untuk memperkenalkan gerak-gerak
pembukaan-kembali.
Contoh : “Sebelum kita memulai
santap siang, saya akan mengajak saudara untuk sholat dzuhur terlebih dahulu.”
Sinclair dan Coulthard mengemukakan
22 ragam tindak, yaitu penanda, pengantar, pemancingan, pemeriksaan, direktif,
informatif, dorongan, petunjuk, isyarat, tawaran, penunjukan, pengakuan,
balasan/jawaban, reaksi, komentar, persetujuan, evaluasi, tekanan diam,
metastatemen, kesimpulan, putaran, dan sampingan.
B. GERAK
Panca gerak menurut Sinclair dan Coulthard.
1. Gerak Susun (Framing Moves)
Gerak
susun merupakan indikasi bagi guru bahwa dia melihat atau mengaggap satu tahap
dalam pelajaran sudah berakhir dan yang lain akan mulai.
Contoh:
2.
Gerak
Pusat (Focusing Moves)
Gerak
pusat menggambarkan suatu pergantian tahap.
Contoh:
“kita telah berkomunikasi”.
3.
Opening
Moves (Gerak Pembukaan)
Gerak
pembukaan adalah untuk menyebabkan yang lain-lainnya turut berpartisipasi.
Contoh:
“ assalamualaikum” (pembukaan),
4.
Gerak
Jawaban (Answering Moves)
Gerak
jawaban berfungsi sebagai responsi yang tepat dalam hubungan yang telah dibuat
oleh gerak-gerak pembukaan.
Contoh:
“walaikumsalam” (responsi).
5.
Gerak
Lanjutan (Folow-up Moves)
Gerak
lanjutan merupakan proses setelah terjadinya gerak pembukaan disertai jawaban.
Contoh:
“ apa yang kamu ketahui tentang wacana?”.
mbak, boleh minta judul buku/referensinya? terima kasih :)
ReplyDeletemaaf mba, itu materi sudah lama jadi saya lupa judul bukunya. coba cari di buku ttg wacana biasanya ada.
Delete