Tuesday, 23 April 2013

Wacana Lisan "Tindak dan Gerak"



WACANA LISAN
Wacana lisan adalah satuan bahasa yang terlengkap dan terbesar di atas kalimat dan klausa dengan kohesi dan koherensi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan.
A.   TINDAK
Tindak (atau act) merupakan peringkat terbawah pada skala wacana.
Burton membedakan adanya delapan jenis tindak.
a)                  Penanda (marker)
Penanda berfungsi untuk menandai batas-batas wacana. Penanda wacana ini direalisasikan dalam bentuk percakapan seperti ‘yah’, ‘nah’, ‘baik’, ‘baiklah’, ‘oke’.
Contoh : “Nah, sekarang kita belajar tentang wacana lisan”.
b)                  Panggilan (summons)
Panggilan berfungsi sebagai suatu cara untuk menarik perhatian.
Contoh : “Anita, tolong ambilkan buku itu”.
c)                  Permintaan metastatemen (request-metastatement)
Menuntut hak pembicara merupakan metastatement seperti ditandai dengan “kamu tahu apa?”, “katakan”, atau “tanya”.
Contoh : “Kamu tahu apa yang akan saya katakana pada pacarmu?”
d)                  Permisi-setuju (permission-accept)
Permisi atau meminta izin meneruskan suatu topik. Hal ini berbeda dengan tindak-tidak seperti panggilan, ataupun metastatement. Jenis tindak ini direalisasikan dengan diam tetapi tidak melawan, atau dengan gerak yang sepantasnya.
Contoh : “Ali, kamu mengerti yang saya katakana tadi?”
                        Kemudian Ali diam, dan mengangguk.
e)                  Salam (Greeting)
Salam lazim digunakan dikhalayak umum atau masyarakan secara luas. Jenis tindak salam digunakan sebagai penanda batas-batas dalam percakapan.
Contoh : “ selamat datang”, “sampai jumpa kembali”.
f)                   Salah-Maaf (accause-excuse)
Mengaku salah dan meminta maaf merupakan tindak yang sering digunakan dalam pergaulan sehari-hari.
Contoh : “Aduh, saya lupa. Saya minta maaf.”
g)                  Lapor-komentar (inform-comment)
Informasi dan komentar bisa terjadi dimana saja, informasi dan komentar tersebut, yang semulanya singkat dapat dikembangkan dan diperluas.
Contoh : “Anak yang pintar itu mendapatkan beasiswa”.
h)                  Prawacana (preface)
Prawacana merupakan salah satu tindakan wacana yang merupakan upaya untuk memperkenalkan gerak-gerak pembukaan-kembali.
Contoh : “Sebelum kita memulai santap siang, saya akan mengajak saudara untuk sholat dzuhur terlebih dahulu.”
Sinclair dan Coulthard mengemukakan 22 ragam tindak, yaitu penanda, pengantar, pemancingan, pemeriksaan, direktif, informatif, dorongan, petunjuk, isyarat, tawaran, penunjukan, pengakuan, balasan/jawaban, reaksi, komentar, persetujuan, evaluasi, tekanan diam, metastatemen, kesimpulan, putaran, dan sampingan.
B.   GERAK
Panca gerak menurut Sinclair dan Coulthard.
1.      Gerak Susun (Framing Moves)
Gerak susun merupakan indikasi bagi guru bahwa dia melihat atau mengaggap satu tahap dalam pelajaran sudah berakhir dan yang lain akan mulai.
Contoh:
2.      Gerak Pusat (Focusing Moves)
Gerak pusat menggambarkan suatu pergantian tahap.
Contoh: “kita telah berkomunikasi”.
3.      Opening Moves (Gerak Pembukaan)
Gerak pembukaan adalah untuk menyebabkan yang lain-lainnya turut berpartisipasi.
Contoh: “ assalamualaikum” (pembukaan),
4.      Gerak Jawaban (Answering Moves)
Gerak jawaban berfungsi sebagai responsi yang tepat dalam hubungan yang telah dibuat oleh gerak-gerak pembukaan.
Contoh: “walaikumsalam” (responsi).
5.      Gerak Lanjutan (Folow-up Moves)
Gerak lanjutan merupakan proses setelah terjadinya gerak pembukaan disertai jawaban.
Contoh: “ apa yang kamu ketahui tentang wacana?”.

2 comments:

  1. mbak, boleh minta judul buku/referensinya? terima kasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf mba, itu materi sudah lama jadi saya lupa judul bukunya. coba cari di buku ttg wacana biasanya ada.

      Delete