Monday, 31 October 2016

Cinta yang Beda

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga.... yeee..." Suara itu dinyanyikan oleh dua sejoli yang tengah merayakan hari jadinya yang kini sudah memasuki tahun ke lima.
"Nggak nyangka ya kita udah lima tahun." Kata Qyara usai meniup lilin bersama Johan, pacarnya.

"Iya. Semoga kita langgeng sampai ke gerbang pernikahan." Sahut Johan.

"Amin." Jawab Qyara.

Tak berapa lama kemudian, Bunda Qyara pulang dari dinas luar.

"Siapa yang ulang tahun Qy? Tanya ibunya sambil menenteng tas kerjanya.

"Hubungan kita berdua bun." Jawab Qyara lirih.

"Halah lebai." Ucap Ibunda sinis.

Hubungan Qyara dan Johan memang tak mendapat restu dari orang tua Qyara. Terlebih dari ayahnya. Setiap Johan singgah ke rumah Qyara, selalu diusirnya.
"Qy, sebentar lagi ayahmu pulang. Ibu nggak mau ada ribut-ribut lagi di rumah ini." Ujar ibunda.

"Bunda habis keluar kota buat kerja itu rasanya capek. Jadi mau istirahat tolong bikin suasana rumah adem." Tambah ibunda.

"Johan! Kamu tau kan maksud saya." tambahnya lagi.

"Bunda. Tolong bersikap baik sedikit pada Johan dong bun." Sahut Qyara.

"Yaudah kalau begitu aku pamit ya sayang." kata Johan.

"Loh kok gitu sih." ujar Qyara.

"Udah. ini demi hubungan kita." Sambil berbisik pada Qyara.

"Saya pamit tante." Ucap Johan.

Tepat sekali, diluar rumah Ayah dari Qyara juga baru saja pulang dan berpapasan dengan Johan.

"Kamu lagi! Ngapain kamu dari rumah saya. Saya harap, ini untuk yang terakhir kalinya yaa.. Saya tidak pernah mengizinkan Qyara berhubungan denganmu. Bukan aku sombong, tapi kita terlahir dengan budaya dan agama yang berbeda.

No comments:

Post a Comment