Showing posts with label SINOPSIS. Show all posts
Showing posts with label SINOPSIS. Show all posts

Wednesday, 17 April 2019

SINOPSIS NOVEL DIAN YANG TAK KUNJUNG PADAM Karya : Sultan Takdir Alisyahbana

DIAN YANG TAK KUNJUNG PADAM
Karya : Sultan Takdir Alisyahbana

Tokoh utama dalam novel ini adalah Yasin. Yasin adalah seorang pemuda yatim yang miskin. Di tepi sungai musi, Yasir melihat anak perawan cantik, putri dari seorang bangsawan Palembang. Hatinya  terpikat dari pandangan pertama itu. Rupanya anak perawan itu adalah Molek. Molek pun saat jumpa pertama jatuh cinta pada Yasin.
Suatu hari Yasin dan ibunya diundang oleh keluraganya yang akan mengadakan pernikan saudranya yang akan digelar secara besar-besaran. Di pesta itupun dalam adat Palembang biasanya mengdakan dansa antara bujang dan gadis. Namun setelah melihat Molek, Yasin yang biasanya gemar berdansa. Kegemaran itu hilang seketika dan iapun tidak merasa tertarik dengan gadis-gadis yan berada di tempat itu.
Akhirnya ibu Yasinpun mengetahui perubahan yang dialami anaknya. Hingga suatu ketika Yasin pergi ke sebuah tepi sungai ibunya membuntutinya. Setelah sesampainya ibunya Yasin mananyakan atas perubahan yang terjadi pada dirinya. Akhirnya Yasin menceritakan semua yang telah terjadi, bahwa ia telah jatuh cinta pada seorang gadis bangsawan. Ibu Yasinpun mengerti apa yang dirasakan oeh anaknya dan menyuruh Yasin agar menemui gadis itu untuk menanyakan apakah gadis bangsawan itupun jatuh cinta padanya. Dan Yasinpun menyetujui apa yang dikehendaki ibunya. Akhrinya Yasin dan Molekpun saling surat menyurat dan setelah bebeapa lama mereka mengetahui bahwa mereka saling mencintai.
Pada suatu hari Yasin bertekad untuk mengakhiri hubungan cinta mereka yang selalu dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu. Dia hendak melamar Molek secara terang-terangan. Kemuadian pemuda itu memberitahukan niatnya kepada ibunya dan seluruh kerabatnya. Keluarga Yasin pun berembuk dan dengan segala kesederhanaannya, mereka melamar Molek. Namun, maksud kedatangan mereka ditolak oleh ayah Molek Raden Mahmud dan keluarga Molek. Karena mereka berasal dari keluarga dusun yang miskin. Mereka bahkan menghina dan menyindir keluarga Yasin. Karena ibaratnya saja Raden Mahmud saja tidak menerima pembantu dari orang-orang uluan, apa lagi untuk dijadikan menantu itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Akhirnya  ibu beserta saudara Yasin pulang dengan membawa rasa kesal dan kekecewaan. Dan Molekpun dimara oleh ayah dan keluarganya karena telah mengenal pria ulun yang miskin.
Setelah kejadian itu hubungan Molek dengan keluarga mulai renggang dan akhirnya Molek sakit-sakitan. Semejak itu Raden Mahmud ayah Molek mulai mencarikan jodoh untuk Molek karena ia akan berangakat haji. Molekpun dijodohkan dengan Sayid Mustafa orang Arab yang sangat kaya-raya.
Setelah mendekati hari pernikahan Molekpun semakin sedih. Dan dia meminta Yasin untuk memebawanya kabur. Pada waktu malam hari sebelum hari pernikahan, Yasinpun datang menjeput Molek untuk dibawa kabur dan menungguinya di tepi sungai. Namun karena di sekitar rumah Molek diramaikan oleh orang-orang yang sedang mempersiapkan pernikannya. Kepergian Molekpun diketahui oleh salah seorang yang berada di situ. Meraka mengira bahwa Molek akan mandi di sungai itu dan kemudian mau terjatuh kedalam sungai. Kemudian mereka menolong Molek dan memeganginya. Yasinpun segera pergi bersembunyi mengetahui banyak orang, dan Molekpun dibawanya kembali ke rumah dan tidak berhasil untuk kabur.
Kemudian pernikahan Molek pun berlangsung. Setelah perayaan pernikahan Molek, ayah Molek pergi ke tanah suci. Setelah beberapa lama menikah, Molekpun mengetahui niat jahat suaminya. Ia pun mengetahui kalau tujuan Sayid menikahinya hanyalah karena harta ayahnya saja dan tak pernah mencintai Molek. Selain itu, perlakuan Sayid terhadapnya pun sangat kasar. Itulah sebabnya ia selalu menceritakan kegalauan, kesedihan, dan kerinduannya terhadap Yasin melalui surat-suratnya.
Ketika mengetahui pujaan hatinya hidup menderita dan juga karena kerinduannya yang semakin mendalam terhadap kekasihnya itu, Yasin mencoba menemui Molek. Dalam pertemuan itu, Molek menceritakan semua yang pernag ia ceritakan lewat surat. Dan Molek mengatakan bahwa tubuhnya sudah tidak pantas lagi untuk Yasin. Karena tubuhnya sudah dimiliki oleh suaminya. Tetapi hatinya masih suci untuk mencintainya.
Karena untuk menjaga kesucian hatinya, molekpun berkata pada yasin jika pada saat itu adalah pertemuan terakhir bagi mereka. Setelah pertemuan itu akhrinya Molek bunuh diri. Setelah kejadian itu, babarapa tahun kemudian ibu Yasin pun sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal.

Cerita ini diakhiri dengan perginya Yasin ke Gunung Seminung di Tepi Danau Ranau, karena ia merasa telah di tinggal oleh orang-orang yang ia cintai, Yasin pun di sana menjadi orang soleh tanpa satu orangpun yang tahu masa lalunya.

SINOPSIS NOVEL LAYAR TERKEMBANG Karya : Sultan Takdir Alisyahbana

LAYAR TERKEMBANG
Karya             : Sultan Takdir Alisyahbana

Peran utama dalam novel Layar Terkembang adalah Tuti dan Maria. Mereka adalah kakak beradik, anak dari Raden Wiriatmadja mantan Wedana daerah Banten. Sementara itu ibu mereka telah meninggal. Meskipun mereka adik-kakak, mereka memiliki watak yang sangat berbeda. Tuti si sulung adalah seorang gadis yang pendiam, tegap, kukuh pendiriannya, jarang sekali memuji, dan aktif dalam organisasi-organisasi wanita sarta tidak memikirkan masalah pacar atapun jodoh, malah ia berniat kalaupun nanti suaminya melarang dia berorganisasi membela kaum perempuan dia lebih memilih tidak untuk bersuami.. Sementara Maria adalah gadis yang periang, lincah, dan mudah kagum.

Pada suatu hari, tepatnya hari Minggu Tuti dan Maria pergi ke akuarium di pasar ikan. Di tempat itu mereka bertemu dengan seorang pemuda yang tinggi badannya dan berkulit bersih, berpakaian putih berdasi kupu-kupu, dan memakai kopiah beledu hitam. Mereka bertemu ketika hendak mengambil sepeda dan meninggalkan pasar. Pada saat itu pula mereka berbincang-bincang dan berkenalan. Nama pemuda itu adalah Yusuf, dia adalah seorang mahasiswa sekolah tinggi kedokteran.

Yusuf adalah putra dari Demang Munaf di Matapura, Sumatra Selatan. Semenjak pertemuan itu Yusuf selalu terbayang-bayang kedua gadis yang ia temui di akuarium., terutama Maria. Yusuf telah jatuh cinta kepada Maria sejak pertama kali bertemu, bahkan dia berharap untuk bisa bertemu lagi dengannya. Tidak disangka oleh Yusuf, keesokan harinya dia bertemu lagi di depan hotel Des Indes. Semenjak pertemuan  keduanya itu, Yusuf mulai sering menjemput Maria untuk berangkat sekolah serta dia juga sudah mulai berani berkunjung ke rumah Maria.

Sesudah ujian doctoral pertama dan kedua berturut-turut selesai, Yusuf pulang ke rumah orang tuanya di Martapura, Sumatra Selatan. Selama  berlibur Yusuf dan Maria saling mengirim surat, dalam surat tersebut Maria mengatakan kalau dia dan Tuti telah pindah ke Bandung. Kegiatan surat menyurat tersebut membuat Yusuf semakin merindukan Maria. Sehingga pada akhirnya Yusuf memutuskan untuk segera kembali ke Jakarta dan ke Bandung untuk mengunjungi Maria. Kedatangan Yusuf disambut hangat oleh Maria dan Tuti. Setelah itu Yusuf mengajak Maria berjalan-jalan ke air terjun Dago, tetapi Tuti tidak dapat meninggalkan kesibukannya. Di tempat itu Yusuf menyatakan perasaan cintanya kepada Maria.

Setelah kejadian itu, kelakuan Maria berubah. Percakapannya selalu tentang Yusuf saja, ingatannya sering tidak menentu, dan sering melamun. Tuti memiliki ke khawatiran terhadap  hubungan Maria dan Yusuf. Kemudian Tuti menasehati Maria agar jangan sampai diperbudak oleh cinta. Nasihat tulus Tuti justru memicu pertengkaran diantara mereka dan memberikan pukulan keras terhadap Tuti. Dari kejadian itu, Tuti sama sekali tidak berbicara dengan Maria.

Suatu saat tubuh Maria semakin melemah dan batuk-batuk. Namun, Maria enggan diperiksa oleh dokter. Tetapi karen selalu dibujuk akhirnya dipanggilah dokter untuk memeriksanya dan dia pun mau untuk diperiksa. Ternyata ia mengidap penyakit TBC. Ketika Maria mendadak terkena penyakit malaria dan TBC, Tuti pun kembali memperhatikan Maria, Tuti menjaganya dengan sabar.
Penyakit itu semakin menggerogoti tubuhnya. Badannyapun semakin lemah. Kemudian ayahnya, Tuti, dan Yusuf memutuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Dokter yang merawatnya menyarankan agar Maria dibawa ke rumah sakit khusus penderita penyakit TBC wanita di Pacet, Sindanglaya Jawa Barat. Perawatan Maria sudah berjalan sebulan lebih lamanya. Namun keadaannya tidak juga mengalami perubahan, yang terjadi adalah kondisi Maria semakin lemah. Namun, Tuti dan Yusuf selalu memberi semangat kepadanya. Tetapi Maria tahu dan merasa penyakitnya itu semakin parah.

Semakin hari hubungan Yusuf dan Tuti semakin akrab, sementara itu kondisi kesehatan Maria justru semakin mengkhawatirkan. Dokter yang merawatnya pun sudah tidak dapat berbuat lebih banyak lagi.
Ketika Tuti dan Yusuf tengah menjenguk Maria, maka Maria memanggil Tuti dan yusuf, merekpun mendekati Maria. Maria memegang tangan yusuf dan disusul meraih tangan Tuti. Dengan menggegam kedua tangan mereka sambil berbaring di ranjang ruma sakit. Maria berkata bahwa penyakitnyapun tidak bisa disembuhkan dan hidupnya tidak akan lama lagi dan Maria pun memeinta Yusuf untuk menikahi kakaknya. Namun Tuti tidak percaya dengan semua yang dikatakan adiknya dan tidak mau menuruti keinginan adiknya. Tuti justru malah menangis mendengar perkataan Maria.

Rupanya takdirpun membenarkan firasat Maria yang dikatakan pada Yusuf dan kakaknya. Akhirnya Maria meningga dunia. Setelah pemakaman Maria telah seleai diurus dengan keluarga, Tuti dan yusuf berziarah kemakam Maria.

Cerita ini diakhiri dengan menikahnya Tuti dan Yusuf sesuai dengan pesan terakhir Maria. Yusuf dan Tutipun hidup bahagia selama-lamanya.

SINOPSIS NOVEL JONGGRANG Karya : Bimo S. Nimpuno & Gerry Nimpuno

JONGGRANG
Karya : Bimo S. Nimpuno & Gerry Nimpuno

Novel ini memceritakan 1000 tahun setelah kutukan Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang.
Pemeran utama dalam novel ini adalah Data & Elektra. Mereka adalah sepasang kekasih. Suatu ketika Data liburan ke Bali dan Yogyakarta. Di Bali ia bermalam di Puri Saras Wati, Ubud. Dia jalan-jalan menikmati indahnya panorama alam Pulau bali selama tiga hari. Setelah itu dia transit ke Yogyakarta. Ia bermalam di Hotel Garuda Malioboro. Sesampainya di sana ia jalan-jalann di sekitar pasar Malioboro. Suatu hari ia menyewa mobil untuk berkeliling kota Yogyakarta, dan akhirnya ia berhenti di sebuah pertunjukan sandra Tari Ramayana di Prambanan. Ketika ia sedang asyik melihat pertunjuknya tersebut, ia merasa ada seseorang duduk di samping kirinya, kemudian ia menengok kearah belakang. Disitu ia melihat seorang wanita sedang duduk di belakangnya. Dan ia terpaku kepada wanita itu, karena wanita itu mempunyai daya tarik dan sangat luar biasa yakni kecantikan dari seseorang kharisma wanita kebangsawanan. Ia pun tidak bisa menahan tingkat kesadarannya. Hingga akhirnya dia pergi meninggalkan ampi teater itu. Setelah pertemuan itu Data selalu terbayang-bayang wajah cantik wanita itu, dan ia merasa bahwa dia jatuh cinta.
Suatu malam ketika Data jalan-jalan ke Candi Prambanan, Data bartemu dengan kedua Arkeolog yang bernama Dewi & Aksara, kedua Arkeolog itu menceritakan sejarang Candi Prambanan kepada Data. Kemudian kedua Arkeolog itu mengajak Data untuk berkunjung ke Candi Sukuh Untuk melihat cerita relif di candi Itu. Kemudian Data kembali ke hotel. Kemudian dia keluar lagu untuk mencari makan malam, lalu dia bertemu dengan teman SMPnya yakni Ifan, dan Ifan meminta Data mencoba restoran yang ada didalam kraton. Kemudian ia pergi kerestoran tersebut dan memesan makanan, dan ketika wetes mengambilkan pesanannya, Data melihat seorang wanita cantik yang pernah ditemuinya pada saat pertunjukan. Kemudian ia menghampiri wanita itu, dan dia mencoba untuk berkenalan, namun wanita itu tidak menghiraukannya. Tetapi Data tidak menyerah begitu saja, ia terus menerus mendesak wanita itu untuk memberi tahu namanya kepada Data. Akhirnya wanita tersebut mengaku bahwa ia bernama Jonggrang, setelah memberi tahunya Jonggrang lantas pergi meninggalkan Data. Tidak lama kemudian Data pun meninggalkan restoran itu dengan membawa gelas bekas Jonggrang yang masih terdapat lipstiknya dan langsung kembali ke Hotel.
Keesokan harinya Data kembali kejakarta, setelah kepulangannya dari cuti, ia merasakan hal-hal yang aneh pada rumah dan pada dirinya. Malam-malamnya ia merasa terganggu dengan suara-suara aneh yang bersumber dari almarinya, yakni suara orang yang sedang menumbuk padi di lesung dan suara kokokan ayam jantan. Suara itu mulai dari pukul 11 sampai 3 malam.


Suatu ketika suara itu semakin menjadi, dan ia merasakan ada hal yang gaib di dalam rumahnya, hal ini terbukti bahwa ketika ia sedang asik tidur, ia merasakan seperti terjadi gempa. Ternyata ranjang Ia tempati bergoyang-goyang kencang, kaki ranjangpun sampai mengetuk-ngetuk di lantai dan ia juga merasakan tidak bisa bangkit dari tempat tidur, seperi ada medan gravitasi bumi yang maha dahsyat menariknya.
Setelah kejadian itu Data kembali ke Yogyakarta, ia mencari Jonggrang di restoran Hotel tempat ia bermalam. Kemudian Data bertemu dengan sopir Jonggrang yang kemudian  mengajaknya ke Candi Prambanan.
Setelah Data menghilang, Elektra mencari Data ke Jogja dan akhrinya ia menemukan Data dan satu Hotel dengan Data. Namun data tidak oernah mau untuk ditemui Krisni. Suatu malam Data pergi untuk menemui Jonggrang, Elektrapun mengikuti Data. Setelah di gerbang Prambanan Krisni bertemu dengan dua orang arkeolog. Elektra menceritakan semua yang terjadi pada Data. Kedua arkeolog itupun bersedia untuk membantu Elektra mengembalikan Data kepelukannya dan menyadarkan Jonggrang untuk kembali ke alam teranggnya. Hingga akhirnya Jonggrangpun sadar dan Data kembali kepelukan Elektra.
Kemudian Jonggrang pergi menghilang dibalik Candi Wisnu. Kemudian Data dan Elektrapun pergi meninggalkan candi itu bersama kedua arkeolog. Lalu kedua arkeolog itu membawa Data dan Elektra kesebuah tempat di mana ada sebuah lubang yang di dalamnya ternyata terdapat dua orang yang tertimbun batu-batu besar. Dan sangat mengejutkan ternyata dua orang itu adalah Aksara dan Dewi. Dan akhirnya dua orang itu di bawa ke rumah sakit, namun dalam perjalanan nyawa Aksara tidak tertertolong.

Cerita ini di akhiri dengan menikahnya Data dengan Elektra yang kemudian dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama Amanda. Dewipun menjadi seorang suster di sebuah Biara.

SINOPSIS NOVEL IQRA’! Karya : Reza Nufa

IQRA’!
Karya : Reza Nufa

Novel ini menceritakan Asep sebagi tokoh utama. Ia tinggal dengan seorang nenek yang bernama Minah berusia 63 tahun. Ketika itu Asep duduk di kelas tiga SMP.
Asep menyukai teman sekolahnya yaitu Vita. Vita adalah anak kota yang dipindahkan ke desa karena orang tuanya tidak ingin Vita menjadi orang yang memmiliki pergaulan bebas. Akan tetapi karena Vita orang kota dan kaya Asepun minder. Padahal Vitap juga menyukainya. Asep memiliki taman dekat yaitu Ubed dan Imam.
Asep belajar banyak dari nenek Minah, Asep diminta oleh nek Minah untuk belajar tentang lingkungan. Namun hingga dia lulus SMP nek Minah tidak pernh menceritakan siapa sebenarnya orang tua Asep.
Setelah lulus SMP Asep malanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas ke Jakarta. Di Jakarta dia tinggal dengan kang Jalal yaitu orang tua angkatnya yang dikenalkan oleh nek Minah. Aseppun satu sekolah dengan anak pak Jalal yakni Nisa. Asep menganggap Nisa sebagai adiknya.
Selama di kota ia menemukan pelajaran yang aneh-aneh tentang lingkungan, seperti dari kenapa got tidak dibersihkan?, teman-teman yang suka melihat video porno?, teman-teman yang suka berantem? Hingga melihat anak jalanan yang mengemis dan mengamen tanpa mememikirkan pendidikan.
Saat liburan sekolah, Asep pulang ke kampung, dia merindukan teman-temannya dan juga Vita. Sesampainya di kampung halaman ia pergi main ke rumah Imam. Kemudian ia bercerita bahwa ia merindukan Vita. Namun, Imam mengatakan bahwa Vita melanjutkan sekolah di kota. Dan akhirnya Asep tidak bertemu dengan Vita. Hari liburpun telah habis, Asep kembali ke kota untuk menyelesaikan sekolahnya.
Beberapa tahun kemudian, setelah ia menyelesaikan pendidikannya, ai langsung mengemas barang-barangnya untuk kembali ke kampung karena ia sangat merindukan nek Minah. Dan ia juga ingin mananyakan semua permasalahan tentang lingkungan, karena semua pelajaran tentang lingkungan yang ia temui dicatat dalam satu buku. Dilain pihak, ia tak rela meninggalkan kelurga di Jakarta mulai dari kang Jalal, istrinya dan Vita yang sangat sayang kepadanya seperti kelurga kandung sendiri.
Namun ia akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke kampung. Aseppun berpamitan kepada kelurga. Sesampainya di kampung, ia dikejutkan dengan keramaian di rumahnya. Ternyata neneknya telah mininggal. Selama masa berkabung ia tinggal bersama mang Udin seorang guru ngaji di kampung itu dan sudah dianggap sebagai anak oleh nek Minah.
Setelah beberapa hari kemudian ia kembali ke rumah nek Minah. Aseppun di jenguk oleh Vita dan selalu diperhatikan oleh Vita. Tapi sikap Asep yang dulunya suka dengan Vita kini berubah. Vita di bentak dan di usir oleh Asep sehingga Vita menangis dan akhirnya dia keluar. Kemudian ia menemukan buku catatan Asep yang telah dibuang karena Asep merasa kecewa tidak bisa menanyakan semua catatan-catatan dalam bukunya selama ia di kota, yang sudah disiapkan sejak awal untuk ditanyakan pada nek Minah. Diambillah buku tersebut oleh Vita dan dibawanya pulang.
Ketika Asep masih larut dalam kesedihannya, kang Jalalpun datang menemuinya. Untuk memberikan uang tabungan senilai 15juta rupiah kepada Asep. Uang tersebut merupan titipan dari nek Minah untuk biaya sekolah dan kuliah Asep. Namun berhubung Asep tidak kuliah uangnyapun diberikan kepada Asep. Dan kemudian kang Jalal meminta Asep untuk menikahi Nisa. Namun Asep tidak langsung menerimanya, ia ingin berpikir-pikir terlebih dahulu.
Ketika perjalanan pulang dari rumah Asep, sepanjang perjalanan Vita masih menangis karena merasa kecewa atas perlakuan Asep. Isakan tangisnya tak pernah henti sampai-sampai ia tidak mempedulikan di sekitarnya.  Ia brlari, akhirnya Vita tertabrak mobil dan kakinyapun cacat.
Setelah kedatangan kang Jalal, Asep menemui Imam. Ia menceritakan perbutannya kepada Vita. Ia bercerita bahwa ia telah membentak dan mengusir Vita dari rumahnya hingga Vita nangis. Kemudian Imam menceritakan kebohongannya waktu itu. Imam berkata bahwa dulu Vita tidak pernah sekolah ke kota. Karena Imam tidak menginginkan jika Asep bertemu dengan Vita. Sebab ia telah menyukai Vita. Lalu Imam menyuruh Asep untuk mengetahui keadaan Vita saat ini juga.
Akhirnya pada saat itu juga Asep pergi mencari Vita. Kemudian ia menemui Vita di suatu perkebunan sedang duduk menangis di atas kursi roda sambil memeluk sebuah buku. Asep terkejut melihat buku yng dipeluk Vita dan ternyata buku itu adalah catatan Asep yang telah di buangnya dulu dan buku tersebut diberinama IQRO’.
Kemudian Imam menyuruh Asep untuk bertanggung jawab dan menikahi Vita. Karena atas perbuatannya itu Vita menjadi cacat. Dan untuk menebus kesalahannya itu Aseppun menikahi Vita. Lalu ia menghubungi kang Jalal bahwa ia tidak bisa menikahi Nisa, karena ia idak bisa mencintai Nisa. Walaupun ia mencintai Nisa itu hanya sebatas cinta kakak terhadap adik.

Cerita ini diakhiri dengan menikahnya Asep dan Vita. Asep berjanji akan menjaga dan mengurus Vita dalam keadaan apapun. Kemudian ia membuat sebuah taman di halaman rumah yang meraka tinggali. Asepun membuatkan perpustakaan untuk Vita yang ia berinama IKRA.

SINOPSIS NOVEL REMBULAN DI ATAS BOROBUDUR Karya : Arwan Tuti Artha

REMBULAN DI ATAS BOROBUDUR
Karya : Arwan Tuti Artha

Pemeran utama dalam novel Rembulan di Atas Boroudur adalah Krisni,  seorang gadis desa yang memiliki sajuta impian. Ia dilahirkan dan dibesarkan oleh keluarga Niti Djatmiko dan tinggal di dekat bangunan kuno yang konon samapai saat ini kerap dikunjungi oleh para wisatawan tarmasuk dari manca negara, yakni Candi Borobudur. Suatu hari ia harus meninggalkan kampung halamannya itu, ya sejak ia dipersunting oleh Daniel Carter Lewis laki-laki muda dari Kanada yang sangat mengagumi sebuah maha karya yang sulit kita temui tandingannya di abad ini, bangunan batu yang sudah beratus-ratus tahun usianya itu, ya.. Candi Borobudur. Karena kekagumannya itulah ia rela jauh-jauh datang dari Kanada ke Indonesia tepatnya di Borobudur, karena rasa penasarannya terhadap Candi Borobudur. Kedatangan Daniel pertama kali pada mulanya sebagai turis biasa. Lalu ia datang untuk kesekian kalinya dengan visa sebagai peneliti. Pada kedatangan yang kesekian kali itulah ia kepengin menjalani hidup di Indonesia. Betapa tidak, karena menurut Daniel “Indonesia is paradise of hermeneutick”. Sampai-sampai ia pun tinggal di sekitar Borobudur, hingga akhirnya dipertemukan dengan istrinya, ya Krisni.
Awal mula pertemuan mereka adalah ketika mereka menyaksikan perayaan Tri Suci Waisak di Candi Mendut, Pawon dan Candi Borobudur. Sebuah perayaan keagamaan yang sangat agung, yakni perayaan suci bagi umat Budha. Mereka mendapat berkah dari perayaan itu. Dan, Nuning yang ditunjuk Tuhan sebagai perantara perkenalan Daniel pada Krisni. Sejak dari situlah mereka sering jalan-jalan bersama, naik-turun menyusuri anak tangga dan memutari candi itu, membaca relief, membicarakan kearifan hidup. Menerjemahkan ajaran agama Budha yang terpancar dari bangunan-bangunan dan relief-relief  yang disebut sebagai relief karmawibangga itu. Sesering kali juga Krisni dan Daniel pergi ke Boroudur malam hari pada saat  purnama tiba, ia merasakan malam-malam purnama iu sangat berarti. Betapa tidak. Konon, pada saat rembulan tepat sedang purnama. Borobudur akan tampak seperti siluet megah yang indah, besar dan lebar. Ada romantisme, tetapi juga patung-patung dan relief-relief Candi Borobudur itu timbul birahinya padasaat bulan purnama. Pada saat-saat seperti itu juga cintanyapun berkembang bagaikan bunga-bunga mekar yang dikerubuti kupu-kupu dengan sayapnya berbagai warna. Hingga suatu hari, ketika mereka datang lagi ke candi itu, tiba-tiba Daniel memegang tangan Krisni dan mendekatkan pada dadanya seraya berkata “I love you, Kirisni”. Krisni pun bingung mendengar kata-kata tersebut.
Hari-hari yang kemudian mereka lalui, terasa begitu jauh. Seakan memasuki sebuah lorong waktu yang belum diketahuinya akan sampai ke mana. Pernah terjadi perang batin yang cukup hebat. Karena Daniel bukan lelaki satu-satunya yang menyatakan kata tersebut. Sebab ada juga Tanto, yaitu seorang seniman yang lugu dan berterus terang tentang semua itu. Seringkali Krisni merenungi permasalahannya dengan memandangi kupu-kupu di taman bunga candi. Begitu banyak terbang. Ada yang datang ada yang pergi. Tapi bunga yang dikitari kupu-kupu itu tetap bergoyang ditiup angin. Bunga-bunga di taman tak boleh dirusak, agar kupu-kupu selalu datang. Begitu pula rembuan di atas Borobudur. Rembulan akan selalu muncul di langit dan krisni bisa melihatnya dari Borobudur. Pada saatnya pasti datang. Bulat penuh. Sinarnya yang redup begitu romantis. Ada romantisme, tetapi juga ada birahi di sana.
Tetapi sejak ia menjadi nyonya Daniel dan meninggalkan Borobudur begitu lama, malam-malam purnama itu tak lagi berarti. Ya, sudah berapa ratus malam purnama di Borobudur tak lagi dinikmati oleh krisni. Karena ia harus tinggal bersama suaminya di Balikpapan.

Cerita ini diakhiri dengan kembalinya Krisni ke Borobudur. Ia merasa senang ketika bisa menginjakkan kembali kakinya di Borobudur. Mungkin ia akan bisa merasakan kembali betapa patung-patung dan relief-relief Candi Borobudur itu juga butuh bulan purnama untuk membakar birahinya. Tetapi kepulangannya kali ini bukan untuk bersenang-senang di Borobudur, tapi untuk melihat wajah ibunya sebelum dibawa ke makam. Dan menyaksikan pemakaman ibunya.