IQRA’!
Karya
: Reza Nufa
Novel
ini menceritakan Asep sebagi tokoh utama. Ia tinggal dengan seorang nenek yang
bernama Minah berusia 63 tahun. Ketika itu Asep duduk di kelas tiga SMP.
Asep menyukai teman
sekolahnya yaitu Vita. Vita adalah anak kota yang dipindahkan ke desa karena
orang tuanya tidak ingin Vita menjadi orang yang memmiliki pergaulan bebas.
Akan tetapi karena Vita orang kota dan kaya Asepun minder. Padahal Vitap juga
menyukainya. Asep memiliki taman dekat yaitu Ubed dan Imam.
Asep belajar banyak
dari nenek Minah, Asep diminta oleh nek Minah untuk belajar tentang lingkungan.
Namun hingga dia lulus SMP nek Minah tidak pernh menceritakan siapa sebenarnya
orang tua Asep.
Setelah lulus SMP
Asep malanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas ke Jakarta. Di Jakarta dia
tinggal dengan kang Jalal yaitu orang tua angkatnya yang dikenalkan oleh nek
Minah. Aseppun satu sekolah dengan anak pak Jalal yakni Nisa. Asep menganggap
Nisa sebagai adiknya.
Selama di kota ia
menemukan pelajaran yang aneh-aneh tentang lingkungan, seperti dari kenapa got
tidak dibersihkan?, teman-teman yang suka melihat video porno?, teman-teman
yang suka berantem? Hingga melihat anak jalanan yang mengemis dan mengamen
tanpa mememikirkan pendidikan.
Saat liburan
sekolah, Asep pulang ke kampung, dia merindukan teman-temannya dan juga Vita.
Sesampainya di kampung halaman ia pergi main ke rumah Imam. Kemudian ia
bercerita bahwa ia merindukan Vita. Namun, Imam mengatakan bahwa Vita
melanjutkan sekolah di kota. Dan akhirnya Asep tidak bertemu dengan Vita. Hari
liburpun telah habis, Asep kembali ke kota untuk menyelesaikan sekolahnya.
Beberapa tahun
kemudian, setelah ia menyelesaikan pendidikannya, ai langsung mengemas
barang-barangnya untuk kembali ke kampung karena ia sangat merindukan nek
Minah. Dan ia juga ingin mananyakan semua permasalahan tentang lingkungan,
karena semua pelajaran tentang lingkungan yang ia temui dicatat dalam satu
buku. Dilain pihak, ia tak rela meninggalkan kelurga di Jakarta mulai dari kang
Jalal, istrinya dan Vita yang sangat sayang kepadanya seperti kelurga kandung
sendiri.
Namun ia akhirnya
ia memutuskan untuk pulang ke kampung. Aseppun berpamitan kepada kelurga.
Sesampainya di kampung, ia dikejutkan dengan keramaian di rumahnya. Ternyata
neneknya telah mininggal. Selama masa berkabung ia tinggal bersama mang Udin
seorang guru ngaji di kampung itu dan sudah dianggap sebagai anak oleh nek
Minah.
Setelah beberapa
hari kemudian ia kembali ke rumah nek Minah. Aseppun di jenguk oleh Vita dan
selalu diperhatikan oleh Vita. Tapi sikap Asep yang dulunya suka dengan Vita
kini berubah. Vita di bentak dan di usir oleh Asep sehingga Vita menangis dan
akhirnya dia keluar. Kemudian ia menemukan buku catatan Asep yang telah dibuang
karena Asep merasa kecewa tidak bisa menanyakan semua catatan-catatan dalam
bukunya selama ia di kota, yang sudah disiapkan sejak awal untuk ditanyakan
pada nek Minah. Diambillah buku tersebut oleh Vita dan dibawanya pulang.
Ketika Asep masih
larut dalam kesedihannya, kang Jalalpun datang menemuinya. Untuk memberikan
uang tabungan senilai 15juta rupiah kepada Asep. Uang tersebut merupan titipan
dari nek Minah untuk biaya sekolah dan kuliah Asep. Namun berhubung Asep tidak
kuliah uangnyapun diberikan kepada Asep. Dan kemudian kang Jalal meminta Asep
untuk menikahi Nisa. Namun Asep tidak langsung menerimanya, ia ingin
berpikir-pikir terlebih dahulu.
Ketika perjalanan
pulang dari rumah Asep, sepanjang perjalanan Vita masih menangis karena merasa
kecewa atas perlakuan Asep. Isakan tangisnya tak pernah henti sampai-sampai ia
tidak mempedulikan di sekitarnya. Ia
brlari, akhirnya Vita tertabrak mobil dan kakinyapun cacat.
Setelah kedatangan
kang Jalal, Asep menemui Imam. Ia menceritakan perbutannya kepada Vita. Ia
bercerita bahwa ia telah membentak dan mengusir Vita dari rumahnya hingga Vita
nangis. Kemudian Imam menceritakan kebohongannya waktu itu. Imam berkata bahwa
dulu Vita tidak pernah sekolah ke kota. Karena Imam tidak menginginkan jika
Asep bertemu dengan Vita. Sebab ia telah menyukai Vita. Lalu Imam menyuruh Asep
untuk mengetahui keadaan Vita saat ini juga.
Akhirnya pada saat
itu juga Asep pergi mencari Vita. Kemudian ia menemui Vita di suatu perkebunan
sedang duduk menangis di atas kursi roda sambil memeluk sebuah buku. Asep
terkejut melihat buku yng dipeluk Vita dan ternyata buku itu adalah catatan
Asep yang telah di buangnya dulu dan buku tersebut diberinama IQRO’.
Kemudian Imam
menyuruh Asep untuk bertanggung jawab dan menikahi Vita. Karena atas
perbuatannya itu Vita menjadi cacat. Dan untuk menebus kesalahannya itu Aseppun
menikahi Vita. Lalu ia menghubungi kang Jalal bahwa ia tidak bisa menikahi
Nisa, karena ia idak bisa mencintai Nisa. Walaupun ia mencintai Nisa itu hanya
sebatas cinta kakak terhadap adik.
Cerita ini diakhiri
dengan menikahnya Asep dan Vita. Asep berjanji akan menjaga dan mengurus Vita
dalam keadaan apapun. Kemudian ia membuat sebuah taman di halaman rumah yang
meraka tinggali. Asepun membuatkan perpustakaan untuk Vita yang ia berinama
IKRA.
No comments:
Post a Comment