"Aku sangat mencintaimu melebihi apapun. Aku inginkan kamu tuk jadi bidadari dalam rumah tanggaku nanti."
Begitulah gumam seorang pemuda yang bernama Affan sambil memandang penuh cinta sebuah foto di ponsel pintarnya. Dipandangi gadis ayu bergaya setengah modern itu dengan tersenyum-senyum sendiri.
Begitulah hati yang sedang dilanda asmara. Cinta yang begitu dalam pada kekasihnya seolah membuat hidupnya jauh lebih berkualitas dibandingkan sebelumnya.
Affan baru dua bulan menjalin hubungan percintaannya dengan Anggita. Terasa memang masih indah-indahnya. Terlebih, Affan memang sudah agak lama sendiri sehingga ketika dia nyatakan cinta pada Anggita dan diterima itu sungguh rasa bahagia yang tiada terukur lagi.
Ponsel pintarnya bersiul-siul memecahkan lamunan indahnya. Dilihat sebuah pesan online dari sang pujaan hati. Segeralah sigap dibalas dengan kesungguhan hati.
Affan bangkit dari tempat tidur. Diraihnya sebuah kontak motor dan juga jaket andalannya yang tergantung dibalik pintu kamarnya.
"Mau kemana Fan?" Tanya kakaknya.
"Mau keluar sebentar." Jawab Affan.
Dihidupkannya sepeda motor miliknya dan bergegas pergi kesebuah kedai martabak paling kenamaan dikotanya. Rupanya, Anggita ingin sekali makan martabak dari kedai itu. Antrian sudah memanjang. Padahal, kedai baru akan buka setengah jam lagi. Namun, demi sang pacar dia rela antri berdesakan dengan pembeli lainnya.
Untuk melepas rasa jenuh, dia terus saling berchat dengan Anggita hingga setengah jam berlalu.
Sedikit simpul senyum menyembul melihat kedai itu siap melayani pembeli. Namun sungguh sayang, antrean terlalu panjang. Affan harus menunggu lebih lama lagi. Dia mulai gelisah, takut Anggita akan meluapkan amarah. Namun dengan susah payah, Akhirnya Affan dapat membeli martabak sesuai perintah.
Coklat keju, itulah kesukaan Anggita. Affan kemudian memacu motornya lebih cepat untuk menemui Anggita di serambi rumahnya. Butuh waktu dua puluh menit untuk sampai di hadapan mata sang kekasih.
."tiiiin.. tiiiin...
Bunyi klakson dari motor milik Affan. Sebentar dirinya melirik kearah spion motornya untuk memastikan rambutnya rapi tidak berantakan dan untuk menambah kepercayaan diri.
Anggita keluar rumah menggunakan baju merah muda. Begitu cantik di mata Affan.
"Maaf sudah membuatmu menunggu lama." Ujar Affan.
"Aku yang minta maaf sudah merepotkanmu." Sahut Anggita.
"Tidak. Aku tidak merasa direpotkan." Balas Affan.
Anggita kemudian membuatkan Affan secangkir teh hangat untuk teman ngobrol sambil menikmati martabak yang telah dibelinya.
Usai bercanda ria penuh tawa bahagia, Affan pun pamit pulang.
Senyum menawan dari Anggita mengantarkan Affan pulang dengan hati berbunga-bunga.
Malam larut oleh bintang-bintang bertaburan di atas langit cemerlang. Malam itu, Affan tak lekas juga mengantuk. Dibukanya sebuah laptop untuk melihat-lihat account facebooknya. Merasa bosan, dia coba mengecek postingan milik sang pacar. Sungguh pemandangan yang jauh dari perkiraannya. Awalnya, dia hanya ingin melihat status dan juga foto bertabur senyum milik Anggita, namun lebih dari itu yang ia dapatkan. Nampak Anggita berbalas dinding dengan sebuah account pria bernama Boy Dannu. Sungguh mesra sekali terlihatnya membuat hati Affan gelisah tak menentu.
Tak ingin hatinya terus berkecamuk, Affan langsung memhubungi Anggita.
"Tadi habis main facebook ya..?" Tanya Affan.
"Iya." jawab Anggita singkat.
"Akun yang namanya Boy Dannu itu siapa? Kok kamu chatnya mesra banget." Tanya Affan langsung pada pokok permasalahan di hatinya.
"Oh kak Danu. Cieee,,, cemburu yaa.." Begitulah Anggita menanggapi tak serius.
"Ya tanya aja siapa kamu? Abis chatnya gitu banget sih!" ujar Affan.
"Dia itu kakak kelasku waktu SMP dulu kok. Cuma temenan aja. Orangnya baik dan gokil abis deh pokoknya. Jadi ya gitu kalo lg chat. Jangan marah yaa..." pinta Anggita.
"Nggak marah kok. Aku kan cuma tanya." kata Affan yang lega dengan jawaban Anggita.
Besok adalah tepat tiga bulan Affan dan Anggita berpacaran. Affan ingin membuat sesuatu yang spesial untuk mereka berdua agar terkenang. Munculah sebuah ide untuk mengajak Anggita nonton bioskop. Kebetulan saat itu sedang ada film terbaru bergendre romantis.
Ide itu disetujui oleh Anggita. Affan hatinya makin berbunga-bunga.
Usai menonton, Affan mengajak Anggita makan disebuah restoran seafood.
"Menurut kamu, film tadi gimana?" Tanya Affan.
"Bagus. Sangat romantis dan membuat cukup terharu diendingnya." Jawab Anggita.
"Iya yaa.." sahut Affan.
Cinta Affan makin bertumbuh subur pada Anggita. Setiap malam menjelang tidur, memandangi foto Anggita adalah bagian dari rutinitas Affan. Namun, kali ini berbeda. Hatinya gundah gulana. Sejak Affan mengantarkan Anggita usai menonton bioskop, kini Anggita tidak bisa dihubungi lagi. Rumahnya juga kosong. Juga tidak terlihat postingan-postingan apapun dari Anggita. Rindu makin menjalar keseluruh sum-sum tulangnya.
Kali ini, ia coba hubungi Anggita lagi namun hasilnya masih nihil. Tak patah arang sampai di situ saja, Affan untuk kesekian kalinya membuka facebook untuk melihat postingan dari Anggita. Hasilnya sungguh mencengangkan. Tampak sebuah foto yang sungguh mengiris hati. Foto itu diposting oleh akun bernama Boy Dannu dan ditandai ke akun Anggita. Disitu, tampak jelas Danu sedang menyematkan cincin tunangan di jari manis Anggita disaksikan oleh para keluarganya. Banyak komentar selamat yang terlontar dari sahabat keduanya.
Pupus sudah harapan Affan. Mimpi-mimpi indahnya bersama Anggita hancur berkeping-keping. Tak lupa ia ucapkan selamat untuk keduanya.
Affan menutup layar laptopnya dengan dada penuh sesak untuk rasa amarah, kecewa, sakit hati dengan kenyataan yang ada .