Wednesday, 17 April 2019

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI BAHASA INDONESIA DENGAN JUDUL Kemampuan Menulis Teks Pidato” siswa kelas X Semester Genap SMA Islam Kebumen Sumberejo Tanggamus OLEH ADE TATI HIDAYATI




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa selalu kita gunakan sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan kepada orang lain.

Pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar siswa terampil dalam berbahasa, baik terampil dalam menyimak, membaca, berbicara maupun terampil dalam menulis. Dengan kata lain, pembelajaran bahasa indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan.

Dalam kurikulum pembelajaran bahasa, pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen berbahasa, yang meliputi aspek menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan mengorganisasikan ide secara runtut dan logis, serta menyajikannya dalam ragam bahasa tulis dan kaidah penulisan lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Hastuti dkk. (dalam Daeng Nurjamal:2011) yang menyatakan bahwa kompleksitas tulisan itu disebabka oleh factor-faktor yang terwujud di dalam tulisan, yakni: sistematika tulisan, ejaan, diksi, dan lain-lain. Dengan menulis, banyak manfaat yang dapat diperoleh siswa, diantaranya siswa dapat menuangkan ide, gagasan, dan perasaannya dalam bentuk tulisan.

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui aspek menulis adalah agar siswa mampu mengumpulkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaannya dalam berbagai bentuk tulisan nonsastra melalui menulis paragraph, meringkas teks, menyusun kamus, menulis hasil wawancara, menulis surat, dan menulis teks pidato.

Menulis juga merupakan satu ukuran mahir tidaknya seseorang dalam berbahasa. oleh karena itu, menulis menjadi sangat penting bagi seorang anak manusia berbahasa, apalagi apabila ia adalah seorang pelajar/mahasiswa. Namun, dalam kenyataannya aktivitas menulis tidak banyak disukai orang, karena merasa tidak berbakat, serta tidak tahu untuk apa dan harus bagaimana menulis. Hal ini terbukti masih banyak peserta didik atau lulusan SMA  yang kemampuan menulisnya kurang, kekurangan tersebut disebabkan oleh pelatihan menulis atau mengarang sangat kurang dilakukan oleh siswa, termasuk dalam menulis teks pidato, bahkan siswa sendiri beranggapan bahwa pelajaran menulis dirasakan sebagai beban belaka dan kurang menarik.

Kemampuan menulis teks pidato merupakan kemampua yang harus dimiliki oleh setiap lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK). Dengan memiliki kemampuan tersebut, banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya siswa dapat menyampaikan gagasan, pikiran, isi hati, informasi, pernyataan, serta maksud atau kehendak kepada orang lain melalui bahasa tulis yang kemudian dilisankan. Selain itu, siswa juga dapat berpidato dengan baik dan tersistem atau runtut.
Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk dapat berpidato dengan baik adalah mempersiapkan pidato secara baik dan seksama. Persiapan itu berupa keterampilan menulis teks pidato dan keterampilan dalam bepidato. Hal ini sejalan dengan pendapat Kustadi Suhandang (2009:38) yang menyatakan bahwa para orator mengenal adanya lima pilar retorika sebelum pelaksaan pidato, salah satu diantaranya adalah kegiatan disposition (penyusunan), yakni dalam kegiatan ini si pembicara menyusun teks atau catatan isi pidato yang hendak disampaikannya dengan cara mengorganisasikan pesan pidatonya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Kemampuan Menulis Teks Pidato” siswa kelas X Semester Genap SMA Islam Kebumen Sumberejo Tanggamus Tahun Ajaran 2012/2013.

1.2  Identifikasi Masalah
Bardasarkan latar belakang masalah, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1.      Pengetahuan tentang pidato siswa SMA Islam Kebumen kelas X semester genap tahun ajaran 2012/2013.
2.      Kemampuan menyimak pidato siswa SMA Islam Kebumen kelas X semester genap tahun ajaran 2012/2013.
3.      Kemampuan menulis teks pidato siswa SMA Islam Kebumen kelas X semester genap tahun ajaran 2012/2013 yang perlu ditingkatkan.
4.      Kemampuan membaca pidato siswa SMA Islam Kebumen kelas X semester genap tahun ajaran 2012/2013.

1.3  Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi masalah sebagai berikut,” Kemampuan Menulis Teks Pidato Siswa Kelas X Semester Genap SMA Islam Kebumen Sumberrejo Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.4  Perumusan Masalah
1.      Bagaimana tingkat kemampuan menulis teks pidato  siswa kelas X SMA Islam Kebumen?
2.      Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi kendala dalam menulis teks pidato siswa kelas X SMA Islam Kebumen?

1.5  Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.      Tingkat kemampuan menulis teks pidato siswa kelas X SMA Islam Kebumen.
2.      Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam menulis teks pidato siswa kelas X SMA Islam Kebumen.
3.      Alternatif  pemecahan  permasalah tingkat kemampuan menulis teks pidato siswa kelas X SMA Islam Kebumen.

1.5.2 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini berguna bagi guru bidang studi bahasa Indonesia pada umumnya, khususnya berguna bagi guru yang mengajarkan bahasa Indonesia di SMA Islam Kebumen, dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, yakni membuat teks pidato.
Penelitian ini dimaksudkan untuk :
1.      Masukan bagi siswa kelas siswa kelas X SMA Islam Kebumen dalam aspek menulis khususnya menulis teks pidato dapat melakukan perbaikan dalam belajar, sehingga kemampuan dalam aspek ini meningkat.
2.      Memberi informasi bagi guru  khususnya guru bidang studi bahasa Indonesia dalam meningkatan kemampuan dan keterampilan menulis teks pidato serta mengetahui apakah yang sudah diajarkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.
3.      Sebagai informasi pada pihak pimpinan sekolah di SMA Islam Kebumen terhadap kemampuan menulis teks pidato dan sebagai bahan pertimbangan  untuk menyusun rencana pembelajaran selanjutnya.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencangkup:
1.6.1        Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah membahas mengenai kemampuan menulis teks pidato yang meliputi: pengertian pidato, tujuan dan fungsi pidato, metode pidato, jenis-jenis/macam-macam pidato, persiapan menyusun teks pidato, dan kerangka susunan pidato.
1.6.2        Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Semester Genap SMA Islam Kebumen Tahun 2012/2013.
1.6.3        Waktu Penelitian
Rencana penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
1.6.4 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Islam Kebumen Sumberejo Tanggamus.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian tinjauan, dalam  penelitian ini akan dijelaskan teori-teori mengenai:
2.1. Pengertian Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (informasi), ide/gagasan kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Menurut Dalman (2012:3) menulis merupakan suatau kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Selanjutnya, Dalman (2012:3) lebih menegaskan lagi menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Sejalan dengan pendapat tersebut, Subarti Akhadiah (1999:1) mengemukakan bahwa menulis adalah kegiatan menyampaikan pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Sedangkan menurut Tarigan (1994:21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses menuangkan ide/gagasan atau perasaan ke dalam bentuk bahasa tulisan.
2.2 Tujuan dan Manfaat Menulis
2.2.1 Tujuan Menulis
Menulis sebagai suatu proses, setiap jens tulisan mengandung beberapa tujuan. Menurut Dalman (2012:13), ditinjau dari sudut kepentingan mengarang, menulis memiliki beberapa tujuan, yakni:
1.      Tujuan Penugasan
Tujuan utama penulis membuat tulisan adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan biasanya berupa makalah, laporan, ataupun karangan bebas.
2.      Tujuan Estetis
Tujuan utama seorang penulis adalah untuk menciptakan sebuah keindahan. Biasanya para sastrawan pada umumnya dalam menulis sebuah puisi atau cerpen.
3.      Tujuan Penerangan
Tujuan utama penulis membuat tulisan adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca. Misalnya tulisan yang terdapat dalam surat kabar maupun majalah merupakan salah satu media yang berisi tulisan dengan tujuan penerangan.
4.      Tujuan Pernyataan Diri
Tujuan penulisan adalah menegaskan tantang apa yang telah diperbuat. Bentuk tulisan ini misalnya surat perjanjian ataupun surat pernyataan diri.
5.      Tujuan Kreatif
6.      Tujuan Konsumtif
Adakalanya sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual atau dikonsumsi oleh para pembaca.

Sedangkan menurut Tarigan (1994:24) ada beberapa tujuan penulisan itu sebagai berikut:
1.      Tujuan Penugasan
Tujuan utama penulis membuat tulisan adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan biasanya berupa makalah, laporan, ataupun karangan bebas.
2.      Tujuan Altruistic
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih muda dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
3.      Tujuan Persuasive
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
4.      Tujuan Informative
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.
5.      Tujuan Pernyataan Diri
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.
6.      Tujuan Kreatif
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistic, nilai-nilai kesenian.
7.      Tujuan Pemacahan Masalah
Dalam tulisan ini sang penulis ingin memecahkan maslah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

2.2.2 Manfaat Menulis
Menurut Dalman (2012:6) menulis memiliki manfaat yg dapt dipetik dalam kehidupan ini, di antaranya adalah:
1.      Peningkatan kecerdasan,
2.      Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas,
3.      Penumbuhan keberanian,
4.      Pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

2.3 Langkah-langkah Menulis
Menurut Asep Syamsul (2010:53) untuk memudahkan penulisan, agar kita dapat bertutur secara teratur, jika ide sudah ada, bahan-bahan pun demikian, langkah-langkah selanjutnya adalah:
1.      Tentukan tema, topic, dan judul tulisan.
2.      Buatklah kerangka tulisan yang terdiri dari pendahuluan, bagian isi atau tubuh tulisan (biasnya dipilih dalam beberapa subjudul), dan penutup, biasanya berisi ringkasan, ajakan atau imbauan, atau pernyataan tanpa jawaban.

2.4 Pengertian Kemampuan Menulis
Kemapuan adalah kesanggupan, kecakapan dan kekuatan (Depdiknas, 2003:707). Menurut Poerwo Darminta (1984:628), kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, keuletan dan kekayaan. Sedangkan menurut Tarigan (1985:11),  kemampuan adalah kompetensi, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pemakai bahasa. Sejalan dengan pendapat tersebut, Nababan (1986:39) mengatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan menggunakan unsur-unsur bahasa untuk menyampakan maksud atau pesan tertentu dalam keadaan yang sesuai.
Berdasrkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menyampaikan ide/gagasannya dalam bentuk tulisan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang lain.

2.5 Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang lain(audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni membujuk/mempengaruhi.
Menurut Djen Amar (dalam Kustadi, 2009: 29), mengartikan pidato (retorika) sebagai penyampaian dan penanaman pikiran, informasi, dan ide dari pembicara kepada para pendengarnya. Sedangkan menurut Merritt B. Jones (dalam Kustadi, 2009:29) menyatakan bahwa berpidato di depan umum adalah komunikasi lisan, di mana seseorang menyampaikan buah pikiran dan perasaannya tentang suatu masalah secara rinci kepada sekumpulan pendengar. Sejalan dengan pendapat di atas Putra Bahar (2010:9) mengatakan bahwa pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang lain (audien) dengan cara lisan. Kustadi Suhandang (2009:207) mengemukakan bahwa pidato atau dalam istilah bahasa Inggris disebut public  speaking, pada hakikatnya adalah berbicara di muka umum, baik langsung ataupun tidak.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pidato adalah penyampaian pikiran, gagasan atau informasi secara lisan di depan khalayak banyak dengan tujuan tertentu. Berpidato ada hubungannya dengan retorika (rhetorica), yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif. Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur penting seperti: pembicara, pendengar, tujuan dan isi pidato, persiapan, terknik dan etika dalam berpidato.

2.7 Tujuan dan Fungsi Pidato
2.7.1 Tujuan
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Menurut Putra Bahar (2010:20), kegiatan berpidato memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Informatif/instruktif
 Pidato informatif bertujuan memberikan laporan/ pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk pendengar, yakni menyampaikan informasi/keterangan kepada pendengar.

2. Persuasif
Pidato persuasive berisi tentang usaha untuk mendorong, meyakinkan dan mengajak audience untuk melakukan sesuatu hal.
3. Argumentatif
Pidato argumentative bertujuan ingin myakinkan pendengar.
4. Deskriptif
Pidato deskriptif bertujuan ingin melukiskan/menggambarkan suatu keadaan.
5. Edukatif
Pidato edukatif berupaya menekankan pada aspek-aspek pendidikan, misalnya tentang pentingnya hidup sehat, hidup rukun antar umat bergama dan lain-lain.
6. Entertain
Pidato entertain bertujuan memberikan penyegaran kepada audience yang sifatnya lebih santai.
7. Hiburan atau rekreatif
Pidato rekreatif bertujuan menyenangkan/menghibur pihak audiens dengan pidato yang kita bawakan sehingga tecapai kepuasan dan kesenangan terhadap apa yang kita sampaikan.
Pidato umumnya bertujuan untuk:
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela. Menurut Asep Syamsul (2010:70) pidato yang bertujuan mempegaruhi yaitu pembicaraan yang bertujuan mendorong audien untuk melakukan sesuatu, memberi keyakinan, atau membakar semangat dan antusiasme publik.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain. Yakni pembicara bertujuan memberkan informasi baru atau menambah pengetahuan atau wawasan baru kepada hadirin (Asep Syamsul, 2010:70).
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan. Menurut Syamsul (2010) public speaking atau pidato yang bermisi menghibur atau membuat senang audien, membuat mereka tertawa, atau menimbulkan suasana ceria.

Menurut Kustadi (2009:74), umumnya pidato dapat tertuju pada empat maksud, yaitu 1) memberitahu (to inform), yaitu pidato yang bertujuan ingin memberikan suatu perintah, penerangan, dan penjelasan; 2) menghibur (to entertain), yaitu pidato yang bertujuan membuat para pendengarnya tertawa atau tertarik perhatiannya; 3) memperkuat kepercayaan (to strengthen belief), yaitu apabila kita bermaksud memperkuat nilai, sikap, atau kepercayaan yang ada tau ingin membangkitkan semangat dan mendorong atau merangsang para pendengar agar berbuat sesuatu; dan 4) mengubah kepercayaan (to change belief), yaitu apabila kita ingin meyakinkan audien agar menerima suatu sikap, kepercayaan, atau tindakan, sedangkan mereka acuh tak acuh bahkan bersikap memusuhi.

Dalam hal penajaman tujuan pidato, Kustadi Suhandang (2009:214) juga berpendapat bahwa pada ummnya ada tig tipe pidato. Tipe pidato yang dipilh bergantung pada tujuan kita berpidato. Ketiga tujuan yang dimaksud adalah sebagaai berikut:
1. Pidato informatif (bertujuan memberi tahu)
pidato dirancang untuk menciptakan pengertian dalam arti menjelaskan, memberi penerangan, memperbaiki kesalahpahaman, mendemonstrasikan bagaimana sesuatu bekerja atau dikerjakan, dan menjelaskan bagaimana sesuatu disusun. Prinsip utama dari pidato informative berpusat pada tiga aspek, yakni: a) aspek deskriptif, pada aspek ini pembicara memusatkan perhatiannya pada menggambarkan jalannya suatu proses, prosedur, peristiwa atau objek tertentu, kepada hadirin; b) aspek definisi, dalam aspek ini pembicara memusatkan perhatiannya pada memberi batasan suatu istilah atau system kepada hadirin, menjelaskan bagaimana suatu benda bekerja atau bagaimana sesuatu bias dibicarakan; c) aspek demonstrasi, para pembicara mungkin juga ingin memperagakan bagaimana sesuatu benda bekerja atau beroperasi.
2. Pidato persuasif (bertujuan membujuk)
Pidato dirancang agar memengaruhi hadirin, dalam arti memperkuat sikap atau mengubah perilaku, memoivasi perilaku, atau mengarahkan cara hadirin bertindak.
3. Pidato dalam kesempatan yang khusus
Pidato yang berisi unsur-unsur informasi dan persuasi. Namun demikian berbeda dalam hal penggunaannya. Kesempatan yang khusus diartikan bahwa dirancang khusus bagi suatu upacara tertentu.

2.7.2 Fungsi
Sebelum membawakan pidato, hal utama yang perlu diketahui adalah tujuan atau fungsi dari pidato itu sendiri. Menurut Putra Bahar (2010:10), fungsi dari pidato adalah sebagai berikut:
1). Mempermudah komunikasi antara atasan dan bawahan dalam sebuah organisasi.
2). Mempermudah komunikasi antara sesama anggota organisasi.
3). Menciptakan suatu keadaan yang kondusif.
4). Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
5). Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
6). Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
7). Mempermudah adanya komunikasi dari pemimpin atau pejabat negara guna terciptanya keadaan yang demokratis.
8). Menenangkan massa/khalayak ramai.
Jadi, secara umum fungsi pidato ialah Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan, Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi, menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu satu orang saja yang melakukan orasi/pidato tersebut, dan mempermudah komunikasi.

2.8 Teknik/Metode Berpidato
Menurut Putra Bahar (2010:10), di dalam kegiatan berpidato, dikenal empat macam metode berpidato. Metode berpidato tersebut antara lain:

1. Metode Impromptu (serta merta atau spontan)
Metode serta merta Ialah metode berpidato yang dilakukan secara spontanitas, serta merta tanpa adanya persiapan terlebih dahulu dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Dalam metode ini pembicara menggunakan cara spontanitas (improvisasi), biasanya digunakan untuk pidato yang sifatnya mendadak dan disajiakan menurut kebutuhan saat itu. Metode ini sering disebut juga dengan metode spontanitas.
Kekurangan dalam metode ini adalah meteri kadang tidak disampaikan secara urut/sistematis, sifatnya mendadak, kurang persiapan, sehingga kemungkinan ada yang terlupa. Sedangkan kelebihan metode ini dalah bahasa yang digunakan singkat sehingga tidak membosankan dan bisa bebas memilih topic bahasan namun tetap sesuai acara.


2. Metode Ekstemporan (penjabaran kerangka)
Teknik pidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secra lengkap adalah teknik yang dianjurkan dalam berpidato. Maksud dari terpola yaitu materi yang akan disampaikan harus disiapkan garis-garis besar isinya dengan menuliskan hal-hal yang dianggap paling penting untuk disampaikan.
Kekurangan metode ini adalah seakan-akan kurang siap karena perlu berkali-kali menunduk untuk melihat catatan. Sedangkan kelebihannya yaitu meteri yang disampaikan dapat diungkapkan secara sistematis dan lengkap.

3.  Metode Naskah
Metode naskah yakni metode berpidato dengan cara menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi, pidato yang digunakan untuk pidato resmi dan dibacakan secara langsung.
Kekurangan metode ini adalah membosankan, interaksi dengan pendengar kurang, suara monoton, bersifat kaku, mata pembicara selalu ditujukan ke bawah sehingga tidak bebas memandang pendengarnya. Sedangkan kelebihan metode ini adalah  pidato terencana dengan baik, lengkap, dan sistematis,kalimatnya bisa dikoreksi ulang, tidak ada hal yang terlupakan.

4.  Metode Memoriter / menghafal
Metode menghapal yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata. Dalam metode ini pembicara membuat teks kemdian dihafalkannya.
Kekurang metode ini adalah   bila lupa akan mempengaruhi isi pidato, membosankan,  suara monoton. Sedangkan kelebihan metode ini adalah melatih daya ingat dan pidato tersusun secara sistematis.

Sejalan dengan pendapat di atas, Asep Syamsul (2010:71) menegemukakan bahwa ada empat teknik berpidato, yaitu:
1. Manuscript (Metode Naskah), yaitu pidato yang digunakan untuk pidato resmi dan dibacakan secara langsung. Cara demikian dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan, karena setiap kata yang diucapkan dalam situasi resmi, akan disebarluaskan dan dijadikan figur oleh masyarakat dan dikutuip oleh media massa. Dalam setiap metode pasti terdapat kekuatan dan kelemahannya.
Kekuatan dan kelemahan metode naskah ini antara lain:
Kekuatan metode naskah, di antaranya:
a)      adanya pemilihan dan seleksi kata yang baik,
b)      bisa menghemat pernyataan atau kalimat,
c)      kefasihan berbicara terjaga,
d)     pembicaraan tidak ngawur karena terkonsep,
e)      materi dapat diperbanyak dan dikonsumsi orang yang tidak hadir.
Kelemahannya antara lain:
a)      komunikasi dengan audience berkurang, terutama soal kontak mata,
b)      cenderung kaku atau statis,
c)      umpan balik audien tidak bisa langsung direspons.
2. Memoriter (Metode Menghafal), yaitu naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya bukan untuk dibaca, melainkan untuk dihafal;
3. Impromptu (Metode Spontanitas), yaitu metode pidato yang tidak dilakukan persiapan/pembuatan naskah tertulis terlebih dahulu. Biasanya dilakukan hanya oleh orang-orang yang akan tampil secara mendadak;
Adapun kekuatan dan kelemahan metode ini menurutadalah sebagai berikut:
Kekuatannya antara lain:
a)      pembicara mengungkapkan perasaan yang sebenarnya, tanpa rekayasa,
b)      materi pembicaraan hasil spontanitas sehingga segar dan hidup,
c)      membuat pembicara terus berfikir selama pembicaraan.
Kelemahannya antara lain:
a)      kesimpulan mentah atau tanpa kesimpulan sama sekali,
b)      penyampaian tersendat-sendat
c)      gagasan acak-acakan,
d)     kemungkinan demam panggung besar sekali.
4. Ekstempore (Metode Penjabaran Kerangka). Teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara lengkap adalah teknik yang sangat dianjurkan dalam berpidato. Maksud dari terpola yaitu materi yang akan disampaikan harus disiapkan garis-grais besar isinya dengan menuliskan hal-hal yang dianggap paling penting untuk disampaikan. http://elzie10.wordpress.com

Menurut Jones (dalam Kustadi Suhandang:2009), mengatakan bahwa ada empat kemungkinan cara pembicara dalam menyampaikan pidatonya, yaitu:
1.      Pidato Dadakan
2.      Pidato Tanpa Teks
3.      Pidato Menghafalkan Teks.
4.      Pidato Membaca Teks.

2.9 Jenis-Jenis / Macam-Macam Pidato
Dalam pidato terdapat berbagai macam jenis pidato. Jenis-jenis pidato yang dimaksud untuk membeda-bedakan isi dari pidato itu sendiri. Dengan pembagian tersebut kita akan dengan mudah mengeahui jenis pidato yang sedang dibawakan atau yang akan kita bawakan. Menurut Putra Bahar (2010:13) berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi:
1.      Pidato Pembukaan
Pidato pembukaan adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau MC untuk mengawali atau membuka suatu acara. Pidato ini dimaksudkan untuk membawa masuk hadirin ke dalam suatu prosesi acara.
2.      Pidato pengarahan
Pidato pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan. Pidato ini memberikan seluruh gambaran mengenai suatu acara yang sedang dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan supaya seluruh hadirin mengetahui rangkaian acara yang sedang diikutinya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk fokus pada seluruh rangkaian acara.
3.      Pidato Sambutan
Pidato sambutan merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4.      Pidato Peresmian
Pidato peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu. Pidato ini merupakan salah satu pidato inti dalam suatu acara.
5.      Pidato Laporan
Pidato laporan yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan tertentu. Dalam pidato ini isi pidato merupakan hasil dari suatu kegiatan yang sudah dijalani.
6.      Pidato Pertanggungjawaban
Pidato pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban mengenai suatu tugas yang sudah diemban dalam suatu periode tertentu.


2. Langkah-Langkah Menyusun Teks Pidato
Secara teori, tata cara pembuatan teks pidato dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut:
1.      Menentukan maksud atau tujuan
Maksud dan tujuan pidato, disesuaikan dengan keadaan dan juga acara saat penyampaian pidato, biasanya bisa bermaksud untuk memberikan dorongan moral, semangat, menyakinkan, memberitahukan atau menjelaskan sesuatu atau menghibur.
2.      Tentukan topik atau tema
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam penyampaian pidato adalah, menentukan topik atau tema apa yang hendak disampaikan, gunanya untuk mewujudkan adanya pertalian dan perhatian hadirin dengan pembicara. Hal ini sejalan dengan pendapat Devito (dalam Kustadi:2012) yang mengemukakan bahwa memilih topic pembicraan sangat berguna untuk mewujudkan adanya pertalian dan perhatian hadirin dengan pembicaranya. Dalam memilih topik, tentukan batasan dan ketajaman topik pembicaraan dengan proporsi yang bisa diatur. Jangan mencoba-coba aspek terlalu banyak. Lebih baik mengambil topic yang terbatas pada satu aspek yang mendalam ketimbang memilih topik yang luas cangkupannya namun dangkal pembahasannya.
 Dalam menentukan topik atau tema biasanya dimulai dengan point sebagai berikut:
·         Menarik baik bagi pembicara maupun bagi pendengar.
·         Sesuai dengan situasi, acara dan juga daya tangkap pendengar.
·         Sesuai dengan waktu yang disediakan.
·         Buat pidato singkat namun bermakna, dari pada panjang lebar namun tidak jelas tujuannya.
3.      Menganalisis  situasi pendengar
Menganalisis situasi pendengar, dibutuhkan untuk mengetahui keadaan tempat, kebiasaan masyarakat,  minat dan keinginan pendengar atau audience pidato kita. Sejalan dengan pendapat Kustadi (2009:216) yang mengatakan bahwa jika ingin memberitahu atau membujuk para hadirin, kita harus mengetahui kondisi dan situasi mereka. Terutama sekali perhatian kita harus dipusatkan pada variabel yang menjawab pertanyaan diri kita mengenai implikasi (pemahaman) hadirin terhadap pokok pembicaraan, maksud, dan cara penyususnan serta penyajian fakta dalam semua aspek pidato kita, misalnya pertanyaan siapa mereka? Apa saja yang telah mereka ketahui? Sikap, pendapat, dan kepercayaan apa saja yang mereka miliki? Di mana posisi mereka pada isu yang akan disampaikan? Dan lain sebagainya. Sedangkan variabel yang dimaksud meliputi keadaan hadirin dalam hal usia, jenis kelamin, fakor budaya, mata pencaharian, penghasilan, status social, agama, kesempatan, konteks, dan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi jalannya pidato kita.
4.      Rumuskan tema/ topik menjadi lebih terperinci
Ini fungsinya agar arah pembicaraan yang disampaikan menjadi lebih jelas/tidak mengambang. Buatlah topik/tema yang sudah dipilih menjadi sebuah materi, yang kemudian dipecah lagi menjadi sub-sub pokok bahasan/materi penunjang.  
5.      Mulai mengumpulkan bahan pendukung
Bahan pendukung, diibaratkan sebagai diktat kita saat hendak mengikuti ujian. Untuk itu, saat Anda mencari bahan, usahakan detail dan lengkap agar hasil pidato kita tepat sasaran dan dapat diterima dengan baik. Anda dapat mencari bahan dari buku-buku bacaan, contoh naskah pidato atau surat kabar dan makalah.  Dari bahan itu Anda dapat menggali;
·         Informasi terbaru terkait dengan materi pidato.
·         Mempelajari teknik-teknik dan gaya pidato.
·         Mengetahui kelemahan dan kelebihan naskah pidato orang lain.
·         Mendapat tambahan istilah-istilah popular, cerita atau unsur-unsur yang relevan dengan topik pidato yang kita angkat.
6.      Menyusun Kerangka Materi Pidato;
Kerangka dasar dapat dibuat sebelum mencari bahan-bahan, yaitu dengan menentukan pokok-pokok yang akan dibicarakan, sedangkan kerangka yang terperinci baru dapat dibuat setelah bahan-bahan selesai dikumpulkan. Dengan bahan-bahan itu kita dapat menyusun pokok-pokok yang paling penting dalam tata urutan yang baik, di bawah pokok-pokok utama tadi. Di dalam kerangka ini harus terlihat adanya kesatuan dan koherensi antarbagian sebagai gambaran. Adapun inti dari kerangka pidato adalah: (1) pendahuluan, (2) isi, dan (3) penutup.
7.      Mengembangkan Kerangka Menjadi Teks
Dengan menggunakan kerangka yang telah dibuat, ada dua hal yang dapat kita lakukan: (1) kita dapat mempergunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaitu berpidato dengan menggunakan metode ekstemporan, dan (2) menulis atau meyusun naskah pidato secara lengkap yang kita bacakan atau kita hafalkan.
Dalam mengembangkan  bagian-bagian yang terdapat dalam kerangka pidato yang perlu diperhatikan adalah 1) pada bagian pendahuluan, bagian pendahuluan memuat salam pembuka, ucapan terima kasih (bila ada yang diberi ucapan), dan kata pengantar untuk menuju kepada isi pidato; 2) pada bagian isi, bagian ini memuat uraian pokok yang terdiri atas topik atau pokok utama dan sub-subtopik yang memperjelas atau menghubungkan dengan topik utama; 3) Pada penutup,: bagian penutup memuat kesimpulan, harapan (bila ada), dan salam penutup.
Pada bagian pendahuluan dan bagian penutup tidak memuat inti pembicaraan atau isi pidato. Jadi, inti pembicaraan yang akan diperjelas secara rinci hanya terdapat pada bagian isi pidato.

2.7  Kerangka Susunan Pidato
Sebuah teks pidato memiliki struktur/kerangka pidato. Struktur/kerangka teks pidato ini disusun secara berurutan sehingga saat membacakan/menyampaikan pidato pun sesuai dengan kerangka yang telah disusun. Menurut Daeng Nurjamal (2011:73) suatu tulisan atau karangan dapat dikatakan terbentuk secar sistematis atau berurutan antara lain apabila:
1)      Terdapat relevansi yang baik antara judul dengan bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup tulisan,
2)      Terdapat relevansi yang baik antara bagian awal/pendahuluan dengan bagian isi dengan bagian akhir/penutup tulisan, atau sebaliknya,
3)      Terdapat relevansi antara kalimat/ klausa yang satu dengan kalimat/klausa yang lain dalam tiap alinea, dan
4)      Terdapat relevansi yang pas antara isi tulisan dengan tujuannya.

Adapun inti dari struktur pidato  terdiri atas.
1.      Pendahuluan/pembukaan, terdiri atas:
1.    Salam pembuka
Salam pembuka dipilih sesuai dengan khalayak yang hadir. Jika khalayak yang hadir adalah orang Islam, salam yang disampaikan adalah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sebaliknya, jika yang hadir orang Kristiani, sering digunakan salam sejahtera. Jika klahayak yang hadir adalah masyarakat umum, sering digunakan salam yang umum, seperti, selamat pagi, selamat siang, atau  selamat malam.Salam pembuka diiringi dengan sapaan kepada yang hadir dalam acara tersebut. Aturan dalam menyampaikan sapaan pun harus benar, yaitu dimulai dari hadirin yang memiliki kedudukan paling tinggi hingga yang paling rendah secara berurutan.
2.    Pembuka pidato
Struktur berikutnya adalah pembuka pidato. Pembuka pidato ini hanya berisi kata-kata pembuka/pendahuluan untuk mengantarkan pendengar/khalayak pada isi pidato yang sesungguhnya. Pendahuluan pidato ini biasanya berisi ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menyebutkan topik pidato yang akan disampaikan. Menurut Asep Syamsul (2010:98) bahwa dalam pembukaan, ada banyak pilihan bagi pembukaan sebuah public speaking (pidato), antara lain: a) menyebutkan pokok persoalan yang akan dibicarakan, misalnya saudara-saudara, pada kesempatan ini saya akan membicarakan teknik menulis artikel untuk media massa. b) melukiskan latar belkang masalah, misalnya saudara-saudara, bersedekah sangat dianjurkanoleh agama kita. Namun, banyak orang yang merasa tidak bisa bersedekah karena untuk makan sehari-harinya saja sering kekurangan uang. . . c) mengaitkan dengan peristiwa mutakhir atau isu actual, misalnya saudara-saudara, kemarin pemerintah mengumumkan kenaikan terif BBM. Hiri ini mungkin juga besok, lusa dan seterusnya banyak aksi demonstrasi digelar di berbagai kota untuk menentang kebujakan pemerintah itu. . . d) mengaitkan dengan peristiwa yang tengh diperingati, misalnya Saudara-saudara hari ini kita memperingat hari AIDS sedunia. . . e) mengaitkan dengan tempat pembicaraan berlangsung, misalnya Saudara-saudara hari ini kita berada di depan gedung DPR/MPR. Di gedung inilah para wakil rakyat, wakil kita, berkantor dalam melaksanakan atau tidak melaksanakannya. . .f) menghubungkan dengan peristiwa masa lalu, misalnya Saudara-saudara, tahun 1945 silam, bangsa kita memproklamasikan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. . .  g) memulai dengan pernyataan yang mengejutkan, misalnya Saudara-saudara, Negara kita merupakan Negara Muslim terbesar di dunia, sekaligus negara paling korup dikawasan Asia. . .


2.      Pembahasan isi pokok pidato
Sesuai dengan topik yang telah ditentukan,  isi pidato yang akan disampaikan dapat dijabarkan menjadi sebuah teks pidato yang utuh dan lengkap. Teks pidato yang ditulis  harus memuat informasi yang dibutuhkan oleh pendengar/khalayak agar pendengar tidak merasa sia-sia mendengarkan pidato yang disampaikan. Terlebih lagi jika isi teks pidato tersebut bisa menjadi alat sehingga pendengar merasa termotivasi atau terhibur setelah mendengarkan pidato yang disampaikan.


3.       Penutup pidato
Struktur berikutnya adalah penutup pidato. Penutup pidato ini terdiri atas bagian simpulan dan harapan-harapan.
a.    Simpulan
Sebuah teks pidato yang baik harus memuat sebuah kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat disampaikan langsung oleh orang yang berpidato (tersurat), dapat juga pendengar menafsirkannya sendiri (tersirat). Jika berpidato di hadapan anak-anak, umumnya simpulan disampaikan secara langsung  sebagai penekanan isi pidato.
b.    Harapan-harapan
Dalam sebuah teks pidato, harapan-harapan dari orang yang berpidato pun sangat penting. Harapan-harapan ini berisi dampak positif yang diharapkan terjadi pada pendengar pidato setelah mendengarkan pidato yang disampaikan.
5. Salam penutup
Struktur terakhir adalah salam penutup. Biasanya salam penutup ini dibarengi dengan ucapan terima kasih, permohonan maaf, dan ditutup dengan salam penutup.

2.8 Kemampuan Menulis Teks Pidato
Kemampuan menulis teks pidato adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menyampaikan  idea atau gagasan dalam bentuk tulisan dengan bahasa yang mudah dimengerti yang kemudian dilisankan di depan khalayak banyak dengan tujuan tertentu.

2.9 Contoh Naskah Pidato                                                          
2.9.1 Pidato Perpisahan Sekolah
PIDATO PERPISAHAN SEKOLAH"

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat ilahirobbi yang mana pada kesempatan kali ini kita semua dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal’afiat amin ya robbal ‘alamin.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, kepada para sahabatnya, keluarganya, dan tak lupa kepada kita selaku umatnya, yang insya Allah akan selalu taat pada ajarannya.

Para hadirin yang saya hormati, ijinkan saya mewakili teman-teman untuk menyampaikan amanat dalam rangka perpisahan ini.
Tidak terasa sudah 3 tahun kita berada disini. Susah, senang, sudah kita alami dan lalui bersama. Dan hari ini adalah puncak yang sebenarnya, kita semua akan berpisah tidak akan ada lagi kebersamaan dan kekompakan yang akan kita temukan di hari esok.
Semua cerita indah disini hanya akan menjadi sepenggal kenangan di masa depan. Suatu hari nanti kita pasti akan merindukan masa-masa indah seperti ini.
Tak lupa juga kami sangat berterima kasih mengajarkan kami arti dari sebuah perjuangan, hingga sampai mengantarkan kita pada gerbang ini untuk menuju pada kehidupan yang sebenarnya. Tanpa beliau, kami bukan apa-apa, banyak hal yang diajarkan pada kami, meski terkadang kami merasa lelah, jenuh, bosan, tapi dengan sabarnya mereka membimbing kami.

Mudah-mudahan perpisahan ini bisa menambah erat solidaritas kita dan semoga saja perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya.
Kejarlah cita-citamu teman !! agar dapat meraih kehidupan yang lebih baik dimasa depan. Mudah-mudahan apa yang kita dapatkan disini bisa menjadi ilmu yang insya Allah akan bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan agama dan yang terpenting berguna bagi diri kita sendiri. Amien.

Mungkin cukup sekian yang dapat saya sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf, karena kesalahan adalah milik saya dan kelebihan datangnya dari Allah SWT.
Sekian dari saya.
Wabilahitaufik Walhidayah Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

2.9.2 Pidato Anti Narkoba
“ANTI NARKOBA”
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Yang terhormat kepala sekolah
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta staf Tata Usaha
Dan teman-teman yang saya cintai

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat_Nya sehingga kita dapat berkumpul di sini , dan pada hri ini saya akan menyampaikan pidato tentang narkoba.
Di Indonesia jumlah pengguna narkoba begitu besar, karena lemahnya penegak hukum di Indonesia para pengedar internasional dapat bekerja sama dengan warga Negara Indonesia dan memperoleh keuntungan yang besar. Penyalahgunaan Narkotika dan zat aditif lainya itu tentu membawa dampak yang luas dan kompleks. Sebagai dampaknya antara lain perubahan perilaku, gangguan kesehatan, menurunnya produktivitas kerja sevara drastis, kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya.
Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah melalui program-program diantaranya mengikuti kegiatan-kegiatan social, tidak bergaul dengan pengguna atau pengedar narkoba, dan tidak terpengaruh ajakan atau rayuan untuk menggunakan narkoba. Pengguna narkoba biasanya lebih didomonasi oleh para remaja dan anak sekolah.

Sekolah juga memberikan penyuluhan kepada para siswa tentang bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba melalui guru BP, diskusi yang melibatkab para siswa dalam perencanaan untuk intervensi dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah. Program lain yang cukup penting adalah program waspada Narkotika denga cara mengenali cirri-ciri siswa yang menggunakan narkoba. Mewaspadai adanya tamu yang tak dikenal atau pengedar , melakukan razia dadakan.

Biasanya pengedar maupun pemakai di sekolah telah paham betul program-program di sekolah untuk mencegah penggunaan atau pemakai di sekolah. Mereka tentu saja mengantisipasinya dengan sebaik yang mereka bisa. Sepintar apapun kiat mereka, ibarat sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Jurus-jurus jitu menghindari deteksi sekolah memang mereka kuasai, tapi memingat sifat narkoba yang adiktif da menuntut dosis yang lebih tinggi mak disiplin cara aman akan terkuak juga.

Untuk itu marilah kita hindari dan jauhi serta ikut memberantas penggunaan narkoba. Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Saya akhiri wassalamualaikum Wr. Wb.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan tinggkat kemampuan menulis teks pidato siswa kelas X semester genap SMA Islam Kebumen tahun ajaran 2012/2013.

3.2 variabel Penelitian
Yang dimaksud variabel adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenis maupun dalam peningkatannya. Variabel dalam penelitian ini hanya satu variabel, yakni “Kemampuan Menulis Teks Pidato Siswa Kelas X Semester Genap SMA Islam Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013.

3.2.1 Devinisi Oprasional Variabel
Definisi operasional penelitian ini yaitu kemampuan menulis teks pidato. Yang dimaksud dengan kemampuan menulis teks pidato dalam penelitian ini adalah kesangggupan atau kemammpuan siswa kelas X dalam menulis teks pidato yang ditandai dengan skor yang diperoleh siswa dalam membuat teks pidato dalam bentuk tes esai dengan indikator-indikator sebagai berikut: kejelasan isi, sistematiaka tulisan, dan pilihan kata.
3.2.2 Rencana Pengukuran Variabel
Rencana pengukuran variabel dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan cara memberikan tes kepada siswa. Tes yang diberikan berbentuk tes unjuk kerja. Untuk menulis teks pidato, siswa diberi waktu selama 90  menit dengan indikator yang digunakan dalam menilai yaitu kesesuaian isi dengan topik, sistematika penulisan, dan pilihan kata/ penggunaan bahasa selanjutnya siswa menulis teks pidato sesuai dengan indicator tesebut.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Islam Kebumen Sumberejo Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 171 yang terdiri dari 5 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1
Jumlah Siswa Kelas X SMA Islam Kebumen Sumberejo
Tahun Pejaran 2012/2013

No
Kelas
Siswa
Jumlah
L
P
1
XI
10
24
34
2
X2
8
26
34
3
X3
15
19
34
4
X4
18
16
34
5
X5
26
9
35
Jumlah
77
94
171
Sumber: Data SekolahSMA Islam Kebumen, Tahun Ajaran 2012/2013
33.2 Sampel
Sebagai pedoman untuk menentukan besarnya sampel penelitian ini, penulis mengacu pada pendapat Arikunto (2006:134) yang menyatakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil jumlah sampel di dalam penelitian ini sebanyak 20% dari orang 171 orang siswa= 34 jadi, sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 orang siswa.

3.3.3 Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teknik stratified proporsional rondom sampling. Digunakan teknik tersebut karena populasi dalam penelitian bersifat heterogen, yakni kemampuan siswa berbeda-beda.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini ditunjukkan dengan menggunakan beberapa teknik, teknuk yang digunakan dalam penelitin ini adalah teknik penugasan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data variable kemampuan siswa dalam menulis teks pidato dan digunakan beberapa teknik pelengkap sebagai teknik penunjang.

3.4.1 Teknik Pokok
Teknik pokok yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik penugasan, yaitu dengan memberikan tes unjuk kerja siswa untuk membuat teks pidato berdasarkan jenis-jenis pidato yang telah disajikan.
3.4.2 Teknik Pelengkap
Tujuan tekni ini adalah untuk melengkapi data yang tidak dapat diungkapkan pada teknik pokok. Teknik yang digunakan sebagai berikut:
3.4.2.1 Teknik Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan belajar mengajar di kelas X semester genap tahun pelajaran 2012/2013 termasuk dalam pengamatan pelaksanaan kegiatan tes.
3.4.2.2 Teknik Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk mengkaji teori-teori yang mendukung penelitian, agar mencapai tujuan yang diharapkan.
3.4.2.3 Teknik Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data informasi tentang jumlah siswa, guru , pimpinan sekolah, serta data tentang sarana dan prasarana sekolah

3.5 Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dan diberikan pada siswa dalam rangka memperoleh data adalah penugasan yang bentuknya unjuk kerja siswa. Instrument penelitian ini dikerjakan oleh siswa kelas X SMA Islam Kebumen dalam waktu 90 menit. Dengan instrument penelitian ini akan diketahui kemampuan menulis teks pidato.
Instrument tes
Kemampuan menulis teks pidato resmi
Kelas X semester genap SMA Islam Kebumen tahun pelajaran 2012/2013.
Waktu: 90 menit
Petunjuk:
1.      Tulislah nama, kelas, dan mata pelajaran pada sudut kanan atas lembar kertas kalian.
2.       “Buatlah naskah pidato resmi  dengan tema bebas.
3.      Dalam menulis perhatikan hal-hal berikut:
1.      kesesuaian judul dengan isi,
2.      sisematika penulisan, dan
3.      pilihan kata.

3.6 Teknik Analisis Data
Analisis di dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut;
1.      Mengumpulkan data dari sampel yang telah ditetapkan,
2.      Mengoreksi dengan mengklasifikasikan dan mengidentifikasikan kesalahan dalam teks pidato,
3.      Aspek yang dinilai meliputi: kesesuaian isi dengan topik, sistematika tulisan, pilihan kata/bahasa yang digunakan.
4.      Hasil lembar kerja siswa dikoreksi sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan tersebut.
Adapun indicator penilaiannya sebagai berikut:
Table 2
Indicator
No
Kriteria Jawaban
Skor
1
Kesesuaian judul dengan isi
·         Sesuai/relevan                                             40
·         Cukup sesuai                                               30
·         Tidak sesuai                                                20
·         Kosong                                                        10
10 – 40
2
Sistematika penulisan
·         Sistematis/runtut                                         30
·         Cukup sistematis                                         20
·         Tidak sistematis                                          10
10 – 30
3
Pilihan kata
·         Menggunakan kata yang sesuai dengan
Situasi                                                         30
·         Menggunakan kata yang kurang sesuai
Dengan situasi                                            20
·         Menggunakan kata yang sesuai
Dengan situasi                                            10
10 – 30
Skor Maksimum
100
Sumber: Safari (2002:57)       
5.      Setelah dikoreksi berdasarkan indicator penilaian, maka skor yang diperoleh setiap indicator dijumlah.
6.      Kemudian nilainya dibagi dengan jumlah skor maksimal yang ditentukan, kemudian dikalikan 100% dengan rumus:
 x 100%
Sumber: Arikunto, 2002:242

7.      Hasil perhitungan data dikonsultasikan dengan criteria tingkat kemampuan berdasarkan tolok ukur dengan rentang skor sebagai berikut:

Table 3
Rentang Skor
Rentang skor
Kriteria
Kualitatif
 80 – 100
A
Sangat baik
6679
B
Baik
5665
C
Sedang
4055
D
Kurang
30 – 39
E
Sangat kurang
                        Sumber: Arikunto, 2012:251







DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sarbati. (1999). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia
            Jakarta: Erlangga.
Arikunto,Suharsimi. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Yogyakarta: Bumi Aksara
Bahar , Putra. (2010). Seni Pidato: 7 Langkah Sukses Membawakan Pidato.
Bandung: Nuansa.
Dalman. (2012). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Safari. (2002). Pengujian dan Penelitian Bahasa dan Sasrta Indonesia. Jakarta:
CV. Roda Pengetahuan
Suhandang, Kustadi. (2009). Retorika: Strategi, Teknik, dan Taktik Pidato.
Bandung: Nuansa.             
Syamsul, Asep. (2010). Lincah Menulis Pandai Berbicara.
Tangerang: SunshineBook.

No comments:

Post a Comment