BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang
digunakan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan
sehari-hari. Bahasa selalu kita
gunakan sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan kepada
orang lain.
Pada
prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar siswa terampil dalam berbahasa,
baik terampil dalam menyimak, membaca, berbicara maupun terampil dalam menulis.
Dengan kata lain, pembelajaran bahasa indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, baik secara lisan maupun tulisan.
Dalam
kurikulum pembelajaran bahasa, pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen
berbahasa, yang meliputi aspek menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks.
Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan
mengorganisasikan ide secara runtut dan logis, serta menyajikannya dalam ragam
bahasa tulis dan kaidah penulisan lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Hastuti
dkk. (dalam Daeng Nurjamal:2011) yang menyatakan bahwa kompleksitas tulisan itu
disebabka oleh factor-faktor yang terwujud di dalam tulisan, yakni: sistematika
tulisan, ejaan, diksi, dan lain-lain. Dengan menulis, banyak manfaat yang dapat
diperoleh siswa, diantaranya siswa dapat menuangkan ide, gagasan, dan
perasaannya dalam bentuk tulisan.
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui aspek menulis
adalah agar siswa mampu mengumpulkan pikiran, pendapat, gagasan, dan
perasaannya dalam berbagai bentuk tulisan nonsastra melalui menulis paragraph,
meringkas teks, menyusun kamus, menulis hasil wawancara, menulis surat, dan
menulis teks pidato.
Menulis juga merupakan satu ukuran mahir tidaknya
seseorang dalam berbahasa. oleh karena itu, menulis menjadi sangat penting bagi
seorang anak manusia berbahasa, apalagi apabila ia adalah seorang pelajar/mahasiswa.
Namun, dalam kenyataannya aktivitas menulis tidak banyak disukai orang, karena
merasa tidak berbakat, serta tidak tahu untuk apa dan harus bagaimana menulis.
Hal ini terbukti masih banyak peserta didik atau lulusan SMA yang kemampuan menulisnya kurang, kekurangan
tersebut disebabkan oleh pelatihan menulis atau mengarang sangat kurang
dilakukan oleh siswa, termasuk dalam menulis teks pidato, bahkan siswa sendiri
beranggapan bahwa pelajaran menulis dirasakan sebagai beban belaka dan kurang
menarik.
Kemampuan menulis teks pidato merupakan kemampua yang
harus dimiliki oleh setiap lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK). Dengan
memiliki kemampuan tersebut, banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa.
Manfaat-manfaat tersebut diantaranya siswa dapat menyampaikan gagasan, pikiran,
isi hati, informasi, pernyataan, serta maksud atau kehendak kepada orang lain
melalui bahasa tulis yang kemudian dilisankan. Selain itu, siswa juga dapat
berpidato dengan baik dan tersistem atau runtut.
Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk dapat
berpidato dengan baik adalah mempersiapkan pidato secara baik dan seksama.
Persiapan itu berupa keterampilan menulis teks pidato dan keterampilan dalam
bepidato. Hal ini sejalan dengan pendapat Kustadi Suhandang (2009:38) yang
menyatakan bahwa para orator mengenal adanya lima pilar retorika sebelum
pelaksaan pidato, salah satu diantaranya adalah kegiatan disposition (penyusunan), yakni dalam kegiatan ini si pembicara
menyusun teks atau catatan isi pidato yang hendak disampaikannya dengan cara
mengorganisasikan pesan pidatonya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Kemampuan Menulis Teks Pidato”
siswa kelas X Semester Genap SMA Islam Kebumen Sumberejo Tanggamus Tahun Ajaran
2012/2013.
1.2 Identifikasi
Masalah
Bardasarkan latar belakang masalah, penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1.
Pengetahuan
tentang pidato siswa SMA Islam Kebumen kelas X semester genap
tahun ajaran 2012/2013.
2.
Kemampuan
menyimak pidato siswa SMA Islam Kebumen kelas X
semester genap tahun ajaran 2012/2013.
3.
Kemampuan
menulis teks pidato siswa SMA Islam Kebumen kelas X
semester genap tahun ajaran 2012/2013 yang perlu ditingkatkan.
4.
Kemampuan
membaca pidato siswa SMA Islam Kebumen kelas X semester genap
tahun ajaran 2012/2013.
1.3 Pembatasan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi
masalah sebagai berikut,” Kemampuan Menulis Teks Pidato Siswa Kelas X Semester
Genap SMA Islam Kebumen Sumberrejo Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.
1.4 Perumusan
Masalah
1.
Bagaimana
tingkat kemampuan menulis teks pidato
siswa kelas X SMA Islam Kebumen?
2.
Faktor-faktor
apa sajakah yang menjadi kendala dalam menulis teks pidato siswa kelas X SMA
Islam Kebumen?
1.5 Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
1.5.1
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
dan mendeskripsikan:
1.
Tingkat
kemampuan menulis teks pidato siswa kelas X SMA Islam Kebumen.
2.
Faktor-faktor
yang menjadi kendala dalam menulis teks pidato siswa kelas X SMA Islam Kebumen.
3.
Alternatif pemecahan
permasalah tingkat kemampuan menulis
teks pidato siswa kelas X SMA Islam Kebumen.
1.5.2
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini berguna bagi guru bidang studi
bahasa Indonesia pada umumnya, khususnya berguna bagi guru yang mengajarkan
bahasa Indonesia di SMA Islam Kebumen, dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran, yakni membuat teks pidato.
Penelitian
ini dimaksudkan untuk :
1. Masukan
bagi siswa kelas siswa kelas X SMA
Islam Kebumen dalam aspek menulis khususnya menulis teks pidato
dapat melakukan perbaikan dalam belajar, sehingga kemampuan dalam aspek ini
meningkat.
2. Memberi
informasi bagi guru khususnya guru
bidang studi bahasa Indonesia dalam meningkatan kemampuan dan keterampilan menulis
teks pidato serta mengetahui apakah yang sudah diajarkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.
3. Sebagai
informasi pada pihak pimpinan sekolah di SMA Islam Kebumen terhadap
kemampuan menulis teks pidato dan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun rencana pembelajaran
selanjutnya.
1.6
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencangkup:
1.6.1
Objek
penelitian
Objek penelitian ini adalah membahas mengenai kemampuan
menulis teks pidato yang meliputi: pengertian pidato, tujuan dan fungsi pidato,
metode pidato, jenis-jenis/macam-macam pidato, persiapan menyusun teks pidato, dan
kerangka susunan pidato.
1.6.2
Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Semester Genap
SMA Islam Kebumen Tahun 2012/2013.
1.6.3
Waktu
Penelitian
Rencana penelitian ini dilaksanakan pada semester genap
tahun pelajaran 2012/2013.
1.6.4
Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Islam Kebumen
Sumberejo Tanggamus.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pada bagian tinjauan, dalam penelitian ini akan dijelaskan teori-teori
mengenai:
2.1.
Pengertian Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan
(informasi), ide/gagasan kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Menurut Dalman
(2012:3) menulis merupakan suatau kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan
(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Selanjutnya, Dalman (2012:3) lebih menegaskan lagi
menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa
tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Subarti Akhadiah (1999:1) mengemukakan bahwa menulis
adalah kegiatan menyampaikan pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara
tertulis kepada pihak lain. Sedangkan menurut Tarigan (1994:21) menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah proses menuangkan ide/gagasan atau perasaan ke dalam bentuk
bahasa tulisan.
2.2
Tujuan dan Manfaat Menulis
2.2.1
Tujuan Menulis
Menulis sebagai suatu proses, setiap jens tulisan mengandung
beberapa tujuan. Menurut Dalman (2012:13), ditinjau dari sudut kepentingan
mengarang, menulis memiliki beberapa tujuan, yakni:
1.
Tujuan
Penugasan
Tujuan utama penulis membuat tulisan adalah untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan
biasanya berupa makalah, laporan, ataupun karangan bebas.
2.
Tujuan
Estetis
Tujuan utama seorang penulis adalah untuk menciptakan
sebuah keindahan. Biasanya para sastrawan pada umumnya dalam menulis sebuah
puisi atau cerpen.
3.
Tujuan
Penerangan
Tujuan utama penulis membuat tulisan adalah untuk
memberikan informasi kepada pembaca. Misalnya tulisan yang terdapat dalam surat
kabar maupun majalah merupakan salah satu media yang berisi tulisan dengan
tujuan penerangan.
4.
Tujuan
Pernyataan Diri
Tujuan penulisan adalah menegaskan tantang apa yang telah
diperbuat. Bentuk tulisan ini misalnya surat perjanjian ataupun surat
pernyataan diri.
5.
Tujuan
Kreatif
6.
Tujuan
Konsumtif
Adakalanya sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual atau
dikonsumsi oleh para pembaca.
Sedangkan menurut Tarigan (1994:24) ada beberapa tujuan
penulisan itu sebagai berikut:
1.
Tujuan
Penugasan
Tujuan utama penulis membuat tulisan adalah untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan
biasanya berupa makalah, laporan, ataupun karangan bebas.
2.
Tujuan
Altruistic
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih
muda dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
3.
Tujuan
Persuasive
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan.
4.
Tujuan
Informative
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau
keterangan/penerangan kepada para pembaca.
5.
Tujuan
Pernyataan Diri
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan
diri sang pengarang kepada para pembaca.
6.
Tujuan
Kreatif
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistic,
nilai-nilai kesenian.
7.
Tujuan
Pemacahan Masalah
Dalam tulisan ini sang penulis ingin memecahkan maslah
yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi
serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri
agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
2.2.2
Manfaat Menulis
Menurut Dalman (2012:6) menulis memiliki manfaat yg dapt
dipetik dalam kehidupan ini, di antaranya adalah:
1.
Peningkatan
kecerdasan,
2.
Pengembangan
daya inisiatif dan kreativitas,
3.
Penumbuhan
keberanian,
4.
Pendorongan
kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
2.3
Langkah-langkah Menulis
Menurut Asep Syamsul (2010:53) untuk memudahkan
penulisan, agar kita dapat bertutur secara teratur, jika ide sudah ada,
bahan-bahan pun demikian, langkah-langkah selanjutnya adalah:
1.
Tentukan
tema, topic, dan judul tulisan.
2.
Buatklah
kerangka tulisan yang terdiri dari pendahuluan, bagian isi atau tubuh tulisan
(biasnya dipilih dalam beberapa subjudul), dan penutup, biasanya berisi
ringkasan, ajakan atau imbauan, atau pernyataan tanpa jawaban.
2.4
Pengertian Kemampuan Menulis
Kemapuan adalah kesanggupan, kecakapan dan kekuatan
(Depdiknas, 2003:707). Menurut Poerwo Darminta (1984:628), kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, keuletan dan kekayaan. Sedangkan menurut Tarigan
(1985:11), kemampuan adalah kompetensi,
yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pemakai bahasa. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Nababan (1986:39) mengatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan
menggunakan unsur-unsur bahasa untuk menyampakan maksud atau pesan tertentu
dalam keadaan yang sesuai.
Berdasrkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa kemampuan menulis adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam
menyampaikan ide/gagasannya dalam bentuk tulisan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh orang lain.
2.5
Pengertian Pidato
Pidato adalah
suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak.
Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari
pembicara kepada orang lain(audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa
diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni
membujuk/mempengaruhi.
Menurut Djen Amar
(dalam Kustadi, 2009: 29), mengartikan pidato (retorika) sebagai penyampaian
dan penanaman pikiran, informasi, dan ide dari pembicara kepada para pendengarnya.
Sedangkan menurut Merritt B. Jones (dalam Kustadi, 2009:29) menyatakan bahwa
berpidato di depan umum adalah komunikasi lisan, di mana seseorang menyampaikan
buah pikiran dan perasaannya tentang suatu masalah secara rinci kepada
sekumpulan pendengar. Sejalan dengan pendapat di atas Putra Bahar (2010:9)
mengatakan bahwa pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum untuk
menyampaikan gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara kepada
orang lain (audien) dengan cara lisan. Kustadi Suhandang (2009:207)
mengemukakan bahwa pidato atau dalam istilah bahasa Inggris disebut public
speaking, pada hakikatnya adalah berbicara di muka umum, baik
langsung ataupun tidak.
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pidato adalah penyampaian pikiran,
gagasan atau informasi secara lisan di depan khalayak banyak dengan tujuan
tertentu. Berpidato ada hubungannya dengan retorika (rhetorica), yaitu seni
menggunakan bahasa dengan efektif. Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang
sederhana karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur penting seperti:
pembicara, pendengar, tujuan dan isi pidato, persiapan, terknik dan etika dalam
berpidato.
2.7 Tujuan
dan Fungsi Pidato
2.7.1
Tujuan
Pidato yang baik
dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato
tersebut. Menurut Putra Bahar (2010:20), kegiatan berpidato memiliki tujuan
sebagai berikut:
1.
Informatif/instruktif
Pidato informatif bertujuan memberikan
laporan/ pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk pendengar, yakni
menyampaikan informasi/keterangan kepada pendengar.
2. Persuasif
Pidato persuasive
berisi tentang usaha untuk mendorong, meyakinkan dan mengajak audience untuk
melakukan sesuatu hal.
3. Argumentatif
Pidato
argumentative bertujuan ingin myakinkan pendengar.
4. Deskriptif
Pidato deskriptif
bertujuan ingin melukiskan/menggambarkan suatu keadaan.
5. Edukatif
Pidato edukatif
berupaya menekankan pada aspek-aspek pendidikan, misalnya tentang pentingnya
hidup sehat, hidup rukun antar umat bergama dan lain-lain.
6. Entertain
Pidato entertain
bertujuan memberikan penyegaran kepada audience yang sifatnya lebih santai.
7. Hiburan atau
rekreatif
Pidato rekreatif
bertujuan menyenangkan/menghibur pihak audiens dengan pidato yang kita bawakan
sehingga tecapai kepuasan dan kesenangan terhadap apa yang kita sampaikan.
Pidato umumnya
bertujuan untuk:
1. Mempengaruhi
orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela. Menurut Asep
Syamsul (2010:70) pidato yang bertujuan mempegaruhi yaitu pembicaraan yang
bertujuan mendorong audien untuk melakukan sesuatu, memberi keyakinan, atau
membakar semangat dan antusiasme publik.
2. Memberi suatu
pemahaman atau informasi pada orang lain. Yakni pembicara bertujuan memberkan
informasi baru atau menambah pengetahuan atau wawasan baru kepada hadirin (Asep
Syamsul, 2010:70).
3. Membuat orang
lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas
dengan ucapan yang kita sampaikan. Menurut Syamsul (2010) public speaking atau pidato yang bermisi menghibur atau membuat
senang audien, membuat mereka tertawa, atau menimbulkan suasana ceria.
Menurut Kustadi (2009:74), umumnya pidato dapat tertuju pada empat maksud,
yaitu 1) memberitahu (to inform), yaitu pidato yang bertujuan ingin memberikan
suatu perintah, penerangan, dan penjelasan; 2) menghibur (to entertain), yaitu
pidato yang bertujuan membuat para pendengarnya tertawa atau tertarik
perhatiannya; 3) memperkuat kepercayaan (to strengthen belief), yaitu apabila
kita bermaksud memperkuat nilai, sikap, atau kepercayaan yang ada tau ingin
membangkitkan semangat dan mendorong atau merangsang para pendengar agar
berbuat sesuatu; dan 4) mengubah kepercayaan (to change belief), yaitu apabila
kita ingin meyakinkan audien agar menerima suatu sikap, kepercayaan, atau
tindakan, sedangkan mereka acuh tak acuh bahkan bersikap memusuhi.
Dalam hal penajaman tujuan pidato, Kustadi Suhandang (2009:214) juga
berpendapat bahwa pada ummnya ada tig tipe pidato. Tipe pidato yang dipilh
bergantung pada tujuan kita berpidato. Ketiga tujuan yang dimaksud adalah
sebagaai berikut:
1. Pidato informatif (bertujuan memberi tahu)
pidato dirancang untuk menciptakan pengertian dalam arti menjelaskan,
memberi penerangan, memperbaiki kesalahpahaman, mendemonstrasikan bagaimana
sesuatu bekerja atau dikerjakan, dan menjelaskan bagaimana sesuatu disusun.
Prinsip utama dari pidato informative berpusat pada tiga aspek, yakni: a) aspek
deskriptif, pada aspek ini pembicara memusatkan perhatiannya pada menggambarkan
jalannya suatu proses, prosedur, peristiwa atau objek tertentu, kepada hadirin;
b) aspek definisi, dalam aspek ini pembicara memusatkan perhatiannya pada
memberi batasan suatu istilah atau system kepada hadirin, menjelaskan bagaimana
suatu benda bekerja atau bagaimana sesuatu bias dibicarakan; c) aspek
demonstrasi, para pembicara mungkin juga ingin memperagakan bagaimana sesuatu
benda bekerja atau beroperasi.
2. Pidato persuasif (bertujuan membujuk)
Pidato dirancang agar memengaruhi hadirin, dalam arti memperkuat sikap
atau mengubah perilaku, memoivasi perilaku, atau mengarahkan cara hadirin
bertindak.
3. Pidato dalam kesempatan yang khusus
Pidato yang berisi unsur-unsur informasi dan persuasi. Namun demikian
berbeda dalam hal penggunaannya. Kesempatan yang khusus diartikan bahwa
dirancang khusus bagi suatu upacara tertentu.
2.7.2 Fungsi
Sebelum membawakan
pidato, hal utama yang perlu diketahui adalah tujuan atau fungsi dari pidato
itu sendiri. Menurut Putra Bahar (2010:10), fungsi dari pidato adalah sebagai
berikut:
1). Mempermudah
komunikasi antara atasan dan bawahan dalam sebuah organisasi.
2). Mempermudah
komunikasi antara sesama anggota organisasi.
3). Menciptakan
suatu keadaan yang kondusif.
4). Mempengaruhi
orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
5).
Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
6).
Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain
senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
7).
Mempermudah adanya komunikasi dari pemimpin atau pejabat negara guna
terciptanya keadaan yang demokratis.
8).
Menenangkan massa/khalayak ramai.
Jadi, secara umum fungsi pidato ialah Mempermudah komunikasi antar atasan dan
bawahan, Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi, menciptakan
suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu satu orang saja yang melakukan
orasi/pidato tersebut, dan mempermudah komunikasi.
2.8
Teknik/Metode Berpidato
Menurut Putra Bahar (2010:10), di dalam kegiatan berpidato, dikenal empat macam metode berpidato. Metode
berpidato tersebut antara lain:
1. Metode Impromptu (serta merta
atau spontan)
Metode serta merta Ialah metode
berpidato yang dilakukan secara spontanitas, serta merta tanpa adanya persiapan
terlebih dahulu dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Dalam metode ini
pembicara menggunakan cara spontanitas (improvisasi), biasanya digunakan untuk
pidato yang sifatnya mendadak dan disajiakan menurut kebutuhan saat itu. Metode
ini sering disebut juga dengan metode spontanitas.
Kekurangan dalam metode ini
adalah meteri kadang tidak disampaikan secara urut/sistematis, sifatnya
mendadak, kurang persiapan, sehingga kemungkinan ada yang terlupa. Sedangkan
kelebihan metode ini dalah bahasa yang digunakan singkat sehingga tidak
membosankan dan bisa bebas memilih topic bahasan namun tetap sesuai acara.
2. Metode Ekstemporan (penjabaran
kerangka)
Teknik pidato dengan menjabarkan
materi pidato yang terpola secra lengkap adalah teknik yang dianjurkan dalam
berpidato. Maksud dari terpola yaitu materi yang akan disampaikan harus
disiapkan garis-garis besar isinya dengan menuliskan hal-hal yang dianggap
paling penting untuk disampaikan.
Kekurangan metode ini adalah
seakan-akan kurang siap karena perlu berkali-kali menunduk untuk melihat
catatan. Sedangkan kelebihannya yaitu meteri yang disampaikan dapat diungkapkan
secara sistematis dan lengkap.
3. Metode Naskah
Metode naskah yakni metode
berpidato dengan cara menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan
umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi, pidato yang digunakan untuk pidato
resmi dan dibacakan secara langsung.
Kekurangan metode ini adalah
membosankan, interaksi dengan pendengar kurang, suara monoton, bersifat kaku,
mata pembicara selalu ditujukan ke bawah sehingga tidak bebas memandang
pendengarnya. Sedangkan kelebihan metode ini adalah pidato terencana dengan baik, lengkap, dan
sistematis,kalimatnya bisa dikoreksi ulang, tidak ada hal yang terlupakan.
4. Metode Memoriter / menghafal
Metode menghapal yaitu membuat
suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata. Dalam metode ini
pembicara membuat teks kemdian dihafalkannya.
Kekurang metode ini adalah bila lupa akan mempengaruhi isi pidato,
membosankan, suara monoton. Sedangkan
kelebihan metode ini adalah melatih daya ingat dan pidato tersusun secara
sistematis.
Sejalan
dengan pendapat di atas, Asep Syamsul (2010:71) menegemukakan bahwa ada empat teknik berpidato, yaitu:
1. Manuscript (Metode Naskah), yaitu pidato yang digunakan untuk pidato resmi dan
dibacakan secara langsung. Cara demikian dilakukan agar tidak terjadi
kekeliruan, karena setiap kata yang diucapkan dalam situasi resmi, akan
disebarluaskan dan dijadikan figur oleh masyarakat dan dikutuip oleh media massa.
Dalam setiap metode pasti terdapat kekuatan dan kelemahannya.
Kekuatan dan
kelemahan metode naskah ini antara lain:
Kekuatan metode naskah, di
antaranya:
a)
adanya
pemilihan dan seleksi kata yang baik,
b)
bisa menghemat
pernyataan atau kalimat,
c)
kefasihan berbicara
terjaga,
d)
pembicaraan
tidak ngawur karena terkonsep,
e)
materi dapat
diperbanyak dan dikonsumsi orang yang tidak hadir.
Kelemahannya antara lain:
a)
komunikasi
dengan audience berkurang, terutama
soal kontak mata,
b)
cenderung kaku
atau statis,
c)
umpan balik
audien tidak bisa langsung direspons.
2. Memoriter
(Metode
Menghafal),
yaitu naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya bukan untuk dibaca, melainkan
untuk dihafal;
3. Impromptu
(Metode
Spontanitas),
yaitu metode pidato yang tidak dilakukan persiapan/pembuatan naskah tertulis
terlebih dahulu. Biasanya dilakukan hanya oleh orang-orang yang akan tampil
secara mendadak;
Adapun
kekuatan dan kelemahan metode ini menurutadalah sebagai berikut:
Kekuatannya
antara lain:
a)
pembicara mengungkapkan perasaan
yang sebenarnya, tanpa rekayasa,
b)
materi pembicaraan hasil
spontanitas sehingga segar dan hidup,
c)
membuat pembicara terus berfikir
selama pembicaraan.
Kelemahannya
antara lain:
a)
kesimpulan mentah atau tanpa
kesimpulan sama sekali,
b)
penyampaian tersendat-sendat
c)
gagasan acak-acakan,
d)
kemungkinan demam panggung besar
sekali.
4. Ekstempore (Metode Penjabaran
Kerangka).
Teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara lengkap
adalah teknik yang sangat dianjurkan dalam berpidato. Maksud dari terpola yaitu
materi yang akan disampaikan harus disiapkan garis-grais besar isinya dengan
menuliskan hal-hal yang dianggap paling penting untuk disampaikan. http://elzie10.wordpress.com
Menurut Jones
(dalam Kustadi Suhandang:2009), mengatakan bahwa ada empat kemungkinan cara
pembicara dalam menyampaikan pidatonya, yaitu:
1.
Pidato Dadakan
2.
Pidato Tanpa Teks
3.
Pidato Menghafalkan Teks.
4.
Pidato Membaca Teks.
2.9 Jenis-Jenis / Macam-Macam Pidato
Dalam pidato
terdapat berbagai macam jenis pidato. Jenis-jenis pidato yang dimaksud untuk
membeda-bedakan isi dari pidato itu sendiri. Dengan pembagian tersebut kita
akan dengan mudah mengeahui jenis pidato yang sedang dibawakan atau yang akan
kita bawakan. Menurut Putra Bahar (2010:13) berdasarkan pada sifat dari isi
pidato, pidato dapat dibedakan menjadi:
1.
Pidato Pembukaan
Pidato pembukaan
adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau MC untuk mengawali
atau membuka suatu acara. Pidato ini dimaksudkan untuk membawa masuk hadirin ke
dalam suatu prosesi acara.
2.
Pidato pengarahan
Pidato pengarahan
adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan. Pidato ini memberikan
seluruh gambaran mengenai suatu acara yang sedang dilaksanakan. Hal ini
dimaksudkan supaya seluruh hadirin mengetahui rangkaian acara yang sedang
diikutinya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk fokus pada seluruh rangkaian
acara.
3.
Pidato Sambutan
Pidato sambutan
merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa
tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara
bergantian.
4.
Pidato Peresmian
Pidato peresmian
adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan
sesuatu. Pidato ini merupakan salah satu pidato inti dalam suatu acara.
5.
Pidato Laporan
Pidato laporan
yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan tertentu.
Dalam pidato ini isi pidato merupakan hasil dari suatu kegiatan yang sudah
dijalani.
6.
Pidato Pertanggungjawaban
Pidato
pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban
mengenai suatu tugas yang sudah diemban dalam suatu periode tertentu.
2. Langkah-Langkah
Menyusun Teks Pidato
Secara teori, tata
cara pembuatan teks pidato dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti
berikut:
1.
Menentukan maksud atau tujuan
Maksud dan tujuan
pidato, disesuaikan dengan keadaan dan juga acara saat penyampaian pidato,
biasanya bisa bermaksud untuk memberikan dorongan moral, semangat, menyakinkan,
memberitahukan atau menjelaskan sesuatu atau menghibur.
2.
Tentukan topik atau tema
Hal pertama yang
perlu diperhatikan dalam penyampaian pidato adalah, menentukan topik atau tema
apa yang hendak disampaikan, gunanya untuk mewujudkan adanya pertalian dan
perhatian hadirin dengan pembicara. Hal ini sejalan dengan pendapat Devito
(dalam Kustadi:2012) yang mengemukakan bahwa memilih topic pembicraan sangat
berguna untuk mewujudkan adanya pertalian dan perhatian hadirin dengan
pembicaranya. Dalam memilih topik, tentukan batasan dan ketajaman topik
pembicaraan dengan proporsi yang bisa diatur. Jangan mencoba-coba aspek terlalu
banyak. Lebih baik mengambil topic yang terbatas pada satu aspek yang mendalam
ketimbang memilih topik yang luas cangkupannya namun dangkal pembahasannya.
Dalam menentukan topik atau tema biasanya
dimulai dengan point sebagai berikut:
·
Menarik baik bagi pembicara maupun
bagi pendengar.
·
Sesuai dengan situasi, acara dan
juga daya tangkap pendengar.
·
Sesuai dengan waktu yang
disediakan.
·
Buat pidato singkat namun
bermakna, dari pada panjang lebar namun tidak jelas tujuannya.
3.
Menganalisis situasi pendengar
Menganalisis
situasi pendengar, dibutuhkan untuk mengetahui keadaan tempat, kebiasaan
masyarakat, minat dan keinginan pendengar atau audience pidato kita.
Sejalan dengan pendapat Kustadi (2009:216) yang mengatakan bahwa jika ingin
memberitahu atau membujuk para hadirin, kita harus mengetahui kondisi dan
situasi mereka. Terutama sekali perhatian kita harus dipusatkan pada variabel
yang menjawab pertanyaan diri kita mengenai implikasi (pemahaman) hadirin
terhadap pokok pembicaraan, maksud, dan cara penyususnan serta penyajian fakta
dalam semua aspek pidato kita, misalnya pertanyaan siapa mereka? Apa saja yang
telah mereka ketahui? Sikap, pendapat, dan kepercayaan apa saja yang mereka miliki?
Di mana posisi mereka pada isu yang akan disampaikan? Dan lain sebagainya.
Sedangkan variabel yang dimaksud meliputi keadaan hadirin dalam hal usia, jenis
kelamin, fakor budaya, mata pencaharian, penghasilan, status social, agama,
kesempatan, konteks, dan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi jalannya
pidato kita.
4.
Rumuskan tema/ topik menjadi lebih
terperinci
Ini fungsinya agar
arah pembicaraan yang disampaikan menjadi lebih jelas/tidak mengambang. Buatlah
topik/tema yang sudah dipilih menjadi sebuah materi, yang kemudian dipecah lagi
menjadi sub-sub pokok bahasan/materi penunjang.
5.
Mulai mengumpulkan bahan pendukung
Bahan pendukung,
diibaratkan sebagai diktat kita saat hendak mengikuti ujian. Untuk itu, saat
Anda mencari bahan, usahakan detail dan lengkap agar hasil pidato kita tepat
sasaran dan dapat diterima dengan baik. Anda dapat mencari bahan dari buku-buku
bacaan, contoh naskah pidato atau surat kabar dan makalah. Dari bahan itu
Anda dapat menggali;
·
Informasi terbaru terkait dengan
materi pidato.
·
Mempelajari teknik-teknik dan gaya
pidato.
·
Mengetahui kelemahan dan kelebihan
naskah pidato orang lain.
·
Mendapat tambahan istilah-istilah
popular, cerita atau unsur-unsur yang relevan dengan topik pidato yang kita
angkat.
6.
Menyusun Kerangka Materi Pidato;
Kerangka dasar
dapat dibuat sebelum mencari bahan-bahan, yaitu dengan menentukan pokok-pokok
yang akan dibicarakan, sedangkan kerangka yang terperinci baru dapat dibuat
setelah bahan-bahan selesai dikumpulkan. Dengan bahan-bahan itu kita dapat
menyusun pokok-pokok yang paling penting dalam tata urutan yang baik, di bawah
pokok-pokok utama tadi. Di dalam kerangka ini harus terlihat adanya kesatuan
dan koherensi antarbagian sebagai gambaran. Adapun inti dari kerangka pidato
adalah: (1) pendahuluan, (2) isi, dan (3) penutup.
7.
Mengembangkan Kerangka Menjadi
Teks
Dengan menggunakan
kerangka yang telah dibuat, ada dua hal yang dapat kita lakukan: (1) kita dapat
mempergunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaitu berpidato dengan
menggunakan metode ekstemporan, dan (2) menulis atau meyusun naskah pidato
secara lengkap yang kita bacakan atau kita hafalkan.
Dalam
mengembangkan bagian-bagian yang
terdapat dalam kerangka pidato yang perlu diperhatikan adalah 1) pada bagian
pendahuluan, bagian pendahuluan memuat salam pembuka, ucapan terima kasih (bila
ada yang diberi ucapan), dan kata pengantar untuk menuju kepada isi pidato;
2) pada bagian isi, bagian ini memuat uraian pokok yang terdiri atas topik atau
pokok utama dan sub-subtopik yang memperjelas atau menghubungkan dengan topik
utama; 3) Pada penutup,: bagian penutup memuat kesimpulan, harapan (bila ada),
dan salam penutup.
Pada bagian
pendahuluan dan bagian penutup tidak memuat inti pembicaraan atau isi pidato.
Jadi, inti pembicaraan yang akan diperjelas secara rinci hanya terdapat pada
bagian isi pidato.
2.7 Kerangka Susunan Pidato
Sebuah teks
pidato memiliki struktur/kerangka pidato. Struktur/kerangka teks pidato ini
disusun secara berurutan sehingga saat membacakan/menyampaikan pidato pun
sesuai dengan kerangka yang telah disusun. Menurut Daeng Nurjamal (2011:73)
suatu tulisan atau karangan dapat dikatakan terbentuk secar sistematis atau
berurutan antara lain apabila:
1)
Terdapat relevansi yang baik antara
judul dengan bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup tulisan,
2)
Terdapat relevansi yang baik antara
bagian awal/pendahuluan dengan bagian isi dengan bagian akhir/penutup tulisan,
atau sebaliknya,
3)
Terdapat relevansi antara kalimat/
klausa yang satu dengan kalimat/klausa yang lain dalam tiap alinea, dan
4)
Terdapat relevansi yang pas antara isi
tulisan dengan tujuannya.
Adapun inti
dari struktur pidato terdiri atas.
1. Pendahuluan/pembukaan,
terdiri atas:
1. Salam pembuka
Salam pembuka
dipilih sesuai dengan khalayak yang hadir. Jika khalayak yang hadir adalah
orang Islam, salam yang disampaikan adalah Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh. Sebaliknya, jika yang hadir orang Kristiani, sering digunakan salam
sejahtera. Jika klahayak yang hadir adalah masyarakat umum, sering
digunakan salam yang umum, seperti, selamat pagi, selamat siang, atau selamat malam.Salam pembuka
diiringi dengan sapaan kepada yang hadir dalam acara tersebut. Aturan dalam
menyampaikan sapaan pun harus benar, yaitu dimulai dari hadirin yang memiliki
kedudukan paling tinggi hingga yang paling rendah secara berurutan.
2. Pembuka pidato
Struktur
berikutnya adalah pembuka pidato. Pembuka pidato ini hanya berisi kata-kata
pembuka/pendahuluan untuk mengantarkan pendengar/khalayak pada isi pidato yang
sesungguhnya. Pendahuluan pidato ini biasanya berisi ucapan syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan menyebutkan topik pidato yang akan disampaikan. Menurut Asep
Syamsul (2010:98) bahwa dalam pembukaan, ada banyak pilihan bagi pembukaan
sebuah public speaking (pidato),
antara lain: a) menyebutkan pokok persoalan yang akan dibicarakan, misalnya saudara-saudara, pada kesempatan ini saya
akan membicarakan teknik menulis artikel untuk media massa. b) melukiskan
latar belkang masalah, misalnya saudara-saudara,
bersedekah sangat dianjurkanoleh agama kita. Namun, banyak orang yang merasa
tidak bisa bersedekah karena untuk makan sehari-harinya saja sering kekurangan
uang. . . c) mengaitkan dengan peristiwa mutakhir atau isu actual, misalnya
saudara-saudara, kemarin pemerintah
mengumumkan kenaikan terif BBM. Hiri ini mungkin juga besok, lusa dan
seterusnya banyak aksi demonstrasi digelar di berbagai kota untuk menentang
kebujakan pemerintah itu. . . d) mengaitkan dengan peristiwa yang tengh
diperingati, misalnya Saudara-saudara
hari ini kita memperingat hari AIDS sedunia. . . e) mengaitkan dengan
tempat pembicaraan berlangsung, misalnya Saudara-saudara
hari ini kita berada di depan gedung DPR/MPR. Di gedung inilah para wakil
rakyat, wakil kita, berkantor dalam melaksanakan atau tidak melaksanakannya. . .f)
menghubungkan dengan peristiwa masa lalu, misalnya Saudara-saudara, tahun 1945 silam, bangsa kita memproklamasikan diri
sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. . . g) memulai dengan pernyataan yang mengejutkan,
misalnya Saudara-saudara, Negara kita
merupakan Negara Muslim terbesar di dunia, sekaligus negara paling korup
dikawasan Asia. . .
2. Pembahasan isi
pokok pidato
Sesuai dengan topik yang telah ditentukan, isi pidato yang akan disampaikan dapat
dijabarkan menjadi sebuah teks pidato yang utuh dan lengkap. Teks pidato yang
ditulis harus memuat informasi yang
dibutuhkan oleh pendengar/khalayak agar pendengar tidak merasa sia-sia
mendengarkan pidato yang disampaikan. Terlebih lagi jika isi teks pidato
tersebut bisa menjadi alat sehingga pendengar merasa termotivasi atau terhibur
setelah mendengarkan pidato yang disampaikan.
3. Penutup pidato
Struktur berikutnya adalah penutup pidato. Penutup pidato
ini terdiri atas bagian simpulan dan harapan-harapan.
a. Simpulan
Sebuah teks pidato yang baik harus memuat sebuah
kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat disampaikan langsung oleh orang yang
berpidato (tersurat), dapat juga pendengar menafsirkannya sendiri (tersirat).
Jika berpidato di hadapan anak-anak, umumnya simpulan disampaikan secara
langsung sebagai penekanan isi pidato.
b. Harapan-harapan
Dalam sebuah
teks pidato, harapan-harapan dari orang yang berpidato pun sangat penting.
Harapan-harapan ini berisi dampak positif yang diharapkan terjadi pada
pendengar pidato setelah mendengarkan pidato yang disampaikan.
5. Salam
penutup
Struktur
terakhir adalah salam penutup. Biasanya salam penutup ini dibarengi dengan
ucapan terima kasih, permohonan maaf, dan ditutup dengan salam penutup.
2.8 Kemampuan Menulis Teks Pidato
Kemampuan menulis
teks pidato adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menyampaikan idea atau gagasan dalam bentuk tulisan dengan
bahasa yang mudah dimengerti yang kemudian dilisankan di depan khalayak banyak
dengan tujuan tertentu.
2.9 Contoh Naskah Pidato
2.9.1 Pidato Perpisahan Sekolah
“ PIDATO PERPISAHAN SEKOLAH"
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat
ilahirobbi yang mana pada kesempatan kali ini kita semua dapat berkumpul dalam
keadaan sehat wal’afiat amin ya robbal ‘alamin.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, kepada para sahabatnya,
keluarganya, dan tak lupa kepada kita selaku umatnya, yang insya Allah akan
selalu taat pada ajarannya.
Para hadirin yang saya hormati, ijinkan
saya mewakili teman-teman untuk menyampaikan amanat dalam rangka perpisahan
ini.
Tidak terasa sudah 3 tahun kita berada
disini. Susah, senang, sudah kita alami dan lalui bersama. Dan hari ini adalah
puncak yang sebenarnya, kita semua akan berpisah tidak akan ada lagi
kebersamaan dan kekompakan yang akan kita temukan di hari esok.
Semua cerita indah disini hanya akan
menjadi sepenggal kenangan di masa depan. Suatu hari nanti kita pasti akan
merindukan masa-masa indah seperti ini.
Tak lupa juga kami sangat berterima
kasih mengajarkan kami arti dari sebuah perjuangan, hingga sampai mengantarkan
kita pada gerbang ini untuk menuju pada kehidupan yang sebenarnya. Tanpa
beliau, kami bukan apa-apa, banyak hal yang diajarkan pada kami, meski
terkadang kami merasa lelah, jenuh, bosan, tapi dengan sabarnya mereka
membimbing kami.
Mudah-mudahan perpisahan ini bisa
menambah erat solidaritas kita dan semoga saja perpisahan ini bukanlah akhir
dari segalanya.
Kejarlah cita-citamu teman !! agar
dapat meraih kehidupan yang lebih baik dimasa depan. Mudah-mudahan apa yang
kita dapatkan disini bisa menjadi ilmu yang insya Allah akan bermanfaat bagi
nusa, bangsa, dan agama dan yang terpenting berguna bagi diri kita sendiri.
Amien.
Mungkin cukup sekian yang dapat saya
sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf, karena kesalahan adalah milik saya
dan kelebihan datangnya dari Allah SWT.
Sekian dari saya.
Wabilahitaufik Walhidayah
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
2.9.2 Pidato Anti Narkoba
“ANTI NARKOBA”
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Yang terhormat kepala sekolah
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta staf Tata Usaha
Dan teman-teman yang saya cintai
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan nikmat_Nya sehingga kita dapat berkumpul di sini , dan
pada hri ini saya akan menyampaikan pidato tentang narkoba.
Di Indonesia jumlah pengguna narkoba
begitu besar, karena lemahnya penegak hukum di Indonesia para pengedar
internasional dapat bekerja sama dengan warga Negara Indonesia dan memperoleh
keuntungan yang besar. Penyalahgunaan Narkotika dan zat aditif lainya itu tentu
membawa dampak yang luas dan kompleks. Sebagai dampaknya antara lain perubahan
perilaku, gangguan kesehatan, menurunnya produktivitas kerja sevara drastis,
kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya.
Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah melalui
program-program diantaranya mengikuti kegiatan-kegiatan social, tidak bergaul
dengan pengguna atau pengedar narkoba, dan tidak terpengaruh ajakan atau rayuan
untuk menggunakan narkoba. Pengguna narkoba biasanya lebih didomonasi oleh para
remaja dan anak sekolah.
Sekolah juga memberikan penyuluhan
kepada para siswa tentang bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba melalui
guru BP, diskusi yang melibatkab para siswa dalam perencanaan untuk intervensi
dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah. Program lain yang cukup
penting adalah program waspada Narkotika denga cara mengenali cirri-ciri siswa
yang menggunakan narkoba. Mewaspadai adanya tamu yang tak dikenal atau pengedar
, melakukan razia dadakan.
Biasanya pengedar maupun pemakai di
sekolah telah paham betul program-program di sekolah untuk mencegah penggunaan
atau pemakai di sekolah. Mereka tentu saja mengantisipasinya dengan sebaik yang
mereka bisa. Sepintar apapun kiat mereka, ibarat sepandai-pandainya tupai
melompat, akhirnya jatuh juga. Jurus-jurus jitu menghindari deteksi sekolah
memang mereka kuasai, tapi memingat sifat narkoba yang adiktif da menuntut
dosis yang lebih tinggi mak disiplin cara aman akan terkuak juga.
Untuk itu marilah kita hindari dan
jauhi serta ikut memberantas penggunaan narkoba. Demikianlah pidato yang dapat
saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf. Atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Saya akhiri wassalamualaikum Wr. Wb.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan tinggkat kemampuan
menulis teks pidato siswa kelas X semester genap SMA Islam Kebumen tahun ajaran
2012/2013.
3.2
variabel Penelitian
Yang dimaksud variabel adalah gejala-gejala yang
menunjukkan variasi baik dalam jenis maupun dalam peningkatannya. Variabel
dalam penelitian ini hanya satu variabel, yakni “Kemampuan Menulis Teks Pidato
Siswa Kelas X Semester Genap SMA Islam Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013.
3.2.1
Devinisi Oprasional Variabel
Definisi operasional penelitian ini yaitu kemampuan
menulis teks pidato. Yang dimaksud dengan kemampuan menulis teks pidato dalam
penelitian ini adalah kesangggupan atau kemammpuan siswa kelas
X dalam menulis teks pidato yang ditandai dengan skor yang diperoleh siswa dalam membuat teks pidato dalam
bentuk tes esai dengan
indikator-indikator sebagai berikut: kejelasan isi, sistematiaka tulisan, dan pilihan
kata.
3.2.2
Rencana Pengukuran Variabel
Rencana pengukuran variabel dalam penelitian ini yaitu
dilakukan dengan cara memberikan tes kepada siswa. Tes yang diberikan berbentuk
tes unjuk kerja. Untuk menulis teks
pidato, siswa diberi waktu selama 90
menit dengan indikator yang digunakan dalam menilai yaitu kesesuaian isi
dengan topik, sistematika penulisan, dan pilihan kata/
penggunaan bahasa selanjutnya siswa menulis teks pidato sesuai dengan indicator
tesebut.
3.3
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.3.1
Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester
genap SMA Islam Kebumen Sumberejo Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 171
yang terdiri dari 5 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 1
Jumlah Siswa Kelas X SMA Islam Kebumen Sumberejo
Tahun Pejaran
2012/2013
No
|
Kelas
|
Siswa
|
Jumlah
|
|
L
|
P
|
|||
1
|
XI
|
10
|
24
|
34
|
2
|
X2
|
8
|
26
|
34
|
3
|
X3
|
15
|
19
|
34
|
4
|
X4
|
18
|
16
|
34
|
5
|
X5
|
26
|
9
|
35
|
Jumlah
|
77
|
94
|
171
|
|
Sumber: Data SekolahSMA Islam Kebumen, Tahun Ajaran 2012/2013
33.2
Sampel
Sebagai pedoman untuk menentukan besarnya sampel
penelitian ini, penulis mengacu pada pendapat Arikunto (2006:134) yang
menyatakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15%
atau 20%-25% atau lebih.
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil
jumlah sampel di dalam penelitian ini sebanyak 20% dari orang 171 orang siswa=
34 jadi, sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 orang siswa.
3.3.3
Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan di dalam penelitian ini
adalah teknik stratified proporsional rondom sampling. Digunakan teknik
tersebut karena populasi dalam penelitian bersifat heterogen, yakni kemampuan
siswa berbeda-beda.
3.4 Teknik
Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini ditunjukkan dengan menggunakan
beberapa teknik, teknuk yang digunakan dalam penelitin
ini adalah teknik penugasan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data
variable kemampuan siswa dalam menulis teks pidato dan digunakan beberapa
teknik pelengkap sebagai teknik penunjang.
3.4.1
Teknik Pokok
Teknik pokok yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan teknik penugasan, yaitu dengan memberikan tes unjuk kerja
siswa untuk membuat teks pidato berdasarkan jenis-jenis pidato yang telah
disajikan.
3.4.2
Teknik Pelengkap
Tujuan
tekni ini adalah untuk melengkapi data yang tidak dapat diungkapkan pada teknik
pokok. Teknik yang digunakan sebagai berikut:
3.4.2.1
Teknik Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan belajar mengajar di
kelas X semester genap tahun pelajaran 2012/2013 termasuk dalam pengamatan pelaksanaan kegiatan tes.
3.4.2.2
Teknik Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk mengkaji teori-teori yang mendukung penelitian, agar mencapai tujuan
yang diharapkan.
3.4.2.3
Teknik Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data informasi tentang
jumlah siswa, guru , pimpinan sekolah, serta data tentang sarana
dan prasarana sekolah
3.5
Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dan diberikan pada
siswa dalam rangka memperoleh data adalah penugasan yang bentuknya unjuk
kerja siswa.
Instrument penelitian ini dikerjakan oleh siswa kelas X SMA Islam Kebumen dalam
waktu 90 menit. Dengan instrument penelitian ini akan diketahui kemampuan
menulis teks pidato.
Instrument tes
Kemampuan menulis teks pidato resmi
Kelas
X semester genap SMA Islam Kebumen tahun pelajaran 2012/2013.
Waktu:
90 menit
Petunjuk:
1.
Tulislah nama, kelas, dan mata pelajaran
pada sudut kanan atas lembar kertas kalian.
2.
“Buatlah naskah pidato resmi dengan tema bebas.
3.
Dalam
menulis perhatikan hal-hal berikut:
1.
kesesuaian
judul dengan isi,
2.
sisematika
penulisan, dan
3.
pilihan
kata.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis di dalam penelitian ini dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut;
1.
Mengumpulkan
data dari sampel yang telah ditetapkan,
2.
Mengoreksi
dengan mengklasifikasikan dan mengidentifikasikan kesalahan dalam teks pidato,
3.
Aspek
yang dinilai meliputi: kesesuaian isi dengan topik, sistematika tulisan, pilihan
kata/bahasa yang digunakan.
4.
Hasil lembar kerja siswa dikoreksi
sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan tersebut.
Adapun indicator penilaiannya sebagai berikut:
Table 2
Indicator
No
|
Kriteria Jawaban
|
Skor
|
1
|
Kesesuaian judul dengan isi
·
Sesuai/relevan
40
·
Cukup sesuai
30
·
Tidak sesuai
20
·
Kosong 10
|
10 – 40
|
2
|
Sistematika penulisan
·
Sistematis/runtut 30
·
Cukup
sistematis 20
·
Tidak
sistematis 10
|
10 – 30
|
3
|
Pilihan kata
·
Menggunakan kata
yang sesuai dengan
Situasi
30
·
Menggunakan kata
yang kurang sesuai
Dengan situasi
20
·
Menggunakan kata
yang sesuai
Dengan situasi
10
|
10 – 30
|
Skor Maksimum
|
100
|
|
Sumber: Safari (2002:57)
5. Setelah
dikoreksi berdasarkan indicator penilaian, maka skor yang diperoleh setiap
indicator dijumlah.
6. Kemudian
nilainya dibagi dengan jumlah skor maksimal yang ditentukan, kemudian dikalikan
100% dengan rumus:
x 100%
Sumber:
Arikunto, 2002:242
7.
Hasil
perhitungan data dikonsultasikan dengan criteria tingkat kemampuan berdasarkan
tolok ukur dengan rentang skor sebagai berikut:
Table
3
Rentang Skor
Rentang skor
|
Kriteria
|
Kualitatif
|
80
– 100
|
A
|
Sangat baik
|
66 – 79
|
B
|
Baik
|
56 – 65
|
C
|
Sedang
|
40 – 55
|
D
|
Kurang
|
30
– 39
|
E
|
Sangat kurang
|
Sumber:
Arikunto, 2012:251
DAFTAR
PUSTAKA
Akhadiah, Sarbati. (1999). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia
Jakarta:
Erlangga.
Arikunto,Suharsimi. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Yogyakarta: Bumi
Aksara
Bahar
, Putra. (2010). Seni Pidato: 7 Langkah
Sukses Membawakan Pidato.
Bandung: Nuansa.
Dalman. (2012). Keterampilan
Menulis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Safari.
(2002). Pengujian dan Penelitian Bahasa
dan Sasrta Indonesia. Jakarta:
CV.
Roda Pengetahuan
Suhandang,
Kustadi. (2009). Retorika: Strategi,
Teknik, dan Taktik Pidato.
Bandung: Nuansa.
Syamsul, Asep. (2010). Lincah Menulis Pandai Berbicara.
Tangerang: SunshineBook.
No comments:
Post a Comment