PROSES MORFOLOGIS - AFIKSASI
PROSES MORFOLOGIS
Proses morfologis adalah proses pembentukan kata-kata
dari satuan yang lain yang merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 2009: 51).
·
Bentuk dasarnya berupa:
1. Kata
Contoh: menulis dibentuk dari kata tulis
gedung-gedung dibentuk dari kata gedung
2. Pokok
kata (prakatagorial)
Contoh: bertemu dibentuk dari kata temu
mengalir dibentuk dari
kata alir
3. Frase
Contoh: ketidakadilan dibentuk dari frase tidak adil
·
Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga proses
morfologis:
1. Proses
pembubuhan afiks (afiksasi)
2. Proses
pengulangan (reduplikasi)
3. Proses
pemajemukan/ perpaduan (komposisi)
Disamping tiga proses morfologis diatas, dalam bahasa Indonesia
sebenarnya masih ada satu proses lagi yang disebut dengan proses perubaan zero.
Proses ini hanya meliputi sejumlah kata tertentu, yakni kata yang termasuk
golongan kata verbal transitif, seperti : makan, minum, minta, dan mohon, yang
semuanya adalah kata verbal transitif (kata verbal yang dapat diikuti oleh
objek dan dapat diubah menjadi kata verbal pasif).
AFIKSASI
Afiksasi adalah proses pengimbuhan yang menghasilkan afiks.
Sedangkan afiks adalah sebuah bentuk morfem terikat yang diimbuhkan pada sebuah
dasar dalam proses pembentukan kata. Menurut Ramlan lebih lanjut menyebut afiksasi itu sebagai pembubuhan afiks pada
suatu satuan (bentuk), baik tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata.
Proses pembubuhan afiks sendiri ialah pembubuhan afiks pada
sesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun kompleks untuk
membentuk kata. Sedangkan afiks adalah sebuah bentuk berupa morfem terikat yang
diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata. Misal: ber- + jalan
= berjalan.
Jadi, afiksasi merupakan proses penambahan afiks pada
bentuk dasar dengan cara memadukan afiks itu pada bentuk dasarnya sehingga
menjadi satuan yang baru, baik dari sisi bentuk maupun dari sisi makna. Satuan
baru hasil dari proses penambahan afiks (afiksasi) ini disebut juga kata.
Macam-macam Afiks dalam bahasa Indonesia Berdasarkan
Letaknya:
1. Prefiks
Prefiks atau awalan adalah afiks yang dilekatkan
di awal bentuk dasar (Alwi dll, 2003: 31). Adapun prefiks dalam bahasa Indonesia meliputi;
·
ber-
: berjalan, berdiri, bekerja, belajar, berlari, bertamu, berpikir, dll
·
meN- :
membeli, mencuci, meniru, mendarat, mengampu, menyanyi, melihat, dll
·
memper- : memperbanyak, memperindah,
mempermudah, memperbesar, dll
·
di-
: dibeli, dicuri, diambil, didengar, diraba, dijilat, diputar, dimakan, dll
·
ter-
: terkenal, terinjak, terbawa, terhormat, terpandai, termakan, terdengar, dll
·
per-
: perlebar, perpanjang, persempit, perluas, perluas, perkecil, dll
·
peN-
: pembeli, penjual, penata, pengampu, pemakan, penyanyi, dll
·
pe-
: pedagang, pelari, peternak, pekebun, petinju, peserta, petenis, dll
·
pra/pre- : prasejarah,
praduga, praremaja, prefiks, prajabatan, prakarya, dll
2. Infiks
Infiks atau sisipan adalah afiks yang disisipkan di tengah bentuk dasar (Alwi dll, 2003: 31). Adapun infiks dalam bahasa Indonesia meliputi;
·
-el-
: telunjuk, temali, telapak, gelembung, geligi, pelatuk, gemulung
·
-er-
: serabut, seruling, gerigi
·
-em-
: kemuning, kemelut, kemilau, temali
·
-in-
: kinerja, sinambung, tinambah
3. Sufiks
Sufiks atau akhiran adalah afiks yang dilekatkan di bagian
belakang bentuk kata (Alwi dll, 2003: 31). Adapun sufiks dalam bahasa Indonesia
meliputi;
·
-an
: bacaan, makanan, tulisan, hitungan, catatan, kiriman
·
-kan
: ambilkan, carikan, satukan, pisahkan, dengarkan, bicarakan
·
-i1
: temui, jumpai, ambili, tulisi, tangkapi, pukuli, panggili, mintai
·
-i2
: alami, insani, hewani
·
-ah
: alamiah, insaniah, ilmiah
·
-wi
: duniawi, ragawi, manusiawi
·
-nya
: rupanya, tampaknya, agaknya, akhirnya
·
-wan
: ilmuwan, sastrawan, budayawan, karyawan, wartawan, bangsawan
·
-wati
: wartawati, karyawati, seniwati
·
-in
: muslimin, mukminin, hadirin
·
-at
: muslimat, mukminat, hadirat
·
-a/-i
: dewa-dewi, mahasiswa-mahasiswi, putra-putri, muda-mudi
Catatan:
Morfem-morfem -ku, -mu, -nya, dan kau seperti pada
bukunya, sepedaku, rumahmu, dll bukan merupakan afiks, melainkan termasuk
golongan klitik karena morfem-morfem tersebut arti leksikal, sedangkan afiks
tidak. Morfem –nya yang termasuk golongan klitik ialah morfem –nya yang jelas mempunyai
pertalian arti dengan ia. Morfem nya yang sudah tidak mempunyai pertalian arti
dengan ia, misalnya rupanya, agaknya, kiranya, tampaknya, akhirnya, termasuk
golongan afiks karena hubungan dengan arti leksikalnya sudah terputus.
Morfem –isme seperti dalam nasionalisme, patriotism, dinamisme, liberalism juga
tidak dapat dimasukkan ke dalam golongan afiks karena morfem tersebut jelas
masih memiliki arti leksikal. Morfem tersebut termasuk golongan klitika.
4. Konfiks
Konfiks atau imbuhan gabungan adalah gabungan prefiks dan sufiks
yang mengapit bentuk dasar secara bersamaan yang membentuk suatu kesatuan
fungsi dari satu arti dll, 2003: 32). Adapun konfiks dalam bahasa Indonesia meliputi;
·
meN-/-kan : membicarakan, menemukan, menyelesaikan,
melebarkan, mengatakan
·
men-/-i :
menjalani, memasuki, memukuli, mewarnai, melempari, menghadiri
·
ber-/-kan : berasaskan, beristrikan,
beratapkan, bermandikan, berdasarkan
·
ber-/-an : bepergian,
beterbangan, berlarian, berpandangan, beraturan, berhalangan
·
ke-/-an :
kalaparan, kedinginan, kehilangan, kehabisan, kehujanan, kebanjiran
·
peN-/-an : pendaftaran, penelitian,
pendanaan, pengumuman, penulisan
·
per-/-an : perbuatan,
pertemuan, perjanjian, pergerakan, perjuanagan
·
se-/-nya : sebenarnya,
sebaiknya, sesamanya, sesungguhnya, secepatnya
·
memper-/-kan
: memperbandingkan, memperbincangkan, mempermasalahkan
·
memper-/-i
: mempersenjatai, memperbarui, memperbaiki
Perhatikan contoh deretann paradigma kata berikut ini:
|
Bentuk dasar
Afiks
|
Selesai
|
Pukul
|
|
meN-/-kan
|
*menyelesaikan
|
memukulkan
|
|
-kan
|
selesaikan
|
pukulkan
|
|
-ber
|
*berselesai
|
*berpukul
|
|
di-
|
*deselesai
|
dipukul
|
|
peN-/-an
|
penyelesaian
|
pemukulan
|
|
pen-
|
penyelesai
|
pemukul
|
Melalui deretan paradigm di atas ditemukan bentuk dasar selesai dan pukul.
Dengan mempertimbangkan prinsip hierarki gramatikal, di samping bentuk gramatik
selesaikan tidak ditemukan bentuk gramatik *menyelesai. Ha itu mengindikasikan
bahwa tidak ada prefix meN- untuk bentuk dasar selesai. Dari itu dapat
disimpulkan bahwa prefix meN- dan sufiks –kan harus diimbuhkan atau dilekatkan
secara bersama-sama sebagai satu kesatuan afiks pada bentuk dasar selesai.
Dengan demikian, prefix meN- dan sufiks –kan pada kata menyelesaikan merupakan
afiks gabung sebagai sebuah afiks yang disebut konfiks meN-/-kan. Jadi, kata
menyelesaikan berunsur dua morfem, yaitu morfem afiks jenis konfiks (meN-/-kan)
dan morfem (selesai) sebagai bentuk dasarnya.
Selain itu, melalui deretan paradigmatic dan mempertimbangkan prinsip hierarki
diketahui bahwa di samping bentuk memukul ditemukan juga bentuk pukulkan. Hal
itu menunjukkan bahwa di samping dapat bergabung dengan prefiks meN-, satuan
pukul juga dapat bergabung dengan sufiks –kan. Hal itu berarti bahwa afiks meN-
dan –kan pada kata memukulkan masing-masing berstatus sebagai prefiks dan
sebagai sufiks. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap: prefiks meN- lebih
dahulu diimbuhkan pada bentuk dasar –pukul menjadi memukul, selanjutnya sufiks
–kan diimbuhkan kemudian pada bentuk dasar memukul menjadi memukulkan. Jadi,
kata memukukan berunsur tiga morfem, morfem prefiks (meN-), morfem (-pukul),
sebagai bentuk dasarya, dan sufiks (-kan)
Selain keempat afiks di atas, sebenarnya ada beberapa afiks yang jarang atau
bahkan tidak dapat digunakan daam bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut:
5. Interfiks
Interfiks adalah afiks yang muncul di antara dua elemen yang
membentuk kata majemuk (Kridalaksana, 2008: 95).
Contoh: interfiks -o- dalam kata morphology (bahasa Inggris)
Kata morphology berasal dari morph dan logy yang
memerlukan interfiks -o- sehingga gabungannya
bukan morphlogy melainkan morphology.
6. Simulfiks
Simulfiks adalah afiks yang tidak berbentuk suku kata dan yang
ditambahkan atau dileburkan pada dasar (Kridalaksana, 2008: 222). Dalam bahasa
Indonesia simulfiks dimanifestasikan dengan nasalisasi dari fonem pertama suatu
bentuk dasar, dan fungsinya ialah membentuk verba atau memverbalkan nomina,
adjektiva atau kelas kata lain. Simulfiks masih dianggap hanya terdapat dalam
bahasa Indonesia tidak baku.
Contoh: kopi → ngopi, soto → nyoto, sate → nyate, kebut → ngebut,
dll.
7. Suprafiks
Suprafiks atau superfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan
ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem
suprasegmental(Kridalaksana, 2008: 231).
Contoh: pada kata Batak Toba ásora yang artinya jerih dan asorá yang
artinya macam
8. Transfiks
Transfiks yaitu afiks yang berwujud vokal-vokal yang dimbuhkan pada
keseluruhan dasar. Dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya transfiks,
hanya ada pada bahasa Semit/Arab/Ibrani.
Contoh: f-r-h ‘senang’ + a-a-a à farraha
‘menyenangkan’
Fungsi Utama Proses Afiksasi, yaitu:
1. Fleksi,
yaitu afiksasi yang membentukkan alternant-alternant dari bentuk yang tetap
merupakan kata, atau unsur leksikal yang sama.
2. Derivasi,
yaitu afiksasi yang menurunkan kata atau unsure leksikal yang lain dari kata
atau unsur leksikal tertentu.
Simpulan
Afiksasi adalah proses pembubuhan
afiks pada sebuah bentuk dasar dengan melibatkan unsur dasar, afiks dan makna
gramatikal yang dihasilkan. Sedangkan afiks adalah sebuah bentuk berupa morfem
terikat yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata.
http://sembilanbahtera.blogspot.com/2011/09/proses-morfologis-afiksasi.html
No comments:
Post a Comment