Saturday, 17 March 2012

TIPS NYAMAN BERJILBAB


Oleh : AFRIASINTA  (101210004 BINA III C)
Jilbab atau kerudung merupakan pakaian wajib bagi setiap kaum muslimah. Jilbab yang dikenakan seorang muslimah bukan sekedar untuk tutup kepala, tetapi untuk menutupi aurat sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam ajaran agama Islam, yaitu jilbab harus mampu menutupi tubuh hingga bagian dada dan tidak transparan atau tembus pandang.
Pada dasarnya memakai jilbab adalah sesuatu yang tidak sulit dan menjadikan seorang muslimah menjadi lebih anggun. Namun masih banyak kaum muslimah yang memiliki banyak alasan jika harus diminta untuk menutupi auratnya dengan memakai jilbab seperti gerah atau panas, merepotkan, dll.
Walau iklim tropis di Indonesia membuat cuaca cenderung panas, namun tak akan menyurutkan niat yang iklas bagi seorang muslimah yang selalu taat dan tetap istiqomah di jalan Allah.
Ada beberapa tips agar kaum muslimah tetap anggun dan nyaman dalam beraktivitas dengan berjilbab, seperti :
©      Memilih jenis jilbab dengan kain yang tidak terlalu tebal dan keras tetapi tidak transparan agar tidak terasa panas.
©      Memilih jilbab dengan bentuk yang praktis sehingga memudahkan atau tidak merepotkan muslimah saat memakai jilbab dan tidak terlalu menggunakan waktu yang cukup lama saat memakai jilbab.
©      Agar rambut tidak nampak atau keluar, gunakanlah kerudung dalaman dengan bahan kain yang dingin dan mudah menyerap keringat dengan warna yang disesuaikan dengan jilbab luarnya.
©      Menggunakan jilbab sesuai dengan keadaan ataupun acara yang akan dihadiri seperti pada saat di rumah atau di perkuliahan menggunakan jilbab yang sederhana tanpa aksesoris yang berlebihan, dan bila menghadiri suatu acara pesta dapat menggunakan tambahan aksesoris agar terlihat lebih anggun.
©      Agar lebih menarik, pilihlah warna-warna yang disesuaikan dengan busana yang dipakai atau sesuaikan dengan raut muka sehingga wajah tidak terlihat pucat dan tetap berseri memancarkan cahaya muslimahnya.
Demikian beberapa tips berjilbab agar muslimah tidak lagi merasa panas, gerah, tidak percaya diri atau merepotkan, dan tetap melaksanakan kewajibannya dalam menutupi auratnya.

SOAL KUIS MORFOLOGI



1.    Proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan afiks, mengulangan, penggabungan, pemendekan dan pengubahan status termasuk ke dalam proses . . .
a.    Konversi
b.    Reduplikasi
c.    Morfologi
d.    Afiksasi
e.    Akronimisasi

2.    Perhatikan contoh :
Ø  Me + adu ® mengadu
Ø  Siang ® siyang
Ø  Suami ® suwami
Ketiga contoh termasuk termasuk ke dalam . . .
a.    Pemunculan fonem
b.    Pelesapan fonem
c.    Peluluhan fonem
d.    Perubahan fonem
e.    Pergeseran fonem

3.    Berubahnya posisi sebuah fonem dari satu suku kata ke dalam suku kata yang lainnya disebut . . .
a.    Pergeseran fonem
b.    Perubahan fonem
c.    Peluluhan fonem
d.    Pelesapan fonem
e.    Pemunculan fonem

4.    Menurut Verhaar, afiksasi yang terdiri atas golongan kata yang tidak sama, contohnya mengajar-pengajar disebut . . .
a.    Fleksi
b.    Derivasi
c.    Prefiks
d.    Sufiks
e.    Konfiks

5.    Menurut Verhaar, pengulangan satuan gramatikal, baik seluruh maupun sebagian, baik disertai variasi fonem maupun tidak adalah . . .
a.    Afiksasi
b.    Reduplikasi
c.    Komposisi
d.    Akronimisasi
e.    Konversi



6.    Contoh proses akronimisasi seperti : Prof. pada Profesor, Bu. pada Ibu, atau Pak. pada Bapak, tergolong pada jenis akronimisasi . . .
a.    Singkatan
b.    Penggalan
c.    Akronim
d.    Kontraksi
e.    Lambang huruf

7.    Modifikasi, derivasi zero, transmutasi, suplemasi sering juga disebut . . .
a.    Afiksasi
b.    Reduplikasi
c.    Komposisi
d.    Akronimisasi
e.    Konversi

8.    Wujud fisik dari hasil proses afiksasi adalah kata berafiks, sedangkan wujud fisik dari proses reduplikasi adalah . . .
a.    Kata dasar
b.    Kata turunan
c.    Kata terbitan
d.    Kata ulang
e.    Kata gabung

9.    Makna yang mempunyai hubungan erat dengan komponen makna yang dimiliki oleh bentuk dasar yang terlibat dalam proses pembentukan makna disebut . . .
a.    Makna leksikal
b.    Makna gramatikal
c.    Makna kontekstual
d.    Makna idiomatikal
e.    Makna dasar

10. Perubahan morfemis yang menghasilkan kata dengan identitas morfemis yang lain disebut . . .
a.    Inflektif
b.    Derivatif
c.    Transitif
d.    Imperaktif
e.    Prefiks zero

11. Morfofonemik dalam proses pembentukan kata yang memiliki contoh sepertii “memutarbalikan/menyebarluaskan” terjadi dalam proses . . .
a.    Komposisi
b.    Reduplikasi
c.    Afiksasi
d.    Konversi
e.    Akronimisasi


12. Morfofonemik dalam proses pembentukan kata yang memiliki contoh seperti “bermaaf-maafan” terjadi dalam proses . . .
a.    Komposisi
b.    Reduplikasi
c.    Afiksasi
d.    Konversi
e.    Akronimisasi

13. Morfofonemik dalam proses pengimbuhan dengan prefiks me- dapat berupa pengekalan fonem yang artinya tidak ada fonem yang berubah. Contoh yang paling benar yaitu . . .
a.    Me + baca ® membaca
b.    Me + wasiat ® mewasiat
c.    Me + dengar ® mendengar
d.    Me + hunus ® menghunus
e.    Jawaban semua benar

14. Yang biasanya digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi dasar dalam satu proses morfologi adalah . . .
a.    Bentuk dasar atau dasar (base)
b.    Morfem dasar
c.    Pangkal (stem)
d.    Akar (root)
e.    Leksem

15. Morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsure suprasegmental), melainkan berupa kekosongan disebut morfem . . .
a.    Morfem utuh
b.    Morfem terbagi
c.    Morfem segmental
d.    Morfem suprasegmental
e.    Morfem beralomorf zero

16. Pemunculan fonem glotal dapat terjadi apabila sufiks –an diimbuhkan pada bentuk dasar yang berakhir dengan vocal  . . .
a.    /i/
b.    /u/
c.    /a/
d.    /e/
e.    /o/




17. Salah satu proses morfologis yang menyebabkan adanya bentuk yang sama sekali baru disebut . . .
a.    Suplisi
b.    Perubahan intern
c.    Modifikasi kosong
d.    Reduplikasi
e.    Akronimisasi

18. Pada kata berpakaian, mula-mula kata berpakaian menjadi bentuk ber- dan pakaian, lalu menjadi bentuk pakai dan –an, merupakan kata yang di cerai-ceraikan data kebahasaannya di sebut . . .
a.    Proses morfologi
b.    Proses semantik
c.    Analisis morfologi
d.    Analisis semantik
e.    Dasar morfologi

19. Yang mencoba menyusun dari komponen-komponen kecil menjadi sebuah bentuk yang lebih besar yang berupa kata kompleks adalah . . .
a.    Proses morfologi
b.    Proses semantik
c.    Dasar morfologi
d.    Analisis semantik
e.    Analisis morfologi

20. Proses pengimbuhan pada akar kata yang mengakibatkan perubahan makna/pemakaian disebut . . .
a.    Fleksi
b.    Derivasi
c.    Polimorfemis
d.    Alomorf zero
e.    Aglutinatif

21. Afiks yang tidak distributif, yang tidak memiliki kemampuan untuk melekatkan diri pada bentuk lain yang lebih banyak, terbatas pada satuan-satuan tertentu di sebut . ..
a.    Afiks produktif
b.    Afiks improduktif
c.    Afiks distributif
d.    Afiks imdistributif
e.    Afiks kompleks

22. Proses reduplikasi dapat bersifat paradigmatic dan dapat pula bersifat derivasional. Reduplikasi yang paradigmatic artinya . . .
a.    Mengubah identitas leksikal
b.    Tidak mengubah identitas leksikal
c.    Mengubah identitas gramatikal
d.    Tidak mengubah identitas gramatikal
e.    Mengubah bentuk dasar

23. Bentuk yang terjadi dari hasil reduplikasi disebut . . ., sedangkan bentuk (satuan) yang diulang di sebut . . .
a.    Kata ulang, kata gabung
b.    Kata gabung, kata ulang
c.    Bentuk dasar, kata ulang
d.    Kata ulang, bentuk dasar
e.    Bentuk dasar, kata gabung

24. Sebuah bentuk ulang yang mengulang sebagian bentuk dasar dan bentuk itu terikat kepada bentuk dasar adalah . . .
a.    Bentuk ulang regresif
b.    Bentuk ulang progresif
c.    Bentuk ulang sebagian
d.    Bentuk ulang seluruhnya
e.    Bentuk ulang serempak

25.  Perhatikan contoh berikut!
§      Gerak ® gerak-gerik
§      Serba ® serba-serbi
§      Lauk ® lauk-pauk
§      Ramah ® ramah-tamah
Contoh di atas merupakan jenis pengulangan . . .
a.    Pengulangan dengan perubahan fonem
b.    Pengulangan serempak dengan afiksasi
c.    Pengulangan bentuk mirip kata ulang
d.    Pengulangan dengan perubahan afiksasi
e.    Pengulangan serempak dengan fonem





26. Bentuk lingual atau satuan gramatikal yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatis tidak memiliki sifat bebas tetapi dapat dijadikan bentuk dasar suatu kata kompleks disebut . . .
a.    Akar kata
b.    Bentuk dasar
c.    Kata turunan
d.    Pokok kata
e.    Gabungan kata

27. Terbentuknya kata dalam bentuk dan makna sesuai dengan keperluan dalam satu tindak pertuturan merupakan . . .
a.    Awal dari proses morfologi
b.    Dasar dari proses morfologi
c.    Ujung dari proses morfologi
d.    Morfem dari proses morfologi
e.    Afiks dari proses morfologi

28. Akar dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata, sedangkan afiks tidak dapat. Mengapa demikian?
a.    Karena akar memiliki makna, sedangkan afiks hanya menjadi penyebab terjadinya makna gramatikal
b.    Karena akar memiliki makna, sedangkan afiks hanya menjadi penyebab terjadinya makna leksikal
c.    Karena akar memiliki makna gramatikal, sedangkan afiks hanya menjadi penyebab terjadinya makna
d.    Karena akar memiliki makna leksikal, sedangkan afiks hanya menjadi penyebab terjadinya makna
e.    Karena akar memiliki makna gramatikal, sedangkan afiks hanya menjadi penyebab terjadinya makna leksikal.

29. Model analisis morfologi yang tertua dalam sejarah linguistik adalah . . .
a.    Teknik analisis unsur bawahan langsung
b.    Model analisis unsur bawahan langsung
c.    Model paradigma
d.    Model tata nama
e.    Model proses

30. Apa yang menjadi kesamaan antara morf dan alomorf?
a.    Wujud kata
b.    Makna
c.    Status
d.    Dasar kata
e.    Wujud fisik
31. Bentuk-bentuk yang termasuk preposisi dan konjungsi seperti dan, oleh, di, dan karena secara morfologis termasuk ke dalam  . . .
a.    Morfem bebas
b.    Morfem terikat
c.    Morfem utuh
d.    Morfem terbagi
e.    Morfem segmental

32. Makna gramatikal yang terdapat dalam proses afiksasi sangat tergantung pada komponen makna yang dimiliki oleh . . .
a.    Bentuk dasarnya
b.    Kata dasarnya
c.    Pokok katanya
d.    Morfem dasarnya
e.    Alomorf dasarnya

33. Yang merupakan satuan terbesar dalam tataran morfologi dan satuan terkecil dalam tataran sintaksis adalah . . .
a.    Kata
b.    Kalimat
c.    Klausa
d.    Frase
e.    Wacana

34. Louis Hjelmslev mengambil konsep De Saussure dan mengganti istilah asosiatif dengan istilah . . .
a.    Gramatikal
b.    Leksikal
c.    Disosiatif
d.    Struktur
e.    Paradigmatik

35. Dari bentuk leksem ada bentuk-bentuk turunannya, kecuali . . .
a.    Leksikon
b.    Leksikal
c.    Leksikologi
d.    Leksikografi
e.    Leksikosiasi



36. Dalam ragam nonbaku ada afiks nasal yang direalisasikan dengan nasal m-, n-, ny-, ng-, dan nge-. Kridalaksana menyebutkan afiks nasal tersebut dengan istilah . . .
a.    Simulfiks
b.    Sikonfiks
c.    Siinfiks
d.    Sisufiks
e.    Simafiks

37. Dalam hal semantik, morfologi membicarakan makna gramatikal, maka leksikologi membicarakan makna . . .
a.    Leksikologi
b.    Leksikal
c.    Leksikosiasi
d.    Leksikografi
e.    Leksikon

38. De Saussure membedakan adanya dua macam hubungan yang terdapat antara satuan-satuan bahasa yaitu hubungan . . . dan hubungan . . .
a.    Sintagmatik dan leksikologi
b.    Sintagmatik dan asosiatif
c.    Asosiatif dan paradigmatik
d.    Sintagmatik dan morfologi
e.    Sintagmatik dan paradigmatik

39. Firth seorang linguis Inggris menyebut hubungan sintagmatik dengan istilah  . . . dan hubungan paradigmatik dengan istilah . . .
a.    Struktur, makna
b.    Struktur, sistem
c.    Sistem, struktur
d.    Makna, struktur
e.    Sistem, makna

40. Morfem dasar, seperti henti, juang, dan geletak, untuk dapat digunakan maka ketiga morfem tersebut harus terlebih dahulu diberi afiks atau digabung dengan morfem lain seperti berhenti, berjuang, dan tergeletak. Hal tersebut merupakan contoh morfem . . .
a.    Bebas
b.    Terikat
c.    Afiks
d.    Segmental
e.    Suprasegmental



JAWABAN

1.    C         11. A               21. B               31. A
2.    A         12. B               22. B               32. A
3.    A         13. B               23. D               33. A
4.    B         14. A               24. B               34. E
5.    B         15. E               25. A               35. E
6.    B         16. C               26. D               36. A
7.    E         17. A               27. C               37. B
8.    D         18. C               28. A               38. B
9.    B         19. A               29. C               39. A
10. B         20. E               30. E               40. B