BAB I
PENGUNGKAPAN
CERPEN
Judul : Bukan Hanya Sekedar Cinta
Karya :AHMAD ZUBAIDI
Pagi ini adalah pagi yang cerah untuk melalui
semua kisah hidup perjalanan anak manusia yang selalu dihiasi oleh cinta dan
cita setinggi langit.
Aku bahagia pagi itu. Jam dinding menunjukan pukul 6 pagi, aku
disambut sang mentari pagi hari, dan aku pun membalasnys dengan senyuman.
Kuraih handuk dan bergegas ke kamar mandi, hari itu aku sangat
bersemangat untuk pergi kuliah, karena hari itu adalah hari pertama aku masuk kuliah
di semester genap, setelah libur panjang semester ganjil berlalu. Aku tidak
sabar rasanya ingin cepat-cepat sampai kampus dan bisa bertemu dengan
seseorang. Pagi itu aku sangat tergesa-gesa, “mad kok kamu tumben amat masih
jam segini udah udah siap-siap mau berangkat ” tanya Kader tetangga kamar ku
sambil menuju kamar mandi. “iya Der, aku ada urusan penting nih “. Jawab ku
sambil tersenyum. Kemudian aku langsung bergegas berangkat ke kampus dengan
membawa segumpal harapan.
Aku seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi suasta yang ada di
Bandar Lampung, sebenarnya dulu saya sama sekali tidak berminat masuk perguruan
tinggi tersebut, mukin karena tuntutan dari orang tua ku yang meminta aku agar
mengambil perguruan tingga yang khusus di bidang keguruan, tapi semua ini aku
jalani dengan apa adanya. Awalnya memang susah menyesuaikan diri tapi lama-lama
aku mulai terbiasa dengan keadaan ku sekarang ini.
Di perjalanan menuju kampus, tepatnya didekat warnet dekat kampus
aku bertemu dengan teman satu kelas ku. “wah apa kabar yu” tanya ku sambil
berjabat tangan. “kabar baik Mad” jawab Bayu dengan sedikit tersenyum khas dia.
“lama tidak ketemu, kamu makin gemuk ja Yu” sambit ku. “ahh, ,bisa saja kamu Mad,aku
mah dari dulu memang badan ku segini” jawab Bayu. Kami pun berjalan bersama
sambil ngobrol-ngobrol ala kami, pada saat itu Bayu adalah teman paling dekat
dengan aku, dia memang selalu berangkat pagi terus, karena rumahnya agak
lumayan jauh dari kampus, untuk menghindari kemacetan dia berinisiatif
berangkat lebih awal, supaya tidak telat masuk kuliah.
Sesampainya di kampus kami langsung duduk di depan kelas, karena
saat saya menengok di dalam kelas baru ada beberapa mahasiswa, ternyata aku
kepagian.
Kami pun meneruska obrolan kami yg sempat teputus, tapi sudah ganti
topik, bayu pun cerita tentang liburan di kampung halaman, aku juga tidak mau
kalah, seusai dia cerita aku pun langsung melanjutkan cerita ku selama liburan
di kampung. Asik ngobrol-ngobrol aku sampai terlupa sesuatu, kalau aku tadi
sedang menunggu seseorang, setelah ingat aku langsung bergegas masuk kelas dan
melihat apakah orang yang aku tunggu sudah ada di dalam kelas apa belum
berangkat. Setelah aku masuk kelas aku lihat ternyata orang itu belum datang.
Aku pun langsung meninggalkan ruangan tersebut sambil melihat jam tangan ku
yang selalu setia menempel di tangan kiri ku.
“kenapa mad” tanya bayu, dengan wajah yang penasaran. “gak papa yu”
jawab ku.
Aku pun duduk kembali di samping bayu, aku mulai sedikit gelisah,
ku ambil handphon ku dari saku celana, dan mulai mengetik sms untung si dia,
tapi sayangnya di area gedung kampus sangat susah sinyal, jadi aku tidak jadi
mengirim pesan.
Tidak lama berselang seseorang yang aku tunggu-tunggu kehadirannya
ternyata datang juga, pucuk di cinta ulam pun tiba, ,dari kejauhan aku pandangi dia, dan dari
jauh terlihat dia mengenakan kemeja berwarna kuning, sambil berjalan ia sedikit
menundukan kepala, mungkin dia agak sedikit malu setelah tau kalau aku dari
kejauhan memandanginya. Kedua tangannya sedang memegang handphon sambil terus
berjalan kearah ku. Jalannya bak seorang putri, lemah gemulai, sungguh sangat
anggun, itulah peri hati ku. Ya Afriasintalah namanya, dia seorang yang agak
sedikit pendiam di kelas, dia juga salah satu mahasiswa yang pandai, tidak terlalu
banyak omong tapi sedikit saja dia bicara sungguh indah terdengar di telinga
ku, bagaikan mendengarkan alunan-alunan syair yang merdu.
Ketika dia tepat di depan ku, Sinta pun senyum dan mengucapkan
salam pada ku, “assalamualaikum” sungguh alunan salam yang termerdu yang pernah
aku dengar, “wa’alaikumsallam” jawabku sambil melihat wajahnya yang amat sangat
elok, mungkin ini senyum terindah yang aku dapat seumur hidup ku.
Aku sedikit bingung dengan apa yang aku rasakan, aku benar-benar
tidak tau apa yang aku rasakan saat itu, senang, bahagia, pokoknya seperti itu
lah campur aduk jadi satu. Apa munggkin itu yang dinamakan cinta, atau hanya
sesaat saja,aku juga tidak tau.
Memang sih dia bukan orang yang pertama bagi ku, dulu juga pernah
ada satu hati yang mengisi hidup ku, tapi sayang itu semua hanya sementara.
Tapi sudah lah lupakan saja itu semua hanyalah masa lalu. Yang lalu biarlah
berlalu. Lupakan masa lalu.
Pagi itu kebetulan kami tidak ada kuliah, karena dosen yang
bersangkutan berhalangan hadir, biasa lah hari pertama kuliah, mungkin lagi
pada malas-malasan. Saat itu suasana kelas sangat gaduh, ada yang keluar masuk,
ada yang makan jajanan, banyak juga yang pada ngobrol-ngobrol. Ya mukin karena
mereka sudah lama tidak berjumpa jadi saling melepas rindu dengan
teman-temannya.
Mataku teralih kan untuk melihat sinta, aku selalu mencuri pandang
dengan dia, aku pandangi dia, rasanya tak sedikit pun aku merasa jemu untuk
melihat wajahnya yang begitu indah untuk dipandang.
Setelah lama aku memandang dia, tiba-tiba dia pun berbalik
memandang aku, kontan saja aku langsung mengalihkan pandangan ku, dan pura-pura
ikut ngobrol dengan teman yang duduk di samping ku. Tidak lama berselang sinta
keluar kelas dengan teman akrabnya, dia duduk di depan kelas, aku pun berinisiatif
untuk ikut keluar mendekatinya.
Sebenarnya aku dan sinta itu sudah jadian dari pertengahan liburan
semester lalu. Aku menyatakan perasaan ku lewat pesan singkat, dan sama sekali
aku tidak menduga dia pun mempunyai perasaan yang sama dengan apa yang aku
rasakan.
Pada saat itu tidak ada satu pun teman –teman satu kelas ku yang
tau kalau kami ini sudah pacaran. Kami memang sengaja tidak mempublikasikan
hubungan kami, karena kami akan merasa tidak nyaman jika semua teman-teman satu
kelas tau.
Aku berfikir kalu ini kesempatan aku untuk ngobrol dengan sinta,
aku pun bergegas keluar kelas dan duduk tepat di samping kiri dimana sinta
duduk. “apa kabar nih” tanyaku sambil memandang wajahnya. “kabar baik, kamu
sendiri apa kabar” jawabnya dan bertanya balik pada ku. “alhamdulillah sehat”
jawab ku sambil tersenyum, dan ia pun membalas senyum.
Kami pun mulai akrab, ngobrol-ngobrol, bercanda ria, dan bercerita
tentang liburan di kampung. Tapi jujur pada saat itu awalnya aku sempat grogi
ngobrol dengan dia, tapi syukurla akhirnya aku bisa mengatasi semua itu. Dan
akhirnya lama kelamaan aku sudah mulai terbiasa ngobrol dengannya. Dan entah
mengapa hati ini, perasaan ini nyaman sekali ketika dekat dengan dia. Dari situ
lah aku mulai yakin bahwa ini memang benar-benar cinta.
Kami pun terlelap oleh waktu, sangking asiknya ngobrol tidak terasa
adzan zuhur pun dikumandangkan.
“alhamdulilah sudah adzan” ucap ku. “iya nih, gak sadar ya waktu begitu
cepat” sambut dia. “oya, aku pulang dulu ya ?” tanya ku sambil memasukan hp ke
dalam saku kemeja ku. “ya, aku juga mau pulang kok” jawabnya sambil merapikan
jilbabnya.
Kami pun bergegas meninggalkan kelas, tapi pada saat itu rasanya
aku tidak ingin pisah jauh dari sinta. Rasanya ingin selalu dekat-dekat
dirinya. Kemudian kami pun keluar bareng dan berpisah tepat didepan gedung,
karena tempat tinggal kami beda arah. Sesampainya di kontrakan aku langsung
berbaring di tempat tidur ku, sambil melihat-lihat foto sinta yang ada di hp
ku, aku pun tersenyum sendiri, dan menggumam “oh ini to yang namanya cinta”.
Begitu lah awalmu aku mulai merasakan sesuatu yang indah lebih dari
sekadar cinta. Dan sampai saat ini hubungan kami berdua masih tetap seperti
yang dulu, tetap adem ayem. Dan kami pun saling membangun komitmen untuk tetap dan
selalu bersama meski apapun yang terjadi. Dan kami berharap Allah meridhoi
hubungan ini.
BAB II
ANALISIS CERPEN
2.1
Unsur Intrinsik :
ü Tema : Percintaan
ü Judul : Bukan Hanya Sekedar Cinta
ü Amanat : Kita saling menyayangi
ü Alur/Plot : Campuran
ü Penokohan : Tokoh utama adalah Ahmad.
Tokoh tambahan adalah Sinta, Kader,
Bayu.
ü Setting/latar : Tempat → rumah, kampus
Waktu → pagi dan siang
Suasana → bahagia
ü Perwataakan : Ahmad → baik, ramah,
Sinta → baik, sopan.
ü Point
Of View :
Orang pertama
ü Suspense
dan Foreshadowing : Meluapkan perasaan rindu
ü Limited
Fokus dan Unity : Bertemu saat
pertama masuk kuliah
setelah
libur panjang
ü Bahasa : Bahasa Nasional
ü Gaya
Bahasa dan Majas : Pribahasa → pucuk di
cinta ulam pun tiba,
Hiperbola ® cita setinggi langit,
Hiperbola ® segumpal harapan,
Metafora ® Sang Mentari,
Simile ® jalannya bak seorang putri,
Antonaomate ® peri hatiku.
2.2
Unsur Ekstrinsik
Mengandung nilai
kemanusiaan yaitu cinta dan kasih sayang.
2.3
Kata-kata Kunci/Estetika
»
Hidup dihiasi oleh cinta,
»
Cinta dan cita setinggi langit,
»
Sang mentari pagi,
»
Segumpal harapan,
»
Pucuk dicinta ulampun tiba,
»
Jalannya bak seorang putri,
»
Peri hatiku,
»
Bagaikan mendengar alunan-alunan syair
yang merdu.
BAB III
KESIMPULAN
Cerpen adalah suatu karangan prosa pendek dan berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku, tokoh dalam cerita dengan memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada tokoh. Salah satu contoh cerpen yaitu Bukan Hanya Sekedar Cinta yang tergolong cerpen cinta. Dalam cerpen tersebut menceritakan bahwa seorang anak manusia yang meraskan rindu dengan kekesihnya, dan akhirnya bertemu dengan suasana bahagia.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment