Saturday, 17 March 2012

Cerpen


BAB I
 PENGUNGKAPAN CERPEN

Judul             : Bukan Hanya Sekedar Cinta
Karya                   :AHMAD ZUBAIDI
Pagi ini adalah pagi yang cerah untuk melalui semua kisah hidup perjalanan anak manusia yang selalu dihiasi oleh cinta dan cita setinggi langit.
Aku bahagia pagi itu. Jam dinding menunjukan pukul 6 pagi, aku disambut sang mentari pagi hari, dan aku pun membalasnys dengan senyuman.
Kuraih handuk dan bergegas ke kamar mandi, hari itu aku sangat bersemangat untuk pergi kuliah, karena hari itu adalah hari pertama aku masuk kuliah di semester genap, setelah libur panjang semester ganjil berlalu. Aku tidak sabar rasanya ingin cepat-cepat sampai kampus dan bisa bertemu dengan seseorang. Pagi itu aku sangat tergesa-gesa, “mad kok kamu tumben amat masih jam segini udah udah siap-siap mau berangkat ” tanya Kader tetangga kamar ku sambil menuju kamar mandi. “iya Der, aku ada urusan penting nih “. Jawab ku sambil tersenyum. Kemudian aku langsung bergegas berangkat ke kampus dengan membawa segumpal harapan.
Aku seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi suasta yang ada di Bandar Lampung, sebenarnya dulu saya sama sekali tidak berminat masuk perguruan tinggi tersebut, mukin karena tuntutan dari orang tua ku yang meminta aku agar mengambil perguruan tingga yang khusus di bidang keguruan, tapi semua ini aku jalani dengan apa adanya. Awalnya memang susah menyesuaikan diri tapi lama-lama aku mulai terbiasa dengan keadaan ku sekarang ini.
Di perjalanan menuju kampus, tepatnya didekat warnet dekat kampus aku bertemu dengan teman satu kelas ku. “wah apa kabar yu” tanya ku sambil berjabat tangan. “kabar baik Mad” jawab Bayu dengan sedikit tersenyum khas dia. “lama tidak ketemu, kamu makin gemuk ja Yu” sambit ku. “ahh, ,bisa saja kamu Mad,aku mah dari dulu memang badan ku segini” jawab Bayu. Kami pun berjalan bersama sambil ngobrol-ngobrol ala kami, pada saat itu Bayu adalah teman paling dekat dengan aku, dia memang selalu berangkat pagi terus, karena rumahnya agak lumayan jauh dari kampus, untuk menghindari kemacetan dia berinisiatif berangkat lebih awal, supaya tidak telat masuk kuliah.
Sesampainya di kampus kami langsung duduk di depan kelas, karena saat saya menengok di dalam kelas baru ada beberapa mahasiswa, ternyata aku kepagian.
Kami pun meneruska obrolan kami yg sempat teputus, tapi sudah ganti topik, bayu pun cerita tentang liburan di kampung halaman, aku juga tidak mau kalah, seusai dia cerita aku pun langsung melanjutkan cerita ku selama liburan di kampung. Asik ngobrol-ngobrol aku sampai terlupa sesuatu, kalau aku tadi sedang menunggu seseorang, setelah ingat aku langsung bergegas masuk kelas dan melihat apakah orang yang aku tunggu sudah ada di dalam kelas apa belum berangkat. Setelah aku masuk kelas aku lihat ternyata orang itu belum datang. Aku pun langsung meninggalkan ruangan tersebut sambil melihat jam tangan ku yang selalu setia menempel di tangan kiri ku.
“kenapa mad” tanya bayu, dengan wajah yang penasaran. “gak papa yu” jawab ku.
Aku pun duduk kembali di samping bayu, aku mulai sedikit gelisah, ku ambil handphon ku dari saku celana, dan mulai mengetik sms untung si dia, tapi sayangnya di area gedung kampus sangat susah sinyal, jadi aku tidak jadi mengirim pesan.

Tidak lama berselang seseorang yang aku tunggu-tunggu kehadirannya ternyata datang juga, pucuk di cinta ulam pun tiba, ,dari kejauhan aku pandangi dia, dan dari jauh terlihat dia mengenakan kemeja berwarna kuning, sambil berjalan ia sedikit menundukan kepala, mungkin dia agak sedikit malu setelah tau kalau aku dari kejauhan memandanginya. Kedua tangannya sedang memegang handphon sambil terus berjalan kearah ku. Jalannya bak seorang putri, lemah gemulai, sungguh sangat anggun, itulah peri hati ku. Ya Afriasintalah namanya, dia seorang yang agak sedikit pendiam di kelas, dia juga salah satu mahasiswa yang pandai, tidak terlalu banyak omong tapi sedikit saja dia bicara sungguh indah terdengar di telinga ku, bagaikan mendengarkan alunan-alunan syair yang merdu.
Ketika dia tepat di depan ku, Sinta pun senyum dan mengucapkan salam pada ku, “assalamualaikum” sungguh alunan salam yang termerdu yang pernah aku dengar, “wa’alaikumsallam” jawabku sambil melihat wajahnya yang amat sangat elok, mungkin ini senyum terindah yang aku dapat seumur hidup ku.
Aku sedikit bingung dengan apa yang aku rasakan, aku benar-benar tidak tau apa yang aku rasakan saat itu, senang, bahagia, pokoknya seperti itu lah campur aduk jadi satu. Apa munggkin itu yang dinamakan cinta, atau hanya sesaat saja,aku juga tidak tau.
Memang sih dia bukan orang yang pertama bagi ku, dulu juga pernah ada satu hati yang mengisi hidup ku, tapi sayang itu semua hanya sementara. Tapi sudah lah lupakan saja itu semua hanyalah masa lalu. Yang lalu biarlah berlalu. Lupakan masa lalu.
Pagi itu kebetulan kami tidak ada kuliah, karena dosen yang bersangkutan berhalangan hadir, biasa lah hari pertama kuliah, mungkin lagi pada malas-malasan. Saat itu suasana kelas sangat gaduh, ada yang keluar masuk, ada yang makan jajanan, banyak juga yang pada ngobrol-ngobrol. Ya mukin karena mereka sudah lama tidak berjumpa jadi saling melepas rindu dengan teman-temannya.
Mataku teralih kan untuk melihat sinta, aku selalu mencuri pandang dengan dia, aku pandangi dia, rasanya tak sedikit pun aku merasa jemu untuk melihat wajahnya yang begitu indah untuk dipandang.
Setelah lama aku memandang dia, tiba-tiba dia pun berbalik memandang aku, kontan saja aku langsung mengalihkan pandangan ku, dan pura-pura ikut ngobrol dengan teman yang duduk di samping ku. Tidak lama berselang sinta keluar kelas dengan teman akrabnya, dia duduk di depan kelas, aku pun berinisiatif untuk ikut keluar mendekatinya.
Sebenarnya aku dan sinta itu sudah jadian dari pertengahan liburan semester lalu. Aku menyatakan perasaan ku lewat pesan singkat, dan sama sekali aku tidak menduga dia pun mempunyai perasaan yang sama dengan apa yang aku rasakan.
Pada saat itu tidak ada satu pun teman –teman satu kelas ku yang tau kalau kami ini sudah pacaran. Kami memang sengaja tidak mempublikasikan hubungan kami, karena kami akan merasa tidak nyaman jika semua teman-teman satu kelas tau.
Aku berfikir kalu ini kesempatan aku untuk ngobrol dengan sinta, aku pun bergegas keluar kelas dan duduk tepat di samping kiri dimana sinta duduk. “apa kabar nih” tanyaku sambil memandang wajahnya. “kabar baik, kamu sendiri apa kabar” jawabnya dan bertanya balik pada ku. “alhamdulillah sehat” jawab ku sambil tersenyum, dan ia pun membalas senyum.
Kami pun mulai akrab, ngobrol-ngobrol, bercanda ria, dan bercerita tentang liburan di kampung. Tapi jujur pada saat itu awalnya aku sempat grogi ngobrol dengan dia, tapi syukurla akhirnya aku bisa mengatasi semua itu. Dan akhirnya lama kelamaan aku sudah mulai terbiasa ngobrol dengannya. Dan entah mengapa hati ini, perasaan ini nyaman sekali ketika dekat dengan dia. Dari situ lah aku mulai yakin bahwa ini memang benar-benar cinta.


Kami pun terlelap oleh waktu, sangking asiknya ngobrol tidak terasa adzan zuhur pun dikumandangkan.  “alhamdulilah sudah adzan” ucap ku. “iya nih, gak sadar ya waktu begitu cepat” sambut dia. “oya, aku pulang dulu ya ?” tanya ku sambil memasukan hp ke dalam saku kemeja ku. “ya, aku juga mau pulang kok” jawabnya sambil merapikan jilbabnya.
Kami pun bergegas meninggalkan kelas, tapi pada saat itu rasanya aku tidak ingin pisah jauh dari sinta. Rasanya ingin selalu dekat-dekat dirinya. Kemudian kami pun keluar bareng dan berpisah tepat didepan gedung, karena tempat tinggal kami beda arah. Sesampainya di kontrakan aku langsung berbaring di tempat tidur ku, sambil melihat-lihat foto sinta yang ada di hp ku, aku pun tersenyum sendiri, dan menggumam “oh ini to yang namanya cinta”.
Begitu lah awalmu aku mulai merasakan sesuatu yang indah lebih dari sekadar cinta. Dan sampai saat ini hubungan kami berdua masih tetap seperti yang dulu, tetap adem ayem. Dan kami pun saling membangun komitmen untuk tetap dan selalu bersama meski apapun yang terjadi. Dan kami berharap Allah meridhoi hubungan ini.









BAB II
ANALISIS CERPEN

2.1 Unsur Intrinsik :
ü  Tema                                       : Percintaan
ü  Judul                                       : Bukan Hanya Sekedar Cinta
ü  Amanat                                   : Kita saling menyayangi
ü  Alur/Plot                                 : Campuran
ü  Penokohan                              : Tokoh utama adalah Ahmad.
  Tokoh tambahan adalah Sinta, Kader,
   Bayu.
ü  Setting/latar                             : Tempat → rumah, kampus
  Waktu → pagi dan siang
  Suasana → bahagia
ü  Perwataakan                            : Ahmad → baik, ramah,
  Sinta → baik, sopan.
ü  Point Of View                                    :  Orang pertama
ü  Suspense dan Foreshadowing : Meluapkan perasaan rindu
ü  Limited Fokus dan Unity       :  Bertemu saat pertama masuk kuliah
   setelah libur panjang
ü  Bahasa                                     : Bahasa Nasional
ü  Gaya Bahasa dan Majas          : Pribahasa → pucuk di cinta ulam pun tiba,
  Hiperbola ® cita setinggi langit,
  Hiperbola ® segumpal harapan,
  Metafora ® Sang Mentari,
  Simile ® jalannya bak seorang putri,
  Antonaomate ® peri hatiku.
2.2 Unsur Ekstrinsik
Mengandung nilai kemanusiaan yaitu cinta dan kasih sayang.

2.3 Kata-kata Kunci/Estetika
»        Hidup dihiasi oleh cinta,
»        Cinta dan cita setinggi langit,
»        Sang mentari pagi,
»        Segumpal harapan,
»        Pucuk dicinta ulampun tiba,
»        Jalannya bak seorang putri,
»        Peri hatiku,
»        Bagaikan mendengar alunan-alunan syair yang merdu.











BAB III
KESIMPULAN

Cerpen adalah suatu karangan prosa pendek dan berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku, tokoh dalam cerita dengan memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada tokoh. Salah satu contoh cerpen yaitu Bukan Hanya Sekedar Cinta yang tergolong cerpen cinta. Dalam cerpen tersebut menceritakan bahwa seorang anak manusia yang meraskan rindu dengan kekesihnya, dan akhirnya bertemu dengan suasana bahagia.












DAFTAR PUSTAKA

 

Adi, Dwi. 2001. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya : Fajar Mulya

Rohmanto, Dwi. 2009. Kumpulan Materi Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia

SMA/MA. Bandar Lampung : STKIP

Tim Penyusun. 2002. 500 Peribahasa Indonesia. Solo : CV. Setia Aji

No comments:

Post a Comment