Saturday, 17 March 2012

Kutemukan Cinta Sejati

By: Afria


Hari ini adalah hari kasih sayang menurut beberapa orang. Namun bagiku tidak. Nyatanya aku hari ini juga harus merelakan kristal-kristal air mataku keluar dari kelopak mata indahku dan mengalir lembut terlukis dipipiku. Aku bingung dengan semua kumbang-kumbang yang katanya ingin sekali memikat bunga hatiku. Mereka semua mengecewakan. Tak ada yang peduli dengan risaunya perasaanku. Semua ucapannya seperti tong kosong yang nyaring bunyinya. Tak ada perbuatakan yang mereka lakukan untuk menghibur relung hatiku yang tengah hanyut dan terombang-ambing bingung untuk menentukan arah.
Keesokannya aku bertemu dengan Alvin teman hatiku. Saat bertemu denganku, bukannya tersenyum indah tetapi malah menaruh muka yang merah padam. Ia mengetahui bahwa aku telah selingkuh dengan Yoga temannya.
“Mana Yoga?” kata Alvin menyindirku.
“Ya di rumahnya mungkin.” Jawabku sinis.
“kok tidak diajak sekalian!” tambahnya lagi.
“udahlah ngapain menayakan orang yang tidak terlalu penting!”.  Aku tidak mengerti mengapa ia bisa mengetahui hunbungan yang diam-diam ku jalin dengan Yoga. Jujur hatiku semakin galau. Aku sebenarnya tidak ingin menyakiti hati Yoga, tetapi aku juga tidak mau kehilangan Alvin. Hari itu juga aku putus dengan Alvin. Hubungan yang telah kujalin selama 3 bulan kandas sia-sia dan aku tidak menyesalinya.
Aku menyelidiki sebenarnya siapakan yang memberitahu Alvin tentang hubunganku bersama Yoga. Dan ternyata semua itu ulah Ardian teman dekat Alvin yang juga kuliah di perguruan tinggi yang sama denganku, hanya saja ia sudah tinggal menunggu diwisuda.
Ketika itu dia melihatku sedang dijemput Yoga. Aku pikir aku akan aman-aman saja karena rumah Yoga berlawanan arah dengan rumah Alvin. Namun semua rencana itu gagal berantakan hanya karena Ardian. Aku benar-benar membencinya, namun aku sadar seandainya aku menjadi Ardian, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama jika melihat kekasih sahabatku telah berhianat dengan teman sendiri. Aku diantara sadar dan benci. Sadar tentang semua keburukanku akan terbongkar dan benci pada Ardian yang ikut campur dalam hal percintaan orang lain hingga akhirnya aku harus kehilangan dua-duanya.
Malamnya, Yoga terisak-isak tangis ketika menelfonku. Dia tidak menyangka aku akan memutuskannya secepat itu. Dia merasa hubungannya jauh lebih singkat dari umur jagung sekalipun padahal ia sudah benar-benar mencintaiku bahkan telah menceritakan semua kebaikanku pada ibunya dan berjanji akan mengenalkanku pada ibunya itu.
Yoga tetap bersedih, dia merasa lemah sekali menjadi sosok laki-laki. Dia bingung harus berkata apa pada ibunya nanti jika ditanyai tentangku. Aku hanya bisa berkata maaf untuknya. Aku hanya tidak ingin menyakiti hati Yoga lebih dalam lagi.
Hari-hariku tetap biasa saja meski aku sudah putus dengan dua pria sekalipun. Sebab sebenarnya aku masih memiliki Izzam. Izzam adalah tambatan hatiku setelah aku berpacaran dengan Yoga pada waktu itu. Rasanya bersama Izzam lah aku menemukan kedamaian, menemukan cinta sejati sehingga aku benar-benar tidak menyesal memutuskan Alvin dan Yoga. Bahkan aku sempat menyesal mengapa aku harus kenal kepada mereka dan mengapa aku tidak dari dahulu menemukan Izzam dalam bongkahan cintaku sehingga tidak ada puing-puing hati yang runtuh karenaku.
Mungkin inilah sejarah cinta yang harus aku lalui, menemukan cinta sejati setelah melalui hal-hal yang cukup menguras emosi dan air mata.
Aku dan Izzam kini berjanji untuk menjunjung tinggi kesetiaan. Bahwa kesetiaan itu adalah nomor satu.

No comments:

Post a Comment