Mengingat
dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas kegagalan merupakan tindakan
bodoh dan gila. Itu sama artinya dengan membunuh semangat dan mengubur masa
depan yang belum terjadi.
Bagi
orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tidak pernah
dilihat kembali. Cukup ditutp rapat-rapat atau diletakkan di dalam ruang gelap
yang tak tertembus oleh cahaya. Karena masa lalu telah berlalu dan habis.
Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, kegundahan tak akan mengubahnya
menjadi terang dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkan kembali, karena ia
memang sudah tidak ada.
Jangan
pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu. Apakah kita akan mengembalikan air
sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, air mata ke dalam kelopak mata.
Keresahan akan terkenangnya masa malu adalah kondisi yang sang ironis,
memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.
Membuka
kmbali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan
semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Orang yang berusaha
kemasa lalu, sama halnya seperti orang yang menumbuk tepung atau menegakkan
benang basah.
“adalah
bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya
disibukkan oleh masa lalu. Itu sama halnya dengan kita mengabaikan istana yang
indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk.”
Orang
yang berpikir jernih tidak akan melihat dan menoleh ke belakang karena waktu
tidak akan pernah berputar kembali, tidak pula berhenti sampai di sini, namun waktu
akan tetap berjalan menuju sebuah masa depan.
No comments:
Post a Comment