Saturday, 17 March 2012

Analisis Kritik Sastra


BAB I
KUMPULAN DATA PUISI

1.1.           Puisi Lama
1.1.1.  Pantun








Folded Corner: Moral
Jalan-jalan ke Surabaya
Hanya ingin berstudy tour
Narkoba itu sangat berbahaya
Membuat hidup kita hancur


Down Ribbon: Sosial
Jalan-jalan naik becak
Berjalan pelan tak bisa cepat
Mengangguran makin banyak
Pekerjaan kian sulit didapat



Oval: Agama
Apa guna berkain batik
Kalau tidak pakai selendang
Apa guna berwajah cantik
Kalau tidak pernah sembahyang
 





































Hexagon: Psikologi (sedih)
Buah duku buah rambutan
Belinya di warung Pak Dadang
Sungguh sayang sungguh Kasihan
Teman sejati kini menghilang
 













Pantun karya : Cynthia Faradita

1.1.2.  Syair








Rounded Rectangle: Moral
Ke Australia lihat kanguru
Pergi ke sana berbaju baru
Tutur dan kata mengharu biru
Kelakuan seperti anjing pemburu


Hexagon: Sosial
Hatiku ini terasa gundah
Melihat kekasih bermain panah
Budaya kita semakin indah
Mari lestarikan jangan sampai punah
 




























Bevel: Agama
Kera di hutan berlompat-lompat
Si pemburu memasang jerat
Hina sungguh sifat mengumpat
Dilaknat Allah dunia akhirat


Plaque: Psikologi
Jika anak konda menjadi besar
Tutur dan kata janganlah kasar
Janganlah seperti orang sasar
Banyaklah orang menaruh gusar
 



















Syair karya : cita Tarazella






1.2.           Puisi Angkatan ‘45

Flowchart: Display: Doa
Karangan : Chairil Anwar
Kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh

CahayaMu panas suci
Tinggal kerlip lilin dikelam sunyi
Tuhanku

Aku hilang bentuk
Remuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
Di pintumu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

13 November 1943

 




















Sumber            : Internet
Pembuat Tugas          : Yunis Roslita
Akses               : http://whencoih.blogspot.com/2009/01/puisi

Flowchart: Predefined Process: Penerimaan
Karangan : Chairil Anwar

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Ku tau kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi

Maret 1943

 


















Sumber            : internet
Pembuat tugas : Yunis roslita
Akses               : http://whencoih.blogspot.com/2009/01/puisi




Flowchart: Internal Storage: Aku
Pengarang : Chairil  Anwar
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943
 



















Sumber            : internet
Pembuat tugas : Yunis roslita
Akses               : http://whencoih.blogspot.com/2009/01/puisi



Folded Corner: Diponegoro
Pengarang: Chairil  Anwar
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
 















Sumber            : internet
Pembuat tugas : Yunis roslita
Akses               : http://whencoih.blogspot.com/2009/01/puisi

1.3.           Puisi Angkatan ‘66
Bevel: Tuhan, Aku Cinta Padamu
Karangan : W. S. Rendra
Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal

Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar

Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi

Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah

Tuhan, aku cinta padamu

 













Sumber                  : Internet
Pencari tugas        : AFRIASINTA
 Akses                             : http://punyabagus.blogspot.com/2009/08/kumpulan-puisi-ws-rendra.html
Tanggal Akses      : 14 November 2011


 






















Sumber : Internet
Pencari tugas : AFRIASINTA
Tanggal akses : 14 november 2011
Penulis Posting : Rendra ITB Bandung (19 agustus 1978  )
Tempat posting : Cipayung jaya
Tanggal posting : 3 desember 2003





 































Sumber : Internet
Pencari tugas : AFRIASINTA
Tanggal akses : 14 November 2011
                                       

Rounded Rectangular Callout: Rumpun Alang-alang
Karangan : W. S. Rendra

Engkaulah perempuan terkasih, yang sejenak kulupakan, sayang
Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malang
Di hatiku alang-alang menancapkan akar-akarnya yang gatal
Serumpun alang-alang gelap, lembut dan nakal

Gelap dan bergoyang ia
dan ia pun berbunga dosa
Engkau tetap yang punya
tapi alang-alang tumbuh di dada

 









Sumber : Internet
Pencari tugas : AFRIASINTA
Tanggal akses : 14 november 2011
Penulis Posting : Rendra ITB Bandung (19 agustus 1978  )
Tempat posting : Cipayung jaya
Tanggal posting : 3 desember 2003

1.4.           Puisi Baru

Oval Callout: Distikon
Karangan : Amir Hamzah
Baju berpuput alun digulung
Banyu direbus buih dibubung
Selat malaka ombaknya memecah
Pukul memukul-belah membelah
Bahtera ditepuk buritan dilanda
Penjajah diantuk haluan diunda
Camar terbang riuh suara
Alkamar hilang menyelam segera
Armada peringgi lari tersusun
Malaka negeri hendaknya diruntun
Galyas da pusta tinggi dan kukuh
Pantas dan angkara ranggi dan angkuh

 






















Sumber            : Internet
Pencari tugas   : Dedi Trapolta
Akses               : http://goesprih.blogspot.com/2011/02/puisibaru
Cloud Callout: Tarzina
Karangan : Or. Mandank

BAGAIMANA
Kadang-kadang aku benci
Bahkan sampai aku maki
……………… diriku sendiri
Seperti aku
Menjadi seteru
……………… diriku sendiri
Waktu itu
Aku ………………..
Seperti seorang lain dari diriku
Aku tak buas
Sebab itu aku menjadi buas
Menjadi buas dan panas

 






















Sumber : Internet
Pencari tugas : Dedi Trapolta
Akses               : http://goesprih.blogspot.com/2011/02/puisibaru


Flowchart: Delay: Kuatrin
Karangan : Rifai ali

NGARAI SIANOK
Berat himpitan gunung Singgalang
Atas daratan di bawahnya
Hingga tengkah tak alang-alang
Ngarai lebar dengan dalangnya
Bumi runtuh-runtuh juga
Seperti berabat-abat yang lepas
Debumnya hirap dalam angkasa
Derumnya lenyap disawah luas
Dua penduduk di dalam ngarai
Mencangkul lading satu-satu
Menyabit di sawah sorak sorai
Ramai kerja sejak dahulu
Bumi runtuh-runtuh jua
Mereka hidup bergiat terus
Seperti Si Anok dengan rumahnya
Diam- diam mengalir terus
 
























Sumber : Internet
Pencari tugas : Dedi Trapolta
Akses               : http://goesprih.blogspot.com/2011/02/puisibaru

Text Box: Kuint
Karangan : Or. Mandank

HANYA KEPADA TUAN

Satu-satu perasaan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya katakan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada Tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu desiran
Yang saya dengarkan
Hanya dapat saya syairkan
Kepada tuan
Yang pernah mendengarkan desiran
Satu-satu kenyataan
Yang saya didustakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada Tuan
Yang enggan merasakan

 



























Sumber : Internet
Pencari tugas : Dedi Trapolta
Akses               : http://goesprih.blogspot.com/2011/02/puisibaru

1.5.           Puisi Kontemporer
Flowchart: Predefined Process: Mantera
Karangan : sutarji Calzoum Bakhri
hai Kau dengar manteraku 

kau dengar kucing memanggilMu 

izukalizu 

mapakazaba itazatali 

tutulita 

papaliko arukabazaku kodega zuzukalibu 

tutukaliba dekodega zamzam lagotokoco 

zukuzangga zegezegeze zukuzangga zege 

zegeze zukuzangga zegezegeze zukuzang 

ga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zu 

ku zangga zegezegeze aahh....! 

nama nama kalian bebas 
carilah tuhan semaumu

 
















Sumber             : Internet
Pencari tugas   : APRIYANI
Penulis Posting         : Viitrii, 06 Februari 2010
Rounded Rectangle: HARAPAN TENGAH MALAM
Karya : DzulIkram     (110891)
Malam yang melelapkan
Umat sedang diselimuti mimpi
Mataku terjaga dengan penuh Tanya
Apa yang hendak kulakukan ?
Malam yang melelapkan
Kusucikan diriku dengan air dari surga
Air yang memancarkan cahaya dari 
Wajah yang basah penuh dosa
Malam yang melelapkan
Tuhan …kusembah engkau dengan cinta
Hendaklah dosa ini kau hapus
Dengan air mata penuh taubat
Taubatan Nasuha …
Tuhan …terimalah harapanku di tengah malam  

 













Sumber                  : Internet
Pencari tugas        : APRIYANI
Akses                    : http://goesprih.blogspot.com/2010/02/puisikontemporer.html
Tanggal posting    : 10 Agustus 2011
Text Box: Kurindu Sebuah Wajah
Karya : hasbadudu
Ku rindu sebuah wajah
Dalam kilau perantauan
Dekad berzaman ditinggalkan
Salam kemesraan terpisah
Terlayang suatu warkah
Apakah pemunya nama adalah pemilik wajah
Yang sekian kali terbayang di mimpi-mimpi indah
Ku rindu sebuah wajah
Senyum tangis dirantai waktu
Degup jantung bertingkah
Dan cerita lama kembali menerawangi memori
Bersama helaian kelopak mawar yang kering masih di dalam diari
Senyum bersama sinar kilau mentari jingga
Di tasik varsiti
Ku rindu sebuah wajah
Pengubat waktu dulu…

 












Sumber                  : Internet
Pencari tugas          : APRIYANI
Akses                    : http://uniqlly-multiply.com/journal/item/2/puisikontemporer
Penulis posting     : Admin
Tanggal posting    : 29 Maret 2009
Rectangular Callout: Sang Surya
Karya : Nita

Sang Surya,
Pagi ini engkau tertutup mendung
Tak terlihat secerah sinarmu
Tapi mereka tahu dimana dirimu
Sang Surya,
Kehadiranmu sangat dinantikan
Mereka ingin kau dating membantunya
Memberi kehidupan lewat sinar yang kamu pancarkan
Sang Surya,
Dengan sinarmu dedaunan dapat berfotosintesa
Hewan dapat mengahngatkan tubuhnya
Manusia dapat mempertahankan hidupnya

 














Sumber                  : Internet
Pencari tugas        : APRIYANI
Akses                    : http://goesprih.blogspot.com/kontemporer
BAB II

ANALISIS PUISI BERDASARKAN ANGKATAN ATAU PERIODESASI SASTRA
2.1. Ditinjau dari Unsur Intrinsik
2.1.1. Puisi Lama
2.1.1.1. Pantun
Penganalisis pantun : Cynthia Faradita
Tema               : Tentang moral.
Amanat           : Jauhilah narkoba.
Bait                 : 1 bait.
Baris                : 4 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : bersajak a-b-a-b.
Bahasa             : Bahasa Indonesia dan terdapat bahasa Inggris pada kata
  study tour.
Gaya Bahasa   : Hiperbola ® hidup kita hancur.
Citraan                        : Penglihatan ® hancur.


Tema               : Sosial
Amanat           : Harus semangat mencari kerja.
Bait                 : 1 bait.
Baris                : 4 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : a-b-a-b.
Bahasa             : Bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa   : -
Citraan                        : Penglihatan ® Pengangguran makin banyak.

Tema               : Keagamaan
Amanat           : kita harus melaksanakan ibadah sholat.
Bait                 : 1 bait.
Baris                : 4 baris.
Ejambemen     : apa guna.
Irama               : a-b-a-b.
Bahasa             : Bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa   : -
Citraan                        : Penglihatan ® wajah cantik.


Tema               : Psikologi ( sedih )
Amanat           : Kita harus menjaga persahabatan.
Bait                 : 1 bait.
Baris                : 4 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : a-b-a-b.
Bahasa             : Bahasa indonesia
Gaya Bahasa   : -
Citraan                        : -

2.1.1.2. Syair
Penganalisis syair : Cita Tarazella
Tema               : tentang moral.
Amanat           : harus mencerminkan kelakuan yang baik.
Bait                 : 1 bait.
Baris                : 4 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : a-a-a-a.
Bahasa             : Bahasa indonesia.
Gaya Bahasa   : Majas asosiasi ® kelakuan seperti anjing pemburu.
Citraan                        : Pendengaran ® tutur kata   
  Penglihatan ® kelakuan seperti anjing pemburu.
Tema               : Sosial
Amanat           : Mari melestarikan budaya.
Bait                 : 1 bait.
Baris                : 2 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : a-a-a-a.
Bahasa             : bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa   : Personifikasi ® budaya jangan sampai punah.
Citraan                        : Penglihatan ® budaya kita semakin indah.

Tema               : Keagamaan
Amanat           : jauhi sifat mengumpat.
Bait                 : 1 bait.
Baris                : 4 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : a-a-a-a.
Bahasa             : Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa   : -
Citraan                        : Pendengaran ® mengumpat.


Tema               : tentang Psikologi.
Amanat           : jangan berbicara kasar.
Bait                 : 1 bait.
Baris                : 4 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : a-a-a-a.
Bahasa             : Bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa   : -
Citraan                        : -

 2.1.2. Puisi Angkatan ‘45
          Penganalisis puisi angkatan ’45 : Yunis Roslita
Judul puisi       : Doa
Tema               : Keagamaan
Amanat           :  © Dalam keadaan apapun kita harus selalu ingat kepada
                               Tuhan dan menyebut namaNya.
                           © Di dalam kondisi apapun, kita harus selalu meminta
       petunjuk kepada Tuhan.
Bait                 : 4 bait.
Baris                : 16 baris.
Ejambemen     : Tuhanku.
Irama               : vokal lebih dominan.
Bahasa             : Bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa   : Personifikasi ® kerdip lilin dikelam sunyi.
Citraan                        : Pemikiran ® mengingat kau penuh seluruh.
                          Perasaan ® Aku tidak bisa berpaling.

Judul puisi       : Penerimaan
Tema               : Perasaan
Amanat           : Bila kita masih mencintai seseorang yang kita sayang dan
                          Ingin kembali kepadanya jangan membagi sayang kita
                          Kepada orang lain lagi.
Bait                 : 2 bait
Baris                : 9 baris.
Ejambemen     : Kalau kau mau kuterima kembali.
Irama               : bersajak a-a-a-a.
Bahasa             : Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa   : Majas perumpamaan ® bak kembang sari sudah terbagi.
Citraan                        : Penglihatan ® Jangan tunduk !



Judul puisi       : aku
Tema               : kehidupan
Amanat           : § menyelesaikan suatu masalah dengan menghadapinya
      Sendiri.
  § tidak perduli dengan masalah yang dihadapi.
Bait                 : 3 bait.
Baris                : 12 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : pemakaian huruf vokal pada kata terakhir yang dominan.
Bahasa             : Bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa   : Majas asosiasi ® aku ini binatang jalang.
                          Majas hiperbola ® hidup seribu tahun lagi.
Citraan                        : Penglihatan ® peluru menembus.
                          Penglihatan ® Berlari.
                          Rasa ® pedih.

Judul puisi       : Diponegoro
Tema               : kepahlawanan
Amanat           : Semangat perjuangan harus selalu tumbuh untuk membela
                          Negara.
Bait                 : 5 bait.
Baris                : 23 baris.
Ejambemen     : Maju.
Irama               : menggunakan huruf vokal.
Bahasa             : Bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa   : Personifikasi ® bara kagum.
Citraan                        : Penglihatan

2.1.3. Puisi Angkatan ‘66
Penganalisis puisi : AFRIASINTA
Judul Puisi       : Tuhan, Aku cinta padamu
Tema               : Ketuhanan
Amanat           :© Selama kita masih bisa bernafas, kita harus senantiasa
     meningkat pengabdian kepada Tuhan.
 © Kita  harus bisa memanfaatkan waktu dan
     menggunakannya
     dengan beribadah.
Bait                 : 5 bait.
Baris                : 14 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : Banyak menggunakan huruf konsonan pada akhir suku kata.
Bahasa             : Indonesia.
Gaya Bahasa   : Majas Hipalase ® Ingin kembali pada jalan alam.
Citraan                        : Penglihatan ® aku lemas.

Judul puisi       : Makna sebuah Titipan
Tema               : Ketuhanan.
Amanat           :» Menyadari bahwa semua yang kita miliki hanyalah
    sebuah titipan.
 » Menyadari bahwa titipan itu suatu saat akan diminta
    kembali.
 » Hidup digunakan untuk beribadah.
Bait                 :  2 bait.
Baris                : 29 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : huruf vokal pada akhir suku kata yang paling dominan.
Gaya Bahasa   : Histeron proteron ® Ketika langit dan bumi bersatu.
Citraan                        :  penglihatan ® “bahwa mobilku,rumahku, putraku”.

Judul puisi       : Gugur
Tema               : Nasionalisme
Amanat           : Pantang menyerah.
Bait                 : 7 bait.
Baris                : 57 baris.
Ejambemen     : ia merangkak.
Irama               : seimbang antara vokal dan konsonan.
Bahasa             : bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa   : Majas asosiasi ® bagai harimau tua.
                          Majas asosiasi ® melayang bagai saga.
                          Majas personifikasi ® bumi yang menyusui kita dengan
                                                               Air matanya.
                          Majas personifikasi ® haripun berangkat.
                          Majas personifikasi ® bumi kita akan berpelukan.
Citraan                        : Penglihatan ® ia merangkak, matanya bagai saga,
                                                   Pertempuran, bumi yang indah.

Judul puisi       : Rumpun alang-alang
Tema               : Percintaan
Amanat           : kita harus mampu menjaga hubungan tali kasih meski banyak cobaan yang dihadapi pada saat menjalani hubungan tersebut.
Bait                 : 2 bait.
Baris                : 8 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : bait 1 kononan, bait ke 2 vokal.
Bahasa             : bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa   : Majas hipalase ® tumbuh alang-alang di hatiku.
  Majas hipalase ® di hatiku alang-alang menancapkan
   akarnya.
   Majas hipalase ® alang-alang gelap,lembut, nakal.
   Majas hipalase ® alang-alang berbunga dosa.
   Majas hipalase ® alang-alang tumbuh di dada.
Citraan                        : Penglihatan ® alang-alang gelap, gatal
                          Perabaan ® alang-alang lembut.

2.1.4. Puisi Baru
          Penganalisis     : Dedi Trapolta
Judul               : Distikon
Tema               : perjuangan
Amanat           : semangat nasoinalisme.
Bait                 : 1 bait.
Baris                : 12 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : bersajak a-a.
Bahasa             : Bahasa Indonesia dan bahasa Melayu
Gaya Bahasa   : -
Citraan                        : Penglihatan ® baju berpuput, banyu direbus.
                          Gerakan ® pukul-memukul, belah-membelah.

Judul puisi       : Bagaimana
Tema               : Moral
Amanat           : kita jangan sampai menyesal dan kecewa pada diri sendiri.
Bait                 : 3 bait.
Baris                : 12 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : a-a-a, a-b-c, a-b-b.
Bahasa             : Bahasa indonesia
Gaya Bahasa   :  -
Citraan                        : perasaan  ® kadang-kadang aku benci.
                          Penglihatan ® seperti aku.

Judul puisi       : Ngarai Sianok
Tema               : Sosial (kemasyarakatan)
Amanat           : Kita harus giat bekerja, dan jangan menjadi pemalas.
Bait                 : 1 bait.
Baris                : 16 baris.
Ejambemen     : -
Irama               : bersajak ab-ab.
Bahasa             : Bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa   : -
Citraan                        : Penglihatan ® Gunung Singgalah, dua penduduk di dalam
                          Ngarai, mencangkul, dan menyabit di sawah.
                          Pendengaran  ® Bersorak sorai.

Judul puisi       : Hanya Kepada Tuan
Tema               : Sosial (keikhlasan)
Amanat           : harus selalu ikhlas walaupun pernah didustakan.
Bait                 : 1 bait.
Baris                : 19 baris.
Ejambemen     : satu-satu, yang saya, hanya dapat, dan kepada Tuan.
Irama               : bersajak a-a-a-a-a.
Bahasa             : bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa   : -
Citraan                        : Perasaan  ® satu-satunya kegelisahan yang saya rasakan.
                          Pendengaran ® dengarkan, mendengarkan desiran.

2.1.5. Puisi Kontemporer
Penganalisis     : APRIYANI
Judul               : Mantera
Tema               : Ketuhanan
Amanat           : Mencari Tuhan
Bait                 : 2 bait.
Baris                : 13 baris.
Ejambemen     : Tidak ada.
Irama               : vokal pada suku kata terakhir.
Bahasa             : Bahasa Indonesia dan Mantera.
Gaya bahasa    : Litotes ® kau dengar kucing memanggilMu
Citraan                        : Pendengaran ® hai kau dengar manteraku.
                          Pendengaran, penglihatan ® kau dengar kucing memanggilmu.

Judul               : Harapan Tengah malam                 
Tema               : Keagamaan
Amanat           : Mengharapkan Tuhan disaat orang sedang terlelap ( sholat   malam), dan memohon ampun kepada Tuhan atas segala dosa serta bertaubat taubatan nasuha.
Bait                 : 4 bait.
Baris                : 14 baris.
Ejambemen     : Malam yang melelapkan.
Irama               : huruf vokal yang dominan pada suku kata terakhir.
Bahasa             : Bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa   : Majas polisendeton ® malam yang melelapkan.
Citraan                        : Penglihatan ® malam yang melelapkan.
                          Penglihatan, pemikiran ® Mataku terjaga dengan penuh tanya.
                          Pemikiran ® apa yang hendak ku lakukan ?
                          Pengihatan, perabaan ® kusucikan diriku dengan air dari surga.

Judul               : Ku Rindu Sebuah Wajah
Tema               : Sosial
Amanat           : Seseorang yang sedang merantau, merindukan kekasih yang dulu ia cintai.
Bait                 : 3 bait.
Baris                : 16 baris.
Ejambemen     : Ku rindu sebuah wajah.
Irama               : lebih banyak huruf konsonan pada suku kata terakhir.
Bahasa             : Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa   : -
Citraan                        : Penglihatan dan perasaan ® ku rindu sebuah wajah

Judul               : Sang Surya
Tema               : Sosial
Amanat           : Menanti sang surya yang begitu berarti bagi semua makluk.
Bait                 : 3 bait.
Baris                : 12 baris.
Ejambemen     : Sang Surya.
Irama               : ab-ab
Gaya Bahasa   : Metafora ® sang surya.
Citraan                        : Penglihatan ® Sang Surya.
                          Penglihatan ® Pagi ini engkau tertutup mendung.
                          Penglihatan ® Memberikan kehidupan lewat sinar.
                          Penglihatan ® Dengan sinarmu dedauan berfotosintesis.
                          Penglihatan, peraba ® Hewan dapat menghangatkan tubunya.







2.2. Ditinjau dari Unsur Ekstrinsik
2.2.1. Puisi Lama
2.2.1.1. Pantun
Pantun Moral
Nilai moral, akhlak, dan budi pekerti.
Pantun Sosial
Nilai sosiologis atau kemasyarakatan.
Pantun Agama
Nilai metafisika ketuhanan.
Pantun Psikologi (sedih)
Nilai psikologi/sedih, Nilai kemanusiaan umumnya (belas kasihan).
          2.2.1.2. Syair
Syair Moral
Nilai moral/akhlak/budi pekerti.
Syair Sosial
Nilai sosial/kemasyarakatan.
Syair Agama
Nilai agama/kereligiusan.
Syair Psikologi
Nilai psikologi : kesedihan.
 2.2.2. Puisi Angkatan ‘45
            Judul puisi : Doa
            Nilai metafisika ketuhanan dan nilai filosofis/jalan hidup.
            Judul puisi : Penerimaan
            Nili kemanusiaan, cinta, kasih sayang dan kejujuran.
            Judul puisi : Aku
            Nilai filosofis/jalan hidup.
            Judul puisi : Diponegoro
            Nilai politik/kenegaraan dan nilai kemanusiaan keadilan.

2.2.3. Puisi Angkatan ‘66
          Judul puisi : Tuhan, Aku cinta padaMu
            Nilai metafisika ketuhanan, dan nilai kemanusiaan (cinta).
            Judul puisi : Makna sebuah titipan
            Nilai ketuhanan.
            Judul puisi : Gugur
            Nilai kemanusiaan (patriotisme).
            Judul puisi : Rumpun Alang-alang
            Nilai Kemanusiaan (cinta).

         
2.2.4. Puisi Baru
Judul puisi : Distikon
Nilai sosial kemasyarakatan.
Judul puisi : Bagaimana
Nilai sosial kemasyarakatan
Judul puisi : Ngarai Sianok
Nilai sosiologis/kemasyarakatan
Judul puisi : Hanya Kepada Tuan
Nilai Kemanusiaan (keikhlasan).

2.2.5. Puisi Kontemporer
Judul puisi : mantera
Nilai Metafisika Ketuhanan.
Judul puisi : Harapan tengah malam
Nilai metafisika ketuhanan.
Judul puisi : Ku rindu sebuah wajah
Nilai Kemanusiaan
Judul puisi : Sang Surya
Nilai metafisika ketuhanan.


BAB III
KESIMPULAN

3.1.  Puisi Lama
            3.1.1. Pantun
            Pantun memiliki berbagai jenis seperti pantun yang mengandung
nilai-nilai moral, sosial, agama serta psikologi, yang setiap jenis-jenis
pantun tersebut memiliki arti atau makna tersendiri. Pantun merupakan
puisi lama yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris,
terdiri dari 8 – 12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,
dan 2 baris akhir sebagai isi.

3.1.2. Syair
Puisi lama adalah puisi-puisi yang telah ada sejak dahulu seperti pantun,
Syair, dll. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri
tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a. Dalam syair juga terdapat dua unsur
yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Jenis-jenis syair diantaranya
terdapat syair moral, agama, sosial, serta psikologi.


3.2.  Puisi Angkatan ‘45
Puisi angkatan ’45 bercorak realisme, ekspresionisme. Tema dan setting yang menonjol adalah revolusi, lebih mementingkan isi dari pada keindahan bahasa. Salah satu tokoh yang terkenal yaitu Chairil Anwar. Dari puisi-puisi karya Chairil Anwar yang berjudul doa, penerimaan, aku dan diponegoro dapat disimpulkan bahwa puisi tersebut mengajarkan kita bahwa disetiap waktu dan disetiap langkah kita harus selalu mengingat dan menyebut nama Tuhan, bila ita masih mencintai seseorang dan ingin kembali kepadanya maa kita jangan pernah membagi perasaan kita. Menyelesaikan suatu masalah dengan menghadapinya sendiri dengan semangat perjungan harus selalu tumbuh untuk membela negara kita.

3.3. Puisi Angkatan ‘66
Puisi angkatan ’66 menonjolkan tema tentang protes sosial dan politik, menggunakan kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa. Salah satu tokoh yang terkenal pada angkatan ’66 adalah W.S. Rendra dengan nama lengkapnya Willibrordus Surendra Broto Rendra, lahir di Solo, 7 Nopember 1935. Beberapa contoh karyanya yaitu “Tuhan, Aku cinta padaMu” puisi terakhir yang ditulis W.S Rendra sebelum meninggalkan dunia tuk selama-lamanya yang di RS Mitra Keluarga, gugur, rumpun alang-alang, makna sebuah titipan, dll.

3.4. Puisi Baru
Puisi baru berbeda dengan puisi lama. Isi, bentuk, irama, dan bentuk persajakan dalam puisi lama sudah berubah dalam puisi baru. Berdasarkan jumlah baris dalam kalimat pada setiap baitnya, puisi baru dibagi dalam beberapa bentuk puisi diantaranya distikon dengan sajak a-a,yang berisi dua baris kalimat dalam setiap baitnya, tarzina dengan sajak a-a-a;a-b-c;a-b-b yang artinya setiap baitnya terdiri atas tiga buah kalimat dan disebut sajak tiga seuntai, kuatrin dengan sajak ab\ab, aa-aa, ab\ab atau aa\bb termasuk sajak empat seuntai dengan setiap baitnya terdiri atas empat buah kalimat, dan kuint dengan sajak a-a-a-a-a atau puisi yang terdiri atas lima baris kalimat.

3.5. Puisi Kontemporer
Puisi Kontemporer atau mbeling adalah puisi yang memiliki ciri kelakar karena pada penyairnya ingin mengajak pembaca untuk berkelakar tanpa maksud lain yang tersembunyi.
Untuk mencapai maksud kelakar tersebut penyair menggunakan permainan kata, serta memanfaatkan berbagai hal yang berkaitan dengan arti, bunyi, dan tipografi.
Prinsipnya menurut para penyair puisi kontemporer ini apapun dapat dijadikan bahan penulisan puisi dengan bahasa yang bagaimanapun.










DAFTAR PUSTAKA





1 comment:

  1. Trimakasih ughti, sangat membantu.....

    ReplyDelete