Kita adalah angkatan gagap
yang diperanakkan oleh angkatan
takabur.
Kita
kurang pendidikan resmi
di
dalam hal keadilan,
karena
tidak diajarkan berpolitik,
dan
tidak diajar dasar ilmu hukum
Kita melihat kabur pribadi orang,
karena tidak diajarkan kebatinan atau
ilmu jiwa.
Kita tidak mengerti uraian pikiran
lurus,
karena tidak diajar filsafat atau logika.
Apakah
kita tidak dimaksud
untuk
mengerti itu semua ?
Apakah
kita hanya dipersiapkan
untuk
menjadi alat saja ?
inilah
gambaran rata-rata
pemuda
tamatan SLA,
pemuda menjelang dewasa.
Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan.
Bukan pertukaran pikiran.
Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan,
dan bukan ilmu latihan menguraikan.
Dasar
keadilan di dalam pergaulan,
serta
pengetahuan akan kelakuan manusia,
sebagai
kelompok atau sebagai pribadi,
tidak
dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji.
Kenyataan di dunia menjadi
remang-remang.
Gejala-gejala yang muncul lalu lalang,
tidak bisa kita hubung-hubungkan.
Kita
marah pada diri sendiri
Kita
sebal terhadap masa depan.
Lalu
akhirnya,
menikmati
masa bodoh dan santai.
Di dalam kegagapan,
kita hanya bisa membeli dan memakai
tanpa bisa mencipta.
Kita tidak bisa memimpin,
tetapi hanya bisa berkuasa,
persis seperti bapak-bapak kita.
Pendidikan
negeri ini berkiblat ke Barat.
Di
sana anak-anak memang disiapkan
Untuk
menjadi alat dari industri.
Dan
industri mereka berjalan tanpa berhenti.
Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat
apa ?
Kita hanya menjadi alat birokrasi !
Dan birokrasi menjadi berlebihan
tanpa kegunaan -
menjadi benalu di dahan.
Gelap.
Pandanganku gelap.
Pendidikan
tidak memberi pencerahan.
Latihan-latihan tidak
memberi pekerjaan
Gelap. Keluh kesahku gelap.
Orang yang hidup di dalam
pengangguran.
Apakah yang terjadi di sekitarku ini ?
Karena tidak bisa kita tafsirkan,
lebih enak kita lari ke dalam puisi
ganja.
Apakah
artinya tanda-tanda yang rumit ini ?
Apakah
ini ? Apakah ini ?
Ah, di dalam kemabukan,
wajah berdarah
akan terlihat sebagai bulan.
Mengapa
harus kita terima hidup begini ?
Seseorang
berhak diberi ijazah dokter,
dianggap
sebagai orang terpelajar,
tanpa diuji pengetahuannya
akan keadilan.
Dan bila ada ada tirani merajalela,
ia diam tidak bicara,
kerjanya cuma menyuntik saja.
Bagaimana ? Apakah kita akan terus
diam saja.
Mahasiswa-mahasiswa
ilmu hukum
dianggap
sebagi bendera-bendera upacara,
sementara
hukum dikhianati berulang kali.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi
dianggap bunga plastik,
sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi.
Kita berada di dalam pusaran tatawarna
yang ajaib dan tidak terbaca.
Kita berada di dalam penjara kabut
yang memabukkan.
Tangan kita menggapai untuk mencari
pegangan.
Dan
bila luput,
kita
memukul dan mencakar
ke
arah udara
Kita
adalah angkatan gagap.
Yang
diperanakan oleh angkatan kurangajar.
Daya hidup telah diganti oleh nafsu.
Pencerahan telah diganti oleh
pembatasan.
Kita adalah angkatan yang berbahaya.
Pejambon, Jakarta, 23 Juni 1977
No comments:
Post a Comment