Thursday, 7 February 2019

Mengatasi Mual Saat Hamil Muda dengan Permen Jahe

Mual adalah hal yang lumrah dan kerap dialami oleh ibu hamil pada trimester pertama. hal ini, tentu mengakibatkan rasa yang tidak nyaman dalam menjalani hari-hari. terlebih bagi seorang wanita karir yang memiliki jadwal rutinitas yang padat. namun, ada kalanya justru ibu rumah tangga biasa justru mengalami mual yang berlebih. sebab, terlalu merasakan mual tanpa teralihkan kegiatan khusus. sementara wanita dengan banyak kesibukan, akan mudah mengalihkan rasa ketidaknyamanan dengan pekerjaannya.
Rasa mual yang kerap kali hadir sungguh sangat menyebalkan meskipun kehamilan layaknya adalah sesuatu hal yang indah untuk dinikmati. oleh sebab itu, seorang ibu hamil harus cerdas mensiasati rasa mual.caranya sederhana saja. cukup selalu sediakan permen jahe dimanapun berada.
Pengalaman dari penulis sendiri dapat meringankan rasa mual dengan mengkonsumsi permen jahe. ingat ya, hanya meringankan karena notabene rasa mual saat trimester pertama tidak bisa disembuhkan meskipun minum obat sekalipun. baik obat dari bidan, dokter kandungan ataupun apotik. semua sifatnya hanya meringankan saja karena mual itu sendiri karena hormon kehamilan.
saat rasa mual muncul, segeralah konsumsi permen jahe yang bisa dibeli di toko-toko kue atau cemilan atau kadang juga penjual makanan, buah-buahan juga menjualnya. Pengalaman dari penulis sih biasanya permen jahe malah sulit ditemukan di minimarket. apalagi permen model jadul jaman 90’an. tapi kalau di toko snack biasanya masih menyediakan kok.
Dengan mengkonsumsi permen jahe setidaknya rasa mual tidak akan separah biasanya dan dapat sedikit menyamankan saat menjalankan aktivitas baik di rumah maupun di kantor atau ditempat kerja. Ini hasil dari pengalaman penulis yang mencoba mengatasi rasa mual dengan berbagai cara namun tak kunjung sembuh juga. Ternyata, setelah menemukan solusi dengan mengkonsumsi permen jahe, rasa mual dapat teratasi meski tidak seutuhnya sembuh.

Konsumsi Pisang Saat Hamil

Berawal dari mual saat trimester pertama. Makan apapun selalu mual dan muntah. Aku mendapatkan rekomendasi dari bidan tempat aku memeriksakan kandungan untuk mencoba mengkonsumsi buah pisang agar tetap menjaga stamina.
Janin dalam kandungan jangan sampai kekurangan nutrisi. Akh mencoba mengkonsumsi pisang hingga kini jatuh cinta sama buah pisang. Padahal, dulu waktu masih gadis, aku tidak terlalu suka pisang. Namun, semenjak hamil hingga sekarang jadi sangat menyukai buah yang murah meriah itu.
Buah pisang juga tentu kaya manfaat lho.Ada serat dan vitaminnya. Yang pasti kalau untuk mengganjal perut mengganti nasi karena kalau hamil muda biasanya muntah kalau makan nasi. Pisang jadi pilihan utamanya. Hal penting utamanya adalah karena pisang mengandung asam folat. Jadi mampu membantu perkembangan otak si janin. Selain itu, pisang juga bisa untuk mengatasi kadar hemoglobin yang rendah bagi ibu hamil.
Biasanya, bidan akan meminta ibu hamil untuk memeriksakan kadar hemoglobin (cek hb). Fungsinya adalah untuk memantau kesehatan ibu dan janin tentunya. Kalau sampai kadar hemoglobinnya rendah, ibu bisa pendarahan hebat saat melahirkan nanti.
Itulah mengapa ibu hamil perlu mengonsumsi buah pisang dan aku jadi suka sekali buah pisang. Selain rasanya enak (baik dimakan langsung atau diolah menjadi makanan tertentu) manfaatnya luar biasa terutama bagi ibu hamil.

Perjuangan Menyusui dengan Mastitis

Aku pikir, setelah melahirkan itu langsung bisa menyusui bayi secara normal seperti pada,kebanyakan orang. Nyatanya tidak!
Air susuku tidak langsung keluar. Payudaraku masih terasa biasa saja, malah putingnya seperti agak pecah. Pada hari keempat barulah payudaraku seperti ada isinya. Rasanya keras dan agak sakit. Itupun tidak bisa langsung disusukan karena puting belum bisa mengeluarkan asi (mungkin ada semacam sumbatan pada kelenjar asi). Kesalahannya adalah aku tidak segera mengompresnya dengan air hangat. Maklum saja kala itu aku masih awam. Rasa sakit karena bengkak makin bertambah parah sampai suatu ketika aku hampir frustasi.
Aku sudah minum pelancar asi yang dibeli dari apotik, makan sayur-sayuran yang banyak seperti daun katuk. Makan kacang tanah goreng sampai marning. Aku juga coba memompa asi agar keluar dengan lancar. Nyatanya, malah membuat putingku pecah dan terasa sakit luar biasa setiap kali menyusui. Bayi jadi sering menangis tiap malam.
Pernah suatu ketika, putingku sampai berdarah. Ini tidak bisa dibiarkan. Aku minta dibelikan obat ke apotik untuk mengatasi putingku yang pecah. dari apotik mendapat semacam obat tetes sariawan (G_M). Menurut sang apoteker, itu obat yang paling aman kalau sampai terhisap oleh bayi.
Sudah kuolesi, tapi tak kunjung sembuh juga. Bagaimana mau sembuh kalau sering dihisap bayi setiap beberapa menit sekali.
Dua minggu dari setelah melahirkan, aku minta antar suamiku untum pergi ke dokter paling ternama didaerahku tinggal untum memeriksaan keadaan payudaraku yang kian meradang dan menyiksa diriku. Dari sana, aku mendapatkan obat berupa antibiotik dan asmef (sama persis dengan saran temanku yg seorang bidan) ditambah satu obat oles untum puting dan ternyata sama seperti yang dibeli di apotik. Aku jadi putus harapan untuk kesembuhanku dengan obat-obat itu.
Memang setiap habis minum obat, jadi tidak terlalu sakit saat menyusui. Aku jadi ketergantungan obat. kalau tidak asmef ya acetaminophen selalu sedia di rumah untuk ku konsumsi saat payudara kambuh dan bengkak. Sialnya, kalau payudara kiri sembuh, giliran kanan yang bengkak. Begitu seterusnya hingga bayiku hampir dua bulan.
Aku tidak percaya lagi dengan omongan orang dahulu (katanya lidah bayi memang kasar dan awal-awal menyusui menjadi sakit. nanti lama-lama sembuh sendiri kalau sudah sebulanan). Faktanya, tidak kunjung sembuh. Ada yang bilang salah posisi menyusui. Bisa saja itu terjadi. tapi aku selalu menyusui seperti yang dicontohkan. Ada yang bilang setiap hendak menyusui, diolesi dulu madu. Aku sudah melakukannya dan tak sembuh juga. Bidan juga menyarankan untuk mengolesi puting dengan asi. Aku turuti saran itu tapi tetap masih nyeri saat menyusui.
Suatu ketika, aku demam tinggi. Badan menggigil, payudara bengkak, puting pecah dan sungguh nyeri luar biasa bertambah kepala pusing. Gejala itu timbul tiap jam tiga sore hingga malam. Pagi dan siang tidak demam. Aku mencoba tahan rasa itu hingga tiga hari berturut-turut. Aku menyerah kalah pada rasa sakit. Aku kembali diantar ke bidan andalan biasa aku kontrol kehamilan. Setelah diperiksa, aku divonis terkena mastitis.
Lagi dan lagi aku mendapatkan obat yang sama juga obat oles yang mereknya sama persis. Untuk obat oles, aku menolaknya. Aku katakan bahwa sudah punya dua botol dan tak sembuh-sembuh juga.
Aku mencoba ikhlas dengan rasa sakit yang ada demi buah hati. Memang rasa sakit tak bisa semvub sempurna, tapi kini puting berangsur membaik dengan sendirinya sampai usia bayiku enam bulan kutuntaskan dalam pemberian adi eksklusif dengan penuh perjuangan.
Aku cukupkah mengonsumsi obat-obatan yang hanya bisa mengurangi rasa sakit untuk sementara saja. Aku takut berdampak buruk pada bayiku. Kini, terkadang masih sering kambuh tapi tak separah yang dulu. Semoga cepat sembuh dengan sendirinya.

Resep Membuat Soto dijamin Enak dan Mudah Pembuatannya

Ini adalah resep yang sering saya gunakan sendiri. Menurut keluargaku sih sotonya enak dan segar. Jadi pengen bikin terus rasanya. Apalagi buatnya mudah banget, nggak ribet dan tidak makan waktu yang lama.
Baiklah, ide ini muncul setelah melihat kulkas yang isinya bahan untuk sop-sopan atau beningan dan di freezer ada ayam yang cuma tinggal setengah kilo. Jadi, saya putuskan untuk membuat soto saja
Bahan yang perlu disiapkan antara lain:
  • Ayam 1/2 kilo
  • Mie jagung 2 bungkus
  • Kol/kubis secukupnya
  • Touge alias cambah
  • Seledri
  • Daun Bawang 
  • Minyak goreng
  • Kecap manis
Bumbu untuk merebus ayam:
  • Kunyit satu ruas jari
  • Jahe satu ruas jari
  • Lengkuas (geprek)
  • Satu batang serai (geprek)
  • Garam 2sdt
Bumbu dan bahan untuk membuat kuah soto:
  • Kunyit (1 ruas jari)
  • Jahe (1 ruas jari)
  • Merica 20 butir
  • Ketumbar (2 sdt)
  • Kemiri (3 butir)
  • Biji Pala (1/4 butir)
  • Bawang putih (5 siung ukuran agak besar)
  • Bawang merah 10 butir (5 butir kecil diulek halus & 5 butir diiris halus.
  • Lengkuas
  • Dua batang serai
  • 5 lembar daun salam
  • Garam
  • Gula putih
  • Penyedap rasa/Kaldu bubuk
Bahan pelengkap:
  • Bawang merah goreng untuk taburan
  • Jeruk
  • Kerupuk
Bahan untuk membuat sambel:
  • Cabe rawit
  • bawang putih
  • gula putih
  • garam
Langkah-langkah dalam pembuatan:
  1. Cuci bersih ayam dan dipotong sesuai selera
  2. Haluskan kunyit dan jahe lalu geprek lengkuas dan juga batang serai, Kemudian masukan ke dalam wajan
  3. Masukkan juga ayam tadi ke dalam wajan yang sama.
  4. Beri air secukupnya sampai ayam terendam dan jangan lupa beri garam.
  5. Hidupkan api kompor, rebus ayam sampai empuk. (Tutup wajan agar ayam menjadi cepat empuk).
  6. Sambil menunggu ayamnya matang, kita haluskan bumbu untuk membuat kuah soto (kunyit, jahe, pala, merica, ketumbar, kemiri, bawang putih dan bawang merah) Kemudian iris juga bawang merah.
  7. Didihkan air secukupnya saja untuk menyeduh mie jagung kira-kira dua gelas air. Kalau sudah mendidih, masukkan mie dan matikan api. biarkan terendam kurang lebih dua menit kemudian tiriskan.
  8. Periksa ayam yang direbus tadi apakah sudah matang atau belum. Caranya dengan menusukkan sendok garpu pada ayam. Kalau sudah matang, angkat ayam dan sisihkan air rebusannya karena menjadi kuah kaldu ayam.
  9. Panaskan minyak dalam wajan untuk menggoreng ayam. Jika sudah panas, goreng ayam sampai kecoklatan, angkat dan tiriskan.
  10. Panaskan minyak lagi untuk menggoreng bumbu.
  11. Masukkan irisan bawang merah sampai layu, setelah itu, masukkan bumbu yang sudah dihaluskan sampai matang. Masukkan lengkuas dan batang serai yang sudah digeprek, lalu daun salam.
  12. Beri air kira-kira 6 mangkuk soto dan juga masukkan air rebusan ayam tadi dan beri irisan daun bawang. Tunggu sampai mendidih.
  13. Masukkan garam sekitar 3sdt, msg/bumbu penyedap rasa2sdt, kaldu bubuk satu bungkus, gula putih 2sdt.
  14. Aduk sebentar dan cicipi rasanya. Jika sudah pas, matikan api.
  15. Sekarang membuat sambal, caranya goreng cabai dan juga bawang putih. Jika sudang matang, angkat dan haluskan. Beri sepucuk sendok teh garam dan gula. Taruh ke dalam mangkuk sambal, beri sedikit kuah soto, aduk sebentar dan siap dihidangkan.
  16. Kemudian siapkan kubis dan touge juga suwiran ayam serta irisan seledri.
  17. Selesai. & Saatnya penyajian.
Ambil mangkuk soto. Beri mie, kol/kubis, touge, suwiran ayam, dan seledri. Siram dengan kuah soto yang telah dipanaskan. Beri sambal, kecap dan kerupuk. Hmmm,,, saatnya menikmati bersama keluarga tercinta.
Sebagai tambahan, kalau mau terasa lengkap dan punya bahannya untuk opsional saja, kita bisa menambahkan bawang goreng, perasan jeruk nipis, telur rebus iris separuh, ati ampela dan perkedel kentang, juga kacang tanah goreng serta kerupuk dan emping melinjo. Wallaaaa… Nikmat luar biasa.
Bisa pakai nasi atau lontong, bisa juga ketupat biar makin kenyang. heheheee
Selamat Mencoba yaa…

Resep Pecel Uleg Rumahan

Berawal dari keseharian yang selalu makan sayuran hijau, muncul ide untuk membuat pecel sendiri di rumah. Sungguh mudah pembuatannya, jangan berpikir ribet yaa…
Bahan yang perlu disiapkan antara lain:
  • Kencur
  • Bawang putih
  • Daun jeruk
  • Garam
  • Kacang tanah
  • Gula merah
  • Air asam jawa
  • Kulupan (Opsional sesuai selera: ada daun singkong, daun pepaya, kacang panjang, pepaya muda, kol, kecambah, bayam, dll)
  • Timun
  • Kerupuk
  • Lontong (Kalau suka).
Langkah-langkah persiapan:
  1. Goreng kacang tanah sekitar 1/4 kilo gram
  2. Rebus aneka sayuran
  3. Goreng kerupuk
  4. Cuci bersih kencur dan cabai
  5. Beri air pada asam jawa
Bila sudah sudah semua dipersiapkan, tinggal kita uleg-uleg seperti di warung pecel. Caranya:
  1. Letakkan 3 butir kencur ukuran sedang ke dalam cobek, 3 buah cabai rawit segar, 1/2 siung bawang putih ukuran kecil, sedikit sobekan daun jeruk, beri garam satu pucuk sendok teh, dan uleg sampai lembut
  2. Masukkan kacang tanah yang sudah digoreng tadi sekitar 3 sendok makan dan uleg lagi sampai halus
  3. Beri gula merah sekitar 1/4 glondong, uleg lagi.
  4. Beri air asam jawa secukupnya.
  5. Masukkan aneka sayuran yang sudah direbus, aduk rata.
  6. Siap dihidangkan di piring. Beri cacahan timun dan remasan kerupuk.
Selamat menikmati..
Mudah bukan?

Resep Sayur Kates alias pepaya

Orang jawa menyebut pepaya adalah kates. Kini, saatnya membuat sayur yang bahannya hasil dari memetik di kebun belakang rumah. Sudah pasti ekonomis.
Bahan:
  • Pepaya yang sudah tua tapi belum matang ya.. 1 buah saja ukuran sedang
  • Teri rebus 1/2 ons
  • Minyak untuk menumis
Bumbu-bumbu:
  • Kunyit 1/2 ruas jari
  • Jahe 1/2 ruas jari
  • Merica 1 sdt
  • Ketumbar 1 1/2 sdt
  • Cabai rawit sesuai selera
  • Bawang putih 2 siung
  • Bawang merah 3 siung
  • Garam secukupnya
  • Gula putih 1 sdt
  • Penyedap rasa
Langkah-langkah:
  1. Kupas pepaya dan buang bijinya
  2. Cacah pepaya atau bisa diiris kecil memanjang, bisa juga dengan alat peretan khusus untuk pepaya agar lebih cepat
  3. Jika sudah selesai, beri garam kasar 1 sendok makan dan remas-remas pepaya sampai keluar cairan seperti getah.
  4. Cuci sampai bersih buah pepaya yang sudah diremas tadi dan tiriskan
  5. Cuci teri dan tiriskan juga
  6. Haluskan bumbu (kunyit, jahe, merica, ketumbar, cabai, bawang putih dan bawang merah
  7. Panaskan minyak, goreng teri sampai matang dan angkat
  8. Kemudian goreng bumbu yang sudah dihaluskan
  9. Masukkan pepaya, aduk-aduk dan beri sedikit air.
  10. Beri garam, gula dan penyedap rasa. aduk kembali dan tutup wajan sampai hampir empuk pepayanya.
  11. Masukkan teri yang sudah digoreng, aduk sampai matang dan angkat.
  12. Sayur kates siap dihidangkan

Resep Semur Jengkol lezat

Ini juga adalah resep dari pengalaman saya saat membuat semur jengkol.
Bahan yang perlu disiapkan adalah Jengkol siap olah sekitar 20 biji, geprek agar nanti bumbunya meresap dan juga minyak untuk menumis bumbu.
Bumbu-bumbu yang dihaluskan:
  • Kunyit 1/2 ruas jari
  • Jahe 1/2 ruas jari
  • Merica 1 sdt
  • Kemiri 1 butir
  • Pala 1/4 butir
  • Bawang merah 4 siung
  • Bawang putih 3 siung
  • Cabai (sesuai selera tingkat kepedasan)
Bumbu-bumbu lainnya:
  • Daun jeruk 2 lembar
  • Lengkuas, geprek
  • Kayu manis, 2 cm
  • Kecap manis 1 1/2 sdm
  • Garam
  • Penyedap rasa
Langkah-langkah:
  1. Cuci bersih jengkol siap olah lalu geprek
  2. Haluskan bumbu-bumbu
  3. Panaskan minyak dan goreng bumbu
  4. Masukan daun jeruk yang sudah dirobek-robek (agar aromanya semakin kuat), lengkuas dan juga kayu manis
  5. Tumis bumbu sampai harum
  6. Masukan jengkol dan aduk kembali.
  7. Beri garam dan penyedap rasa lalu aduk dan jangan lupa kecilkan api
  8. Tuangkan kecap manis kemudian aduk sampai bumbu meresap sempurna
  9. Semur jengkol siap dinikmati

Cara Mengolah Jengkol agar Tidak Jengkolen

Musim jengkol tlah tiba, musim jengkol tlah tiba, hatiku gembira….
Begitulah riangnya bagi para pecinta jengkol.
Terkadang, sampai rasanya tidak sabar ingin menikmati jengkol dengan dimakan mentah (secara langsung tanpa diolah). Sah-sah saja asalkan tidak berlebihan.
Dengar istilah jengkolan? Itu lho keluhan bagi orang yang berlebihan dalam mengonsumsi jengkol.
Maka, saya akan memberikan tips cara mengolah jengkol agar aman dikonsumsi tanpa takut jengkolan. Syaratnya adalah sabar dan telaten.
  1. Pertama, cuci bersih jengkol yang sudah dikupas.
  2. Didihkan air kira-kira sampai jengkol yang kamu miliki itu tenggelam dalam air rebusan.
  3. Bila sudah mendidih, masukkan jengkol.
  4. Beri daun jambu kelutuk dalam air rebusan bersamaan jengkol tadi. Jangan lupa panci untuk merebus jengkol ditutup agar proses pematangan menjadi lebih cepat.
  5. Tunggu sampai jengkol menjadi empuk, tapi jangan sampai terlalu matang yaa..kira-kira sudah empuk saja.
  6. Jika sudah empuk, tiriskan jengkol.
  7. Masukkan ke dalam baskom dan beri air mentah yang bersih.
  8. Tunggu sampai tiga hari. Syaratnya, setiap pagi dan sore, air yang digunakan untuk merendam jengkol harus diganti terus dengan yang bersih.
  9. Kalau sudah tiga hari, barulah jengkol bisa diolah.
Selamat mengolah jengkol menjadi hidangan yang istimewa ya… dijamin aman dari yang namanya jengkolan.

Resep Sambal Terung Penyek

Inspirasi masakan ini datang saat malas membuat masakan yang terlalu ribet sehingga menginginkan suatu hidang yang mudah, praktis pembuatannya dan hasilnya dapat menggugah selera.
Bahan serta bumbu yang diperlukan:
  • 2 Buah terung ungu (terung yang panjang bukan yang bulat)
  • 15 Buah cabai rawit/ sesuai selera
  • 1 siung bawang putih ukuran sedang
  • Garam secukupnya
  • Penyedap rasa secukupnya
  • Bubuhi sepucuk sdt terasi (kalau suka)
Langkah-langkah pembuatannya:
  1. Goreng cabai rawit bersama dengan bawang putih
  2. Rebus terung
  3. Ulek cabai dan bawang putih sampai halus. Beri garam dan penyedap rasa. Bubuhi terasi yang sudah dibakar/digoreng kalau suka.
  4. Terakhir, tambahkan terung yang sudah direbus ke dalam cobek. Penyek-penyek terung sampai tercampur dengan sambal.
  5. Sambal terung penyek siap dihidangkan bersama nasi panas dan lalapan

My Doughter

putriku bernama Adzra Zhufaira Syadni. lahir jam dua bulan dua tanggal dua puluh dua tahun ’16 di rumah sakit ibu dan anak Anugerah Medical Center (RSIA AMC) Metro, Lampung.
Adzra artinya dara/perawan, sebutan bagi siti maryam.
Zhufaira artinya yang selalu banyak mendapat kemenangan.
Syadni artinya pokok bunga.
aku berharap putriku tumbuh menjadi dara yang mewarisi sifat sifat baik dari siti maryam sehingga banyak mendapat kemenangan dalam hidupnya karena dialah pokok bunga yang menjadi inti dan selalu diutamakan. Amin.

Pengalaman Melahirkan Secara Normal

Kejadian itu dimulai pada jumat malam tanggal 19 sekitar pukul 22.00 wib. Saat itu, saya sedang menonton televisi di salah satu stasiun tv swasta (Ind_s_ar) yang kala itu menayangkan pemilihan putri Indonesia. saya memang sangat menyukai acara itu. namun, tiba-tiba rasa tak nyamanpun muncul. duduk berbagai posisi terasa serba salah. Saya mencoba tenang dan belum tau kalau hendak mengalami kontraksi. Namun sampai pada babak penyisihan menjadi tiga besar putri Indonesia, akhirnya saya menyerah. Saya matikan televisinya dan menuju ke kamar tidur. Waktu itu mungkin sudah hampir jam 00.00 wib. Suamiku sedang mengobrol di ruang tamu dengan temannya.
seperti biasa, sebelum tidur saya biasanya ke toilet berlebih dahulu untuk cuci muka dan buang air kecil. Tapi apa yang terjadi? ada flek darah! Waw, aku jadi deg-degan. pikiranku melayang. apakah aku hendak melahirkan!
Dari buku yang aku baca, biasanya orang yang akan melahirkan ditandai dengan flek terlebih dahulu.
aku kembali masuk kamar sambil menyiapkan mental. Kemudian, aku mengambil beberapa baju daster berkancing depan (gunanya agar mudah saat hendak menyusui) dan perlengkapan pakaian bayi seperti baju, gurita, popok, sarung tangan dan sarung kaki bayi, bedongan, topi dan juga diaper. semua aku masukkan ke dalam tas kecil. tiba-tiba suamiku masuk kamar. Dia menanyaiku apakah sudah terasa mules hendak melahirkan. aku hanya menjawab untuk jaga-jaga saja sewaktu hendak melahirkan tinggal angkat tasnya saja.
Sudah masuk dini hari, aku merasakan ada yang sakit di perutku seperti mulas ringan yang timbul tenggelam. aku mulai gelisah. Rasanya juga seperti hendak ingin buang air besar. Aku ke toilet lagi hendak bab kalau memang hanya mulas biasanya. Nyatanya mulas itu datang dan hilang sendiri dan barulah aku menyadari mungkin itulah yang dinamakan kontraksi. Flek semakin menjadi dan aku menggunakan panty liner.
Kontraksi mulai terasa jelas. aku tidak bisa tidur. Kegelisahanku membuat suamiku bingung. Baru saat itu aku katakan sejujurnya padanya kalau aku sudah flek dan merasakan kontraksi yang masih ringan. Suamiku jadi tidak bisa tidur karena aku minta untuk mengelus-elus lembut punggungku untuk mengurangi rasa sakit hingga hampir subuh.
aku tak bisa tidur hingga pagi menjelang (hari sabtu tanggal 20) sementara suamiku tertidur sehabis solat subuh karena mengantuk berat. Sedangkan aku langsung olahraga jalan-jalan sehat di depan rumah. Masih jalan lima menit, rasa kontraksi timbul beberapa detik. aduh sakitnya, aku menghela nafas sambil terus membaca shalawat nabi dan kalimat tasbih. begitu sampai seterusnya.
Setelah beberapa meter jalan kaki dari rumah tepatnya di pertigaan jalan, aku melihat sosok dari kejauhan sedang berdiri di tengah jalan. seperti laki-laki atau entah perempuan aku tidak paham. Nampak atau tidak aku juga tidak tahu. Sepertinya memakai daster panjang memandang tajam ke arahku. Sosok itu berdiri di depan pabrik padi yang depannya banyak ditumbuhi pohon bambu. Aku jadi sangat ketakutan karena memang hari belum sepenuhnya terang. Aku sedikit mempercepat langkah kembali ke rumah samb mengingat cerita orang jaman dahulu (katanya: kalau sudah mau melahirkan itu diikuti mbak kuntixxxx). Ah itu hanya ketakutanku saja. aku coba melupakan itu dan terus bershalawat dan membaca tasbih sambil menahan kontraksi yang makin kuat.
Sampai di dalam rumah, ternyata suami sudah terbangun dan menceritakan pada ibunya (ibu mertuaku) karena notabene saat itu memang aku masih tinggal di rumah mertua. Aku kembali ke toilet dan ternyata ada gumpalan darah hampir sebesar tahu. hem, kata orang jawa sih bilangnya ‘angkat kidang’ jadi lebih sakit dari yang biasanya. aku tapi tidak bisa membedakannya. yang ku tahu ya intinya sakit.
Sabtu pagi yang cerah itu, aku mandi dan bersiap untuk memeriksakan kehamilanku. aku masih bisa berjalan dan beraktifitas lainnya karena memang masih kontraksi ringan. Masih bisa menerima telepon juga dari temanku untuk sekadar menanyakan kabar padahal aku sedang menahan kontraksi. Pagi itu mertuaku menawariku sarapan tapi aku menolaknya karena sudah tak selera makan. Segeralah aku berangkat diantar suamiku ke klinik milik bidan yang biasa aku memeriksakan kehamilanku dengan membawa tas berisi baju ganti yang telah kupersiapkan semalam. Sampai di sana, aku disambut ramah. bu bidan belum berangkat dinas ke puskesmas karena memang masih pagi. Aku dibawa keruang tindakan untuk diperiksa bukaannya. Ternyata masih bukaan dua. aku diminta untuk pulang kembali. Estimasi bu bidan kira-kira nanti malam kahirannya karena kehamilan pertama biasanya durasi kontraksi jauh lebih lama dibandingkan kehamilan kedua dan seterusnya. Aku disarankan untuk sering berjalan kalau masih mampu kalau tidak ya istirahat saja dengan berbaring miring ke kiri untuk mempercepat bukaan tapi kalau sudah tidak mampu menahannya boleh segera di bawa ke klinik.
Sepulang dari klinik, aku langsung sarapan dan mengabari ibuku tentang hal yang kualami. Tentu saja, beliau memberiku saran dan dukungan serta doa. Hari itu aku masih mampu menahan kontraksi hingga malam menjelang. Suamiku menanyaiku apakah aku masih bisa menahan atau tidak. Aku jawab masih bisa. namun untuk malam kedua ini aku tak bisa tidur lagi ditemani suamiku. Malam itu suamiku terjaga juga karena kuminta untuk selalu mengelus punggungku setiap kontraksi datang. Makin larut malam makin terasa sakit sekali. aku sampai ari tempat tidur untum merubah posisi. Tidur miring ke kiri, jongkok berdiri, setengah jongkok, sujud, rukuk dan segala posisi menahan sakit yang makin luar biasa menyerang. Aku berharap hari segeralah cepat pagi.
Kini sudah minggu pagi. Aku langsung mandi air hangat dan bersiap untuk berangkat ke klinik. Sungguh tak kusangka, bu bidan malah mendatangi rumahku. Ternyata, dia baru saja memeriksa kondisi bayi yang baru lahir dua hari yang lalu dan rumahnya tak jauh dari rumahku tinggal. Bu bidan menanyaiku kenapa semalam tak datang padahal beliau sudah menungguku. Aku jawab bahwa aku masih kuat menahan kontraksinya. Kemudian, aku diperiksa bukaannya dan masih bukaan empat. Sungguh kemajuan yang lamban. Bu Bidan bilang nanti siang segera dibawa ke klinik dan mudah-mudahan bukaannya segera lengkap.
Aku menunggu sampai siang rasanya lama sekali. Sakit yang kurasa semakin menjadi-jadi.
Siang itu segera suami mengantarkanku kembali ke klinik dan ternyata sudah bukaan lima. Aku diminta untuk menunggu bukaan lengkap di ruang tindakan saja. Suamiku diminta bidan untuk membelikanku minuman semacam isotonik (P_c_ri Sw__t) dan roti untuk menambah tenaga saat mengejan nanti. Di situ, aku coba berjalan untuk mengalihkan rasa sakit namun akhirnya kuputuskan untuk tidur miring ke kiri saja. Pembukaan makin bertambah namun lamban. Magrib saja masih bukaan enam. Suamiku selalu di sampingku bersama ibu mertua. Suamiku kuminta terus mengelus punggungku. sakitnya sungguh luar biasa nikmat. Antara mulas sakit perut, seperti sakit ketika menstruasi bercampur mulas hendak buang air besar bertambah nyeri di pinggang. Rasa itu menyatu dan timbul dengan jarak yang makin dekat sekitar dua menit sekali. Aku selalu menyebut nama tuhanku kala kontraksi menyerang. dalam hati selalu bertasbih dan bersalawat nabi memohon kelamcaran.
Bu bidan kembali memeriksa, berharap habis magrib bukaan sudah lengkap. Namun myatanya belum lengkap juga dan hanya bertambah satu menjadi tujuh. Terus menunggu dan di luar ruangan sudah ramai sekali teman-teman suamiku datang memberi dukungan. bu bidan dengan sangat ramah menenangkanku. Dia menjelaskan bahwa semakin banyak bukaan maka kontraksi akan lebih sering lagi timbulnya. Sampai Isya tiba bukaan masih delapan dan ketuban belum lekas pecah. Belum ada tanda-tanda bayiku dalam perut hendak keluar padahal bu bidan memberikan perkiraan paling lama habis isya nanti.
Keadaan makin menghawatirkan. Rasa mulas makin parah dan rasa ingin mengejan makin kuat. Bubidan kemudian membelajariku cara mengejan yang baik. Sudah hampir jam sepuluhan malam ketuban tak pecah juga padahal pembukaan hampir lengkap. Aku hampir mau diinfus karena bubidan takut kondisi tubuhku akan kehabisan tenaga saat mengejan nanti tapi aku menolaknya karena aku sangat takut dengan jarum suntik. Selain itu, aku juga masih merasa kuat dan sehat. Aku sudah banyak makan roti dan minum po_ari sw__t sampai habis beberapa botol. bukan itu saja, aku juga diberikan minuman air putih dari seorang ahli spiritual agar kelahirannya lancar.
Kegelisahan mulai muncul. bu bidan membawa alat seperti gunting panjang dan sepertinya hendak memecahkan ketubanku. Namun dia tak mengatakan hal itu. dia hanya memintaku untuk sedikit menahan rasa sakit yang diakibatkan oleh tindakannya.
benar saja, ketubanku dipecahkan. Saat itu mungkin sudah jam sebelas malaman atau lebih. Bu bidanku yang ramah tiba-tiba memberikan pernyataan yang mengejutkan padaku dan suamiku. ”Nanti kalau sudah jam dua belas bayinya belum turun juga dan belum ada tanda-tanda melahirkan langsung dirujuk ke rumah sakit aja ya mas. Siapkan saja pakaian gantinya ditambah kemudian surat-surat dan kartu bpjsnya di bawa”. Suamiku mengiyakan saja. Bu bidan menjelaskan lagi mungkin aku butuh tindakan induksi yang tidak boleh dilakukan oleh bidan karena takut gagal. Pilihan terakhir adalah di cesar misalnya nanti induksinya gagal. Aku jadi sangat cemas berharap bayiku lekas lahir. namun apalah daya, Sang Kuasa berkehendak lain. Minggu telah berlalu berganti senin. jam dua belas malam keponakanku pulang mengambil surat yang telah kupersiapkan beserta baju ganti tambahan. Suami dari bu bidanjuga menyiapkan mobilnya untum mengantarkanku ke rumah sakit dengan jarak sekitar satu jam lamanya.
Pukul 00.30 wib aku dibawa berangkat ke rumah sakit. di dalam mobil aku merebahkan badan dipangkuan suamiku dengan lunglai dan terus menahan kontraksi akib menjadi-jadi sambil mengejan tiap kontraksi tiba.     Sepertinya suami bu bidan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. aku tak peduli, rasanya aku ingin segera sampai rumah sakit. Terlintas pikiran buruk di bayanganku bagaimana bila aku melahirkan ditengah jalan atau bagaimana kalau aku meninggal dalam perjuangan hendak melahirkan seorang anak. Astagfirullah. Aku buang pikiran buruk itu jauh-jauh.
Tak terasa satu jam berlalu sampailah aku di gerbang rumah sakit. pikiran buruk lain mengusikku. Rasanya sangat kecewa sekali andai aku berakhir pada meja operasi sesar. perjuanganku merasakan kontraksi sia-sia saja. Namun apalah daya aku hanya memasrahkan diri pada sang Ilahi karena Dialah yang memberiku rasa sakit dan Dia pulalah yang akan menyembuhkanku.
Aku sudah tak mampu berjalan lagi rasanya. Turun dari mobil, aku langsung disambut ranjang beroda. Suamiku menggotonku dengan tergopong-gopong untuk meletakkanku   pada ranjang tersebut dan segeralah petugas serta suamiku mendorongku ke dalam ruang persalinan.
Sungguh rasa yang luar biasa, aku tak mampu menahan hasrat dari tubuh untuk mengejan. Namun saat itu, bidan jaga masih sibuk mengurus administrasi dengan menanyaiku terus menerus juga suamiku tanpa memberikan tindakan pertolongan terlebih dahulu (sungguh miris sistem rumah sakit di Indonesia: bukannya segera menolong pasien, tapi justru mementingkan administrasi. Apakah nyawa tak lebih berharga dari uang?) Sudahlah kita lupakan saja.
Setelah selesai mengurus administrasi, barulah para bidan mendekatiku yang terkapar diranjang sambil terus menahan rasa sakit. Aku dipasangkan infus, kemudian di suntik juga bagian tangan kirinya. Sementara tangan sebelah kananku di ambil sampel darahnya. Tiga jenis suntikan yang sama sekali tak terasa sakit lagi (padahal aku phobia jarum suntik). Mungkin karena ada yang lebih sakit dari itu, dan yang kubayangkan hanya berharap bayiku dapat segera normal. Tabung infusku juga diberikan suntikan. Entah cairan apa yang dimasukkan karena bidan yang bertugas tidak menjelaskannya. yang pasti memang dengan tindakan induksi. Selang beberapa saat, waktunya aku untuk mengejan sekuat tenagaku dibantu tiga bidan jaga yang adadi rumah saki tersebut dan satu bidan yang dari klinik yang merujukku. Berarti empat bidan mengelilingiku membantu proses melahirkan. Aku mengejan beberapa kali lagi dan akhirnya tangisan bayi memecahkan suasana ketegangan pada pukul dua dini hari. [ajaib] Rasa sakit sirna sudah. Berganti bahagia.        
Itulah pengalaman pertamaku yang penuh dramatisasi, melahirkan secara normal dengan induksi.

Bingung Mempertimbangkan Pilihan Program KB [Keluarga Berencana]

Aku adalah salah satunya. Merasa sangat bingung dan kesulitan untuk menentukan pilihan. Sebingung menentukan pilihan hidup saja…
Bagaimana tidak, setiap tindakan pasti ada risikonya. Sementara aku terlalu dipusingkan dan ditakutkan dengan risiko yang ada. Padahal, banyak sekali ragam yang dapat dipilih untuk program kb dari pemerintah.
Barangkali kalau hanya satu macam saja, aku tidak akan pusing. Tapi kan tidak mungkin. Pilihan yang banyak ini tentu disesuaikan dengan masyarakat yang beragam pula. Beragam keinginannya, beragam riwayat kesehatannya.
Ada kb kalender. Yang saya takutkan adalah tidak menentunya datang bulan malah salah dalam menentukan masa subur sehingga menyebabkan risiko tinggi terjadi kehamilan. Padahal ini adalah kb dengan risiko hormonal sangat kecil sekali. Jelas saja, tubuh kita tidak mendapatkan obat apa-apa.
Selanjutnya, ada kb menggunakan alat kontrasepsi seperti ko_d_m (maaf, takut dianggap vulgar). Yang saya takutkan adalah dari pihak suami sendiri menjadi kurang nyaman sehingga tidak terlalu menyetujui dengan pilihan ini. Risiko terjadinya kehamilan tetap ada, tapi tidak sebesar kb kalender.
Lalu, ada kb suntik. Kb suntik ada dua, suntik yang satu bulan dan ada yang tiga bulan sekali.
Untuk yang satu bulan sekali, katanya masih dapat menstruasi normal. Tapi yang saya pikirkan adalah berarti saya harus bolak-balik ke tempat bidan andalan setiap bulan untuk suntik kb. Sedangkan saya termasuk yang phobia jarum suntik ini malah harus sebulan sekali merasakan sakitnya. Saya rasa saya juga takut dengan pilihan ini.
Bagaimana dengan kb suntik tiga bulan sekali. Okelah hanya tiga bulan sekali merasakan sakitnya jarum suntik. Tapi yang jadi beban pikiran adalah tidak mendapat datang bulan karena memang berpengaruh pada hormonal. Saya juga jadi takut TAMBAH gemuk (ada kata ‘tambah’ karena memang pada dasarnya sudah gemuk). Bayangkan saja yang badannya kecil saja bisa gemuk, apalagi yang sudah gemuk. Bisa makin gemuk tak karuan dan kesulitan memakai baju karena semua jadi kesempitan.
Kemudian ada kb yang semacam alat dipasangkan di lengan kanan (seperti susuk) entah apa istilahnya aku kurang paham.Biasa disebut kb implan. Tentu saja saya takut dengan pilihan ini. Jarum suntim yang sekedar disuntikkan saja saya tidak berani apalagi ini. Malah dimasukkan alat lengannya. Bayangkanku ngeri sendiri dengan cara memasangnya.
Ada lagi kb spiral. Ini juga saya tidak terlalu paham. Saya takut cara memasangkannya juga. Memang sih dapat digunakan untuk kurun waktu yang lama. Tapi tetap saja harus dikontrol. Dan tetap ngeri dengan pemasangannya meskipun katanya hanya sebentar.
Itulah hal-hal yang membuat saya menjadi bingung dalam menentukan pilihan program kb sampai saat ini. Itu hanya berdasarkan dari pengetahuanku saja yang didapat dari berbagai reverensi, baik buku maupun internet, juga dari hasil bertanya dengan orang-orang yang sudah berpengalaman dalam bidang keluarga berencana. Barangkali ada yang lebih berpengalaman lagi atau mengetahui wawasan yang lebih tentang hal ini, dengan senang hati saya menerima saran (mengingat background saya memang di dunia pendidikan, bukan kesehatan). Bisa juga untuk meyakinkan diri saya memilih satu diantara berbagai macam cara pilihan kb dengan alasan yang dapat saya terima dengan lapang dada.
Tetap ingat slogan pemerintah, ‘dua anak cukup’ ✌

​Resep Sambal Oncom Terasi Pedas

Ketika di warung, ternyata stok sayuran sudah habis. Tinggal beberapa macam bahan makanan yang biasa saja. Tiba-tiba saya tertarik dengan salah satu bahan makanan yaitu oncom. Jadilah saya akan mengolah oncom menjadi makanan yang cocok disantap bersama nasi panas dan lalapan.

Bahan dan bumbu yang harus disiapkan:
4 Potong oncom ukuran lumayan besar
1 ons cabai rawit
1 buah terasi
1 butir tomat
1 siung bawang putih
1 sdt gula merah
Sepucuk sdt garam
Penyedap rasa secukupnya
Minyak goreng
Langkah-langkah:
Potong oncom menjadi kotak-kotak kecil memanjang
Haluskan bumbu: cabai, bawang putih, terasi, & tomat.
Panaskan minyak dan goreng oncom sampai kecoklatan, angkat dan tiriskan.
Panaskan minyak lagi, lalu goreng bumbu sampai harum, beri sedikit air, tambahkan penyedap rasa dan gula merah, aduk sampai meletup-letup.
Jika sudah meletup-letup, masukan oncom yang sudah digoreng tadi, aduk sebentar dan matikan api.
Sambal Oncom Terasi Pedas siap dihidangkan.

Resep Lele Berenang Kuah Santan

Kalau malam hari, biasanya di depan toko yang sudah tutup banyak sekali warung tenda berjajar berjualan makanan seperti lele, ayam, dll. Kalau bicara lele, biasanya olahannya digoreng dan makan bersama sambal terasi atau biasa disebut pecel lele. Bosan dengan olahan itu? Yuk kita variasikan menu masakan yang bisa kita olah sendiri di rumah dengan sangat mudah dan hasilnya bakal bikin nambah. Ini dia resep lele berenang kuah santan yang enak dan segar.
Bahan yang dibutuhkan:
  • Lele 1 kg (ukuran sedang agak besar biasanya sekitar 8 ekor. Ini bisa untuk santap sekeluarga)
  • minyak goreng
  • 1 butir kelapa diambil santannya
Bumbu-bumbu:
1. Bumbu untuk lumuran
  • 1 ruas jari kunyit
  • 1 ruas jari jahe
  • 5 siung bawang putih
  • 1 sdt ketumbar
  • Perasan dari 1 buah jeruk nipis ukuran besar
  • Garam
  • Merica bubuk
2. Bumbu untuk kuah santan
  • kunyit 1 ruas jari
  • Jahe 1 ruas jari
  • merica 1 sdt
  • Kemiri 3 butir
  • Cabai rawit sesuai selera
  • Bawang merah 6 siung (3 siung dihaluskan dan 3 siung lagi diiris tipis)
  • Bawang putih 3 siung
  • Garam
  • Gula putih
  • penyedap rasa
  • Lengkuas 3 cm, geprek
  • 2 buah batang serai, geprek
  • Daun jeruk 3 lembar
Langkah-langkah dalam mengolah:
  1. Bersihkan lele dengan cara membuang isi perut serta insangnya. Cuci sampai bersih.
  2. haluskan bumbu untuk lumuran
  3. lumurkan bumbu sampai merata & jangan lupa beri perasan air jeruk nipis.
  4. Diamkan sebentar sampai bumbu meresap
  5. Panaskan minyak goreng
  6. Goreng lele sampai garing
  7. Haluskan bumbu untuk kuah santan (kunyit, jahe, merica, kemiri, cabai, bawang merah dan bawang putih). Iris tipis bawang merah
  8. Panaskan sedikit minyak untuk menumis bumbu yang sudah dihaluskan tadi.
  9. tumis bumbu sampai harum.
  10. Masukkan daun jeruk, lengkuas dan batang serai.
  11. Beri air santan encer sekitar 500 ml atau lebih dari satu butir kelapa.
  12. Aduk sampai mendidih.
  13. Kecilkan api, masukkan garam, gula, dan penyedap rasa.
  14. Terakhir, masukkan lele yang sudah digoreng tadi sampai berenang dikuah santan.
  15. Beri taburang bawang goreng dan lele berenang kuah santan siap dihidangkan

​Resep Sambal Jengkol Teri

Bahan yang perlu disiapkan:
  • Jengkol yang sudah siap diolah sekitar 10 butir
  • Teri rebus satu ons
  • Tempe 1 bungkus kecil
  • Minyak goreng
Bumbu:
  • Bawang Merah 3 siung
  • Bawang Putih 2 siung
  • Caba rawit 1/2 Ons
  • Merica 1 sdt
  • Garam secukupnya
  • Penyedap rasa secukupnya
  • Kecap manis 1 sdm
Langkah-langkah dalam memasak:
  1. Potong jengkol menjadi kecil-kecil. 1 buah jengkol belah menjadi dua. Setiap belahan kira-kira diiris menjadi 5 potong kecil memanjang.
  2. Rendam teri rebus dengan air dingin. Fungsinya untuk mengurangi kadar asin.
  3. Potong-potong tempe menjadi kecil memanjang, seukuran dengan jengkol.
  4. Panaskan api, goreng tempe, jengkol dan teri secara bergantian.
  5. Sambil menunggu tempe, jengkol dan teri tadi ditiriskan, maka haluskan bumbu (bawang merah, bawang putih, merica dan cabai rawit)
  6. Panaskan api, goreng bumbu yang sudah dihaluskan sampai harum.
  7. Kecilkan api, lalu masukkan jengkol, tempe, teri ke dalam wajan aduk sebentar.
  8. Beri garam dan penyedap rasa, lalu siram dengan kecap manis.
  9. Aduk-aduk sebentar sampai bumbu meresap, lalu matikan api.
  10. Masakan siap dihidangkan dan dinikmati.

​Resep Sayur Tangkil alias Kulit Melinjo

Sudah lama rasanya tidak mencicipi masakan yang berbahan dari kulit melinjo alias tangkil. Tiba-tiba rindu ingin mengolahnya menjadi sajian makanan yang dapat menggugah selera.
Bahan yang perlu disiapkan:
  • Satu mangkuk kecil Kulit melinjo atau tangkil
  • 1/2 ons teri
  • 1 ons kecambah besar (dari kacang kedelai)
  • Minyak goreng
Bumbu-bumbu:
  • Bawang merah 3 siung
  • Bawang Putih 2 Siung
  • Cabai rawit sesuai selera
  • Lada bubuk (kalau suka)
  • Garam secukupnya
  • Gula secukupnya
  • Penyedap rasa
Langkah-langkah:
  1. Cuci bersih kulit melinjo
  2. Rendam teri dengan air hangat
  3. Cuci bersih kecambah besar
  4. Haluskan bumbu-bumbu (Bawang merah, bawang putih dan cabai)
  5. Panaskan minyak dan tumis bumbu hingga harum.
  6. Masukkan tangkil, teri, dan kecambah, dan aduk-aduk.
  7. Tambahkan sedikit air, aduk lagi.
  8. Beri garam, gula, penyedam rasa, dan juga taburi lada bubuk.
  9. Aduk lagi sampai matang.
  10. Sayur tangkil siap dihidangkan dan dinikmati.

Resep Membuat Urap dengan Mudah

Ada tradisi nih kalau selamatan orang hamil, melahirkan atau selamatan bayi, selalu disimboliskan dengan urap. Saya juga tidak tahu persis mengapa nenek moyang terdahulu membuat tradisi demikian. Baiklah, kita ikuti saja tradisi itu sebagai wujud cinta kita pada budaya Indonesia yang beragam ini.
Membuat urap atau gudangan sebenarnya sangat mudah dan dengan bumbu yang sederhana. Mari kita siapkan bahan:
  • Daun singkong 2 ikat
  • Daun bayam 2 ikat
  • Kacang panjang 2 ikat
  • Kol/kubis 1/2 kilo
  • Kecambah kecil 1 ons
  • Timun lalap 2 buah
Bumbu-bumbu:
  • Kencur 15 butir
  • Bawang putih 7 siung
  • Cabai (sesuai selera)
  • Garam secukupnya
  • Gula merah 2 butir ukuran sedang
  • Daun jeruk 4 lembar, iris tipis
  • Kelapa muda 1 butir, parut.
Langkah-langkah pengolahan:
  1. Rebus semua sayur-sayuran secara bergiliran
  2. Iris kecil-kecil mentimun
  3. Cambah/touge cukup disiram air hangat sebentar lalu tiriskan
  4. Haluskan semua bumbu menjadi satu, campur bersama irisan daun jeruk dan parutan kelapa dan bungkus dengan daun pisang atau wadah tertentu sesuai keadaan.
  5. Panaskan panci, lalu kukus bumbu sampai matang.
  6. Campurkan semua sayuran yang di telah direbus menjadi satu bersama kecambah dan mentimun.
  7. Beri bumbu yang telah dikukus tadi dan diaduk sampai rata.
Urap alias gudangan sudah jadi. Ini bisa untuk 15 orang lho bahkan lebih.

​Resep Sayur Sawi Putih Santan Segar

Adanya bahan sayuran cuma sawi putih? Diapain ya enaknya. Hmm… Dimasak santan saja. Dijamin enak.
Bahan sayuran yang disiapkan cukup sawi putih saja.
Bumbu-bumbu:
  • Santan dari 1/2 butir kelapa atau satu bungkus santan kemasan instan (sengaja bikin santan yang tidak kental)
  • Bawang merah 6 siung
  • Bawang putih 2 siung
  • Cabai rawit sesuai selera tingkat kepedasan
  • Kemiri 2 buah, sangrai
  • Kencur 7 buah
  • Garam secukupnya
  • Penyedap rasa
  • Gula putih secukupnya
Langkah-langkah:
  1. Iris sawi menjadi ukuran sedan dan rebus sebentar
  2. Goreng cabai, bawang putih, dan 3 siung bawang merah (3 siung sisanya diiris tipis)
  3. Goreng juga bawang merah yang diiris tipis sampai harum, tiriskan.
  4. Haluskan kencur bersama cabai, bawang putih dan bawang merah yang sudah digoreng dan juga kemiri
  5. Didihkan santan dengan api kecil
  6. Masukkan sawi yang sudah direbus ke dalam santan.
  7. Masukkan juga bumbu yang sudah dihaluskan
  8. Beri garam, gula putih dan penyedap rasa
  9. Masak sampai matang dan angkat.
  10. Terakhir, taburi dengan bawang goreng dan sayurnya siap dihidangkan.

​Resep Sambal Ulek Tempe Penyet

Ini adalah resep yang sangat mudah serta praktis pembuatannya. Rasanya juga nikmat menggugah selera makan. Ulek artinya dihaluskan yaa…
Bahan-bahan serta bumbu yang perlu disiapkan:
  1. Tempe 1 bungkus
  • Terasi 1 bungkus
  • Kencur 5 butir
  • Cabai rawit 1/2 ons
  •  Bawang putih 1 siung
  • Gula merah sesuai selera
  • Garam secukupnya
  • Penyedap Rasa
  • Minyak goreng
Langkah-langkah pembuatan:
  • Panaskan minyak, goreng tempe sampai matang, tiriskan
  • Goreng cabai dan bawang putih
  • Selanjutnya goreng terasi atau dibakar agar aromanya semakin menggugah selera
  • Siapkan cobek untuk mengulek semua bahan
  • Ulek kencur lalu masukkan cabai dan bawang putih, ulek lagi
  • Tambahkan terasi, ulek kemudian masukkan gula merah. Jangan lupa beri sedikit saja garam karena terasi biasanya sudah asin. Dan tambahkan penyedap rasa
  • Jika semua sudah diulek rata, baru masukkan tempe dan dipenyet-penyetkan.
Sambal Ulek Tempe Penyet siap dinikmati dengan nasi panas.

​Resep Rujak Kacang Ala anak Kos-Kosan

Resep ini mengingatkan saya saat kuliah dan satu kos dengan orang sunda. Malam hari kelaparan dan malas keluar untuk membeli makanan. Kebetulan juga, malam itu penjual mie tek-tek langganan ataupun nasi goreng keliling tidak lewat di depan kosan.
Melihat di dapur ada seikat kacang panjang yang masih segar untuk dimasak besok. Muncullah ide untuk membuat rujak kacang.
Bahan-bahan serta bumbu:
  • Kacang panjang 7 lonjor
  • Ikan asin sesuai selera
  • Minyak goreng
  • Terasi 1 bungkus
  • Bawang merah 1 siung
  • Kencur 6 butir
  • Cabai segar satu genggam
  • Garam
  • Gula
  • Penyedap Rasa
Langkah-langkah pembuatannya sangat mudah.
  1. Goreng ikan asin dan tiriskan
  2. Bakar terasi
  3. Potong kacang panjang menjadi kecil-kecil
  4. Uleg kencur, cabai, terasi, bawang merah, garam, gula dan penyedap rasa sampai halus
  5. Terakhir, masukkan potongan kacang dan uleg kasar bersama dengan bumbu dan aduk sampai rata.
Rujak Kacang siap dinikmati bersama ikan asin goreng dan nasi panas yang baru saja keluar dari rice cooker.
Lebih nikmat bila makan bersama teman-teman kosan. Pedesnya nampol bikin nambah terus.

Resep Seblak ala Rumahan

Melihat kuliner bandung yang sedang hits saat ini, ingin rasanya mencoba untuk membuat sendiri di rumah. Alasannya sederhana, yakni karena rumah saja jauh dari bandung. Saya tinggal di lampung. Sungguh jauh sekali bukan? Sudah beda pulau.
Baiklah, karena hal tersebut akhirnya saya memutuskan untuk membuat sendiri di rumah dengan berbekal pengetahuan saya dari televisi yang banyak menayangkan kuliner bandung yang satu ini.
Bahan yang perlu disiapkan:
  • Kerupuk kanji satu genggam
  • Sosis 2 buah
  • Bakso 5 buah
  • Telur 1 buah
  • Daun bawang 3 helai
  • Seledri 3 helai
  • Margarin/ minyak goreng
Bumbu:
  • Kencur 5 butir
  • Kemiri 1 butir
  • Cabai rawit sesuai selera
  • bawang merah 2siung
  • Bawang putih 1 siung
  • Garam
  • Penyedap rasa
  • Kecap Manis
Toping:
  • 1 buah tomat, iris bulat
  • 1/2 dari buah mentimun iris agak kecil
  •  bawang goreng secukupnya, untuk taburan
Langkah-langkah pembuatan:
  1. Panaskan 2 gelas air. Beri 1/2 sdm margarin/ minyak goreng kedalamnya. Fungsinya agar nantinya kerupuk tidak lengket satu sama lain
  2. Jika sudah panas, rebus kerupuk sampai lumer
  3. Iris tipis bakso dan sosis
  4. Iris tipis juga seledri dan daun bawang
  5. Haluskan bumbu (Kencur, kemiri, bawang merah, bawang putih dan cabai)
  6. Tiriskan dulu kerupuk yang sudah direbus sampai lumer
  7. Panaskan margarin/minyak goreng dan goreng bumbu yang sudah dihaluskan sampai harum
  8. Masukkan bakso dan sosis
  9. Masukkan juga kerupuk yang sudah ditiriskan
  10. Aduk sebentar kemudian ceplok telur dan aduk kembali dengan di orek-orek.
  11. Beri sedikit air
  12. Masukkan seledri dan daun bawang, aduk kembali sampai air menyusut dan mengental
  13. Kecilkan api dan beri garam dan penyedap rasa
  14. Terakhir tambahkan kecap manis, aduk sebentar dan matikan api.
 Seblak siap dihidangkan di piring/mangkuk dengan diberi timun, tomat dan taburan bawang goreng. Makan selagi hangat.